Megap-Megap Pertahanan Media Cetak di Era Digitalisasi

Dewi Aspara
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
26 April 2023 15:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dewi Aspara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi senjakala media cetak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi senjakala media cetak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perkembangan dunia digitalisasi membawa dampak bagi berbagai sektor tak terkecuali dunia media massa. Yang mana mengubah ranahnya dari sebuah informasi berbentuk cetak menjadi digital atau daring.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana dengan eksistensi media cetak di masyarakat saat ini?
Pada 2021 Dewan Pers mengungkap ada tambahan 374 perusahaan media yang diverifikasi. Hingga akhir 2021, totalnya mencapai hampir 1.700-an perusahaan media di seluruh Indonesia yang terdata Dewan Pers.
Dewan Pers menargetkan akan semakin banyak perusahaan media yang akan terverifikasi pada 2022 silam. Jumlah tersebut diperkirakaan akan mencapai 450 perusahaan media yang harus secara administratif maupun faktual.
Meski begitu, tercatat perusahaan yang terverifikasi tersebut mayoritasnya adalah media online. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan perusahaan media cetak yang mengalami kemerosotan bahkan terpaksa gulung tikar.
Kejadian tersebut dikarenakan gaya hidup masyarakat yang banyak menggunakan media sosial. Belum lagi dengan angka pembaca masyarakat Indonesia yang terbilang sangat rendah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, media cetak bersifat terbatas pada lokasi tertentu, sedangkan media online dapat diakses kapan dan di mana saja. Media cetak juga membutuhkan biaya produksi yang cukup sedangkan media online dapat lebih murah bahkan dapat diakses gratis.
Media cetak menuntut penggunanya untuk melek agar dapat membaca, sedangkan pengguna media elektronik tidak hanya dapat membaca, tetapi mendengarkan dan menonton konten dalam bentuk video dan gambar.
Konten media online juga sangat mudah diperbarui dan disunting bahkan setelah diterbitkan, sedangkan konten media cetak menjadi kaku dan sulit diperbaiki apabila sudah dipublikasikan.
Kendati demikian, media cetak tetap mampu mempertahankan eksistensinya dengan memberikan ulasan berita secara lengkap (in depth) dengan sudut pandang yang berkredibel. Karena media cetak memiliki waktu lebih sebelum dipublikasikan.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan media online yang bersifat cepat, sehingga berita dapat dimuat menjadi beberapa judul yang berbeda. Media cetak juga memiliki strategi dengan mempertimbangkan desain tata letak dan gambar yang dibuat menarik, terkadang dapat berupa karikatur ataupun infografik.
Tak hanya itu, value media cetak lainnya adalah tidak ditemukan berita bohong (hoaks) apalagi yang bersifat clickbait. Karena media cetak masih menerapkan kaidah penulisan jurnalistik yang formal.