Ada Jutaan Hektare Lahan Potensial, RI Bisa Jadi Raksasa Pangan Dunia

5 Juni 2017 11:50 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menyiapkan padi yang akan ditanam. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Indonesia punya banyak lahan tanam yang belum dimanfaatkan, di antaranya lahan tadah hujan. Dengan memanfaatkan potensi lahan ini, bisa menambah waktu panen para petani Indonesia sehingga tidak menutup kemungkinan Indonesia bisa jadi lumbung pangan dunia.
ADVERTISEMENT
"Ada dua raksasa yang kami ingin bangunkan, satu raksasa Indonesia adalah tanah tadah hujan, 4 juta hektare. Kalau ini kita bangunkan bisa paling tiga kali panen. Petani bisa kita dapatkan Rp 150 triliun - Rp 200 triliun pendapatan," ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Kementerian Pertanian, Ragunan Jakarta Selatan, Senin (5/6).
Selain itu juga, ada lahan rawa-rawa di Indonesia yang harus dimaksimalkan agar bisa lebih cepat untuk mengejar target menjadi lumbung pangan dunia.
"Kedua ada rawa-rawa, 21 juta hektare. Kalau ini dibangunkan kita jadi raksasa pangan di dunia," jelasnya.
Petani padi di sawah. (Foto: Wikimedia/Delso)
Dengan memanfaatkan kedua potensi tersebut, Amran optimistis bisa mencapai swasembada bawang putih pada tahun 2020 mendatang.
ADVERTISEMENT
"Bawang karena bergejolak ada hikmahnya, harusnya kita swasembada rencana grand desainnya itu 2033, tapi kita lompat Insyaallah tahun 2019, paling lambat 2020 sudah swasembada. Kita percepat 13 tahun," jelas Amran.
Amran mengatakan, salah satu upaya untuk dapat mencapai itu ialah dengan menyediakan luas tanam sebanyak 60 ribu hektar.
"Hanya butuh 60 ribu hektar, lahan sudah swasembada, padi, jagung 21 juta hektar. Artinya apa? Teman-teman di ruangan ini merem saja bangun kembali sudah swasembada. Pasti bisa, rumusnya tanam bawang, bukan diputar kiri-kanan," tambahnya.
Amran mengatakan, selain mengoptimalkan lahan, momen melambungnya harga bawang putih juga patut dijadikan semangat bagi para petani dan pemerintah untuk bisa menanam bawang putih di negeri sendiri, hal tersebut untuk mendukung kesejahteraan para petani.
ADVERTISEMENT
"Bawang putih impor 90 persen, 500 ribu ton, total nilainya Rp 20 triliun. Kalau kita selesaikan 60 ribu hektar, Rp 20 triliun devisa bisa kita selamatkan, dan pendapatan petani kita selamatkan juga," tukas Amran.