Sadar Covid-19 Melalui Kegiatan Momentum Sumpah Pemuda

I Dewa Made Suka
I Dewa Made Suka, SH., M.Pd.H, Pernah menjadi kontributor koran TOKOH, sekarang menjadi Widyaiswara pada Perwakilan BKKBN Provinsi Bali. Pendidikan Strata I, pada Fakultas Hukum Unud, Strata II di IHDN Denpasar.
Konten dari Pengguna
29 Oktober 2020 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari I Dewa Made Suka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ikrar
92 tahun yang lalu, tepatnya 28 Oktober 1928, sejarah mencatat sebuah peristiwa heroik, yang tidak akan pernah dilupakan oleh elemen bangsa sampai kapanpun. Masyarakat Indonesia yang dimotori para pemuda melakukan ikrar bersama, melakukan sumpah, bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia serta berbahasa yang satu bahasa Indonesia. Tercatat, pemuda pemberani yang berikrar adalah M. Yamin, Sugondo Djojopuspito, Amir Sjarifuddin, Johanes Leimena, dan WR Soepratman. Mereka berjuang dengan gigih demi mempersatukan masyarakat Indonesis sebagai Bangsa beradab yang diakui dunia. Ikrar tersebut merupakan kritalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita dan tujuan berdirinya negara Indonesia.
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo pada akun instagramnya, mengajak para pemuda untuk mengingat kembali peristiwa masa lalu yang menjadi cikal-bakal Hari Sumpah Pemuda yang diperingati pada, Rabu 28 Oktober 2020. Mereka melupakan perbedaan, mengumandangkan ikrar bersama, seraya menganyam impian tentang Indonesia yang bertananh air, berbangsa dan berbahasa yang satu : Indonesia.
Genre (Generasi Berencana)
Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda tahun ini, Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, melakukan kegiatan momentum di sembilan Kabupaten/Kota di Bali dengan menggandeng Forum Genre Provinsi Bali. Dua kegiatan pokok yang dilakukan adalah virtual penerapan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) dan melakukan penyuluhan Dampak Covid-19 serta membagikan tong sampah serta seminar kit untuk remaja. Tong sampah dan seminar kit tersebut, bersifat stimulus, untuk mengingatkan pentingnya melakukan gerakan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dari keluarga. Masyarakat yang bersih dan sehat, berasal dari keluarga yang bersih dan sehat juga. Perilaku bersih sehat yang dipadukan dengan penerapan protokol kesehatan secara integratif, akan menghindarkan remaja dari keterpaparan covid-19.
ADVERTISEMENT
Data yang diambil dari situs Covid.19.go.id, menunjukkan terjadinya penambahan kasus sebanyak 3.520, sehingga kasus Covid-19 menjadi 396.454 pada tanggal 27 Oktober 2020. Terdapat pasien sembuh dengan penambahan mencapai 4.576 pasien. Sehingga total pasien yang sembuh sejak awal pandemi mencapai 322.248 orang. Sementara pasien Covid-19 yang meninggal sudah mencapai 13.512 orang.
Saatnya kita mengajak seluruh lapisan masyarakat agar berperan aktif, menangani penyebaran Covid-19 ini, baik organisasi pemerintah maupun non pemerintah (ornop), organisasi kemasyarakatan, keluarga dewasa, remaja melalui kelompok Genre di sekolah dan masyarakat, maupun bersama Forum Genre Provinsi.
salah satu sudut kegiatan Go Green Go Genre di Desa Bonyoh, Kintamani pada 28/10/2020
Menurut Wikipedia, genre merupakan istilah serapan untuk ragam, yaitu pembagian suatu bentuk seni atau tutur tertentu menurut kreteria yang sesuai untuk bentuk tersebut. Dalam semua jenis seni, genre adalah suatu kategorisasi tanpa batas-batas yang jelas.
ADVERTISEMENT
Sedangkan menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Genre merupakan istilah yang ramah remaja dan merupakan kepanjangan dari generasi berencana. Tujuan program Genre adalah melakukan edukasi dan pemberian informasi kepada remaja Indonesia agar mengambil sikap dalam perencanaan kehidupannya. Kapan sekolah, kapan menikah, berapa punya anak, bagaimana membangun ekonomi dan bagaimana menjalani kehidupan berkeluarga, semua hendaknya direncakan. Saatnya yang muda yang berencana dengan tag line berencana itu keren.
Menurut Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo, Kependudukan, Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi dan pembangunan remaja, merupakan tugas dari BKKBN. Maka, salah satu edukasi terhadap remaja adalah agar menikah di usia yang ideal. 21 tahun untuk remaja putri dan 25 tahun untuk laki-laki. Dengan menjadi remaja genre, seorang remaja akan mengisi waktu sebaik-baiknya. Melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Mengisi hidupnya dengan rupa-rupa talenta. Bersikap positif dan taat beribadah. Serta mengembangkan karier untuk memperkuat ekonomi keluarga.
ADVERTISEMENT
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), dengan berdasar kepada proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035, jumlah remaja dalam kelompok umur 10-24 tahun mencapai lebih dari 67 juta jiwa yang terdiri atas remaja perempuan sekitar 34 juta lebih dan remaja laki-laki sekitar 32 juta lebih. Tentu merupakan potensi luar biasa apabila dapat diberdayakan secara optimal.
Remaja sebagai pilar penting pembangunan, pasti menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanan hidupnya. Misalnya, seks bebas, narkoba, infeksi menular seksual, (IMS) dan HIV/AIDS, serta pandemi Covid-19 yang sangat mendesak perlu penanganan lebih intens bersama remaja. Remaja adalah kelompok rentan yang sedang berada pada masa peralihan. Rasa ingin tahunya yang tinggi, suka coba-coba, kompromistis terhadap perkembangan teknologi, ingin diakui, suka berkumpul untuk memperlihatkan identitas dirinya.
ADVERTISEMENT
Diperlukan perubahan perilaku yang mendasar bagi remaja agar terhindar dari Covid-19, dengan cara mengurangi kegiatan kumpul-kumpul, membuat hiburan yang menghadirkan orang banyak, serta melakukan kegiatan belajar secara daring. Dengan demikian, remaja akan dapat melewati lima transisi kehidupannya, yaitu memperhatikan pola hidup sehat, merencanakan Pendidikan, mengembangkan karier, punya value di masyarakat dan bisa merencanakan kehidupan berkeluarga.
Tentang peran remaja atau generasi muda dalam pembangunan, kita diingatkan kembali akan pernyataan Bung Karno, “beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia”. Semangat ini relevan dengan tema tahun ini, "Sumpah Pemuda : Bersatu dan Bangkit"