Konten dari Pengguna

Ekspor Kopi Sumsel: Potensi Peluang Baru di Pasar Global

Dewi Indah
Bachelor's degree Resource and Environmental Economics, with a focus on agricultural economics. Currently pursuing a master's degree in agricultural economics at IPB University.
11 November 2024 12:20 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dewi Indah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
kopi, salah satu komoditas ekspor Indonesia. (Sumber: foto pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
kopi, salah satu komoditas ekspor Indonesia. (Sumber: foto pribadi)
ADVERTISEMENT
Provinsi Sumatera Selatan, salah satu provinsi yang kental dengan perkebunannya, kini menaruh perhatian lebih di dunia pertanian, khususnya dalam produksi kopi. Jika daerah timur Indonesia terkenal sebagai penikmat senja dan kopi arabika, maka di bagian barat, ada Provinsi Sumatera Selatan dengan kopi robusta khasnya. Tak heran jika provinsi ini dikenal menjadi produsen utama kopi robusta Indonesia.
ADVERTISEMENT
Disadur dari data Statistik Kopi Indonesia, pada tahun 2022 Provinsi Sumatera Selatan berkontribusi paling tinggi sebesar 26,85% dari total produksi kopi Indonesia. Menyusul setelahnya adalah Provinsi Lampung sebesar 14,68% dan Provinsi Sumatera Utara sebesar 11,16%. Jika dituliskan dalam bentuk angka, Sumatera Selatan menghasilkan produksi sebesar 208,04 ribu ton dari total produksi Indonesia sebesar 774,96 ribu ton.
Selain produksi yang baik, trend kopi saat ini pun juga berubah dari yang dahulu hanya menjadi kebutuhan atau selingan namun saat ini kpi menjadi kebutuhan utama baik saat sarapan, makan siang, hingga makan malam. Perubahan trend ini menyebabkan penikmat kopi semakin besar sehingga peluang pasar semakin terbuka.
Dalam roadmap kopi hingga tahun 2026 yang dirilis Kementerian Pertanian, produksi kopi Indonesia sepanjang tahun 2024 - 2026 diprediksi cenderung stagnan. Namun, ekspor bersih kopi Indonesia akan terus meningkat hingga mencapai 427 ribu ton atau lebih dari setengah produksi kopi pada tahun 2026.
ADVERTISEMENT
Namun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022 Lampung menjadi provinsi dengan nilai ekspor terbesar Indonesia dengan kontribusi hingga 47,2 dari total nilai ekspor kopi nasional. Kontribusi tersebut disusul dengan Sumatera Utara yang berada di urutan kedua lalu diikuti dengan Jawa Timur, Aceh, dan Jawa Tengah sebagai provinsi ekspor kopi Indonesia.
Dalam data tersebut menunjukkan bahwa Pulau Sumatera menjadi daerah yang berkontribusi besar dalam ekspor kopi nasional. Namun, tidak terlihat Provinsi Sumatera Selatan yang menjadi produsen utama kopi mampu meluaskan pasar kopi hingga global. Maka dari sini timbullah pertanyaan mengapa Sumatera Selatan dengan produksi kopi terbesar di Indonesia namun belum mampu menghadirkan ekspor dan kalah bersaing dengan Provinsi Lampung? Kemanakah rantai produksi dari kopi Sumatera Selatan ini?
ADVERTISEMENT
Dari pertanyaan tersebut, perlu adanya proyeksi bagi Pemprov untuk memperluas pasar ekspor sehingga mampu bersaing dengan provinsi lainnya. Roadmap yang dibentuk Kementan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumsi domestik dan ekspor. Hal ini merupakan rencana strategi agar dapat menentukan kebutuhan produksi sesuai lahan yang tersedia dengan berbagai strategi ekstensifikasi, intensifikasi ataupun keduanya.
Berdasarkan roadmap tersebut, produksi kopi Sumasel yang tinggi membuka peluang yang baik untuk pasar global. Adanya potensi ekspor tersebut membuka peluang bagi kopi Sumsel untuk terus mengembangkan industri pengolahan kopi. Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang merupakan potensi bahan baku kopi harus didukung dengan paasar yang besar.
Untuk itu, perlu adanya strategi dalam proses hilirisasi agar produk kopi memiliki nilai tambah. Karena seharusnya, pasar ekspor selain mengutamakan jumlah produksi dan kualitas, namun juga harus memikirkan bagaimana keberlanjutan produksi.
ADVERTISEMENT
Pembenahan tata niaga produksi dari hulu ke hilir perlu dikaji lebih dalam agar status sebagai produsen kopi utama Indonesia tetap dipertahankan sehingga dapat berkontribusi dalam pergerakan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan dan Indonesia. Upaya yang telah dilakukan pemerintah salah satunya adalah terkait branding kopi.
Pada pertengahan tahun 2024 silam, Pemprov Sumsel bersama Kadin Sumsel resmi launching brand Kopi Sumsel. Salah satu harapan dari peluncuran nama ini adalah agar nama kopi yang berasal dari Sumatera Selatan dapat dikenal dunia dan mancanegara. Selain perilisan brand Kopi Sumsel tersebut, saat ini Pemprov berupaya aktif mengikuti berbagai event kopi dunia dengan mengangkat nama Kopi Sumsel, salah satunya adalah event Kopi Sumsel yang diadakan di Korea Selatan pada pertengahan tahun 2024 silam.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dalam kunjungan Pemprov ke Oku Selatan yang menjadi daerah penghasil kopi terbesar di Sumatera Selatan, Elen Setiadi selaku Pj Gubernur Sumatera Selatan menyikapi bahwa strategi yang perlu dilakukan bagi para petani kopi ialah membangun kolaborasi bersama badan usaha milik negara untuk menjaga stabilitas Supply dan Demand pasar kopi.
Salah satu pencapaian gemilang yang berhasil diraih pada Bulan September, 2024 ini adalah Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui tim Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Sumatera Selatan secara langsung memberikan fasilitas ekspor perdana biji kopi Kota Pagaralam melalui pelabuhan Boom Baru Palembang menuju pasar Malaysia.
Dari momen tersebut, kita ketahui bahwa salah satu permasalahan bahwa Sumatera Selatan belum mampu melakukan mandiri ekspor karena terhalang dari lokasi pengiriman. Dimana sebelumnya ekspor kopi dilakukan melalui pelabuhan di luar Sumatera Selatan.
ADVERTISEMENT
Ekspor perdana ini merupakan langkah penting untuk mengenalkan biji kopi Sumatera Selatan ke pasar Malaysia terlebih pengeluaran tersebut langsung dari pelabuhan provinsi. Total kopi robusta yang dikirim ke Malaysia mencapai 19,8 ton dengan standar defect maksimum 80. Nilai ini merupakan nilai yang sangat baik untuk ukuran perdana ekspor.
Proses ekspor kopi perdana tersebut memberikan peluang besar bagi petani dan pegiat kopi Sumsel untuk memperkuat posisi Sumatera Selatan sebagai penghasil kopi unggulan di pasar internasional. Dengan potensi ekspor yang terbuka, langkah positif untuk perkembangan industri kopi lokal menjadi lebih berkembang dan Provinsi Sumatera Selatan siap menjadi salah satu sentra kopi terkemuka di Indonesia.