Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Perilaku Hedonisme menjelang Hari Raya Idul Fitri dalam Perspektif Hukum Islam
20 Maret 2024 6:31 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Dewi puspita sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya mayoritas beragama islam , dimana ada hari besar yang akan dirayakan dengan meriah dan kesibukan yang tinggi . baik dari kalangan muda sampai yang tua hampir semua ikut menyibukkan diri menghadapi hari raya ini . satu bulan sebelum hari raya ini kaum muslim akan melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan penuh dimana seseorang akan menahan lapar,haus dan nafsu dari sebelum terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari .
ADVERTISEMENT
Idul fitri diartikan hari kemenangan bagi umat muslim , karena dianggap bahwa kaum muslimin mampu menahan diri selama satu bulan penuh mengendalikan diri agar tidak melakukan hal hal yang membatalkan puasa , merayakan hari kemenangan karena berhasil mengalahkan diri sendiri selama satu bulan .(sumber:eprints.uinsaizu.ac.id)
Tidak hanya umat muslim saja yang disibukkan dengan idul fitri ,hampir semua orang secara tidak lansung juga ikut melakukan hal tersebut . hari raya idul fitri dijadikan sebagai wadah untuk silahturahmi antar warganya dan juga kerabat kerabat . sebagai bentuk rasa syukur banyak masyarakat yang merayakan hal tersebut dengan bagi bagi uang jajan kepada saudara dan kerabat .
Alih alih khusyuk menangis tersedu sedu di sela sujud malam , namun sebagian dari mereka justru merayakan hal ini dengan pesta hedonik . bisa ditunjukkan fenomena ini banyak masyarakat yang memberikan bingkisan lebaran (THR) , membeli banyak baju lebaran, menyewa mobil untuk keperluan piknik atau mudik (pulang kampung) sehingga terkesan bahwa orang yang mudik tersebut sukses diperantauan .
ADVERTISEMENT
Hal ini tidak bisa dipungkiri karena hal ini telah mendarah daging dari dahulu sudah dijadikan sebagai tradisi , banyak masyarakat yang harus mengeluarkan uang lebih demi memenuhi perilaku konsumtif menjelang lebaran tersebut . dan biasanya pada bulan ramdahan banyak barang – barang maupun yang mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi , karena hal ini biasanya tak sedikit orang yang akhirnya berhutang kepada teman , menggadaikan barang berharga , memakai tabungan dan lain sebagainya semata mata hanya untuk memenuhi tradisi serba ada da serba baru di saat idul fitri .
Tidak berhenti disitu ,dalam upaya merayakn idul fitri banyak masyarakat menjadikan sebagai kesempatan untuk memiliki hal-hal baru dengan berburu kemegahan melalui busana dan aksesorisnya yang serba baru . bahkan mereka rela membeli busana dan aksesoris tersebut jauh-jauh sebelum hari raya idul fitri , mereka rela berdesak-desakan untuk mendapatkan baju yang diinginkan alih-alih bulan ramadhan memperbanyak amalan ibadah kesempatan ini malah digunakan untuk berbondong-bondong berburu baju lebaran .
ADVERTISEMENT
Dalam ajaran islam sudah diperintahkan untuk selalu hidup sederhana , dan tidak berperilaku boros , berlebih-lebihan dan pesta pora . kaidah dan aturan dalam berkonsumsi dalam ekonomi islam yaitu menganut paham kesederhanaan dan keseimbangan dalam berbagai aspek . sikap berlebihan dan boros juga dilarang dalam etika berkonsumsi dalam hukum islam , bukan untuk mengajak kepada kebathilan dan kikir namun mengajak pada konsep keseimbangan .
Allah SWT melarang perbuatan israf atau pemborosan dalam surah Asy-Syuara ayat 150-152 yang berbunyi :
فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ ۚ , وَلَا تُطِيْعُوْٓا اَمْرَ الْمُسْرِفِيْنَ ۙ , الَّذِيْنَ يُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ وَلَا يُصْلِحُوْنَ
Artinya: Maka, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (150) Janganlah mengikuti perintah orang-orang yang melampaui batas. (151) (Mereka) yang berbuat kerusakan di bumi dan tidak melakukan perbaikan." (152).(sumber:https://tafsirweb.com/6560-surat-asy-syuara-ayat-150.html)
ADVERTISEMENT
Memakai barang atau sesuatu hal dengan melampaui batas ,menghambur-hamburkan harta untuk hal yang tidak priotritas , berlebihan dan bermewah-mewahan dalam berbelanja adalah perilaku boros yang dilarang dalam islam atau disebut dengan israf .
Hari raya idul fitri adalah Kembali pada yang suci , bukan hanya itu idul fitri adalah sebagai bentuk ungkapan rasa Syukur kepada Allah Swt atas kemenangan yang diperoleh setelah menjalankan ibadah puasa . sebagai bentuk rasa Syukur tersebut kita merayakannya tidak harus dengan bermewah-mewahan ataupun bermegah-megahan karena dalam islam kita diajarkan untuk senantiasa berperilaku sederhana di semua Tindakan, baik sikap maupun amalnya .(sumber:https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/makna-idul-fitri-dan-tradisi-uniknya-di-indonesia)
Dewi Puspita Sari , Mahasiswa Perbankan Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta.
ADVERTISEMENT