Keindahan Tersembunyi di Bumi Pacitan

Dewi Komalasari
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
11 Juli 2021 14:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dewi Komalasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hawa yang sejuk menyambut kedatangan kami di kampung halaman ayahku Pacitan setelah melalui perjalanan kurang lebih sembilan jam. Perjalananku bersama keluarga dalam rangka merayakan Lebaran Idulfitri. Selain itu, kami juga memutuskan untuk berlibur ke salah satu pantai yang sangat terkenal di Pacitan yaitu Pantai Klayar.
suasana perjalanan menuju pantai, sumber foto : dok pribadi
Sepanjang jalan menuju pantai kami melewati jalan yang berbelok tajam dengan tanjakan dan turunan yang ekstrem. Kami juga disambut keindahan pemandangan bukit dan lembah yang hijau.
Pemandangan Indah pantai klayar, Pacitan sumber foto : dok pribadi
Pacitan memiliki banyak pantai yang indah. Salah satunya Pantai Klayar Pacitan yang memiliki banyak keindahan alam yang memesona. Pantai klayar terdapat batu karang raksasa yang menyerupai sphinx, air mancur alami setinggi 10 meter, hamparan pasir putih dan bebatuan yang berbentuk unik hingga seruling laut.
ADVERTISEMENT
Warna air laut yang masih jernih dan ombak yang cukup besar. Angin berderu kencang serta hamparan pasir putih yang membentang dengan ombak sejernih kristal memecah di bibir pantai, diapit dengan kedua bukit karang di sisi kanan dan kirinya aku berjalan-jalan di pinggir pantai ini sambil menikmati alam yang sangat cantik ini.
Pemandangan air laut Pantai Klayar, sumber : dok pribadi
Tak henti-hentinya aku merasa takjub atas keindahan panoramanya. Pesona eksotisnya berupa deburan ombak dan pemandangan di sekitar pantai. Hembusan angin yang memberikan kesejukan dan rasa damai. Tak ada orang yang berwajah suram di sini, semua tertawa lebar, merasakan kebahagiaan berada di tempat seindah ini.
Tak terasa sudah berjam-jam kami bermain di pantai ini. Kami segera mengisi perut yang sudah meronta-ronta untuk diisi. Kami duduk lesehan di tepi pantai dengan alas yang kami bawa sambil memandangi deburan ombak dan orang-orang yang sedang menikmati indahnya pemandangan yang telah tuhan berikan.
ADVERTISEMENT
Tak terasa matahari semakin pergi meninggalkan kami, semakin menambah keindahan dari pantai yang penuh cerita ini. Akhirnya dengan berat hati kami memutuskan untuk pulang dengan meninggalkan jejak langkah dalam pasir putihnya yang penuh kenangan ini.
Dewi Komalasari
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta