Antisipasi Mudik Lebaran, Pertamina Tambah Stok BBM

22 Mei 2017 13:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Konpers kesiapan bbm dan elpiji jelang ramadhan (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers kesiapan bbm dan elpiji jelang ramadhan (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Pertamina memastikan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) selama Ramadhan dan Idul Fitri 2017 aman. Direktur Pemasaran Pertamina Muchamad Iskandar mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi hal tersebut dengan menambah stok BBM.
ADVERTISEMENT
Iskandar mengatakan, Pertamina menambah stok Premium mencapai 40.142 kiloliter per hari atau naik 5 persen dari rata-rata konsumsi harian normal yang mencapai 38.231 kiloliter per hari.
Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan tahun lalu, di mana pada tahun lalu Pertamina justru mengurangi stoknya mencapai 7 persen selama Ramdhan dan Idul Fitri.
"Kami melihat peningkatan konsumsi BBM masa satgas Idul Fitri kami lihat Premium turun 7 persen tahun lalu karena ada fenomena masyarakat yang bergeser ke produk yang lebih bagus yakni Pertalite dan Pertamax," ujar Iskandar di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (22/5).
Sementara untuk Pertalite, Pertamina menambah stok mencapai 45.135 kilo liter per hari atau naik 15 persen dari rata-rata konsumsi harian normal yang mencapai 39.248 kiloliter per hari.
ADVERTISEMENT
Adapun untuk Pertamax, Pertamina menambah stok mencapai 19.147 kiloliter per hari atau naik 10 persen dari rata-rata konsumsi harian normal yang hanya 17.407 kiloliter per hari.
Sedangkan untuk avtur, Pertamina menambah stok hingga 6 persen dari rata-rata konsumsi normal menjadi 14.992 kiloliter per hari. Stok Pertamina Dex juga ditambah 10 persen menjadi 500 kiloliter, Kerosene ditambah 3 persen menjadi 1.657 kiloliter, elpiji ditambah 8 persen menjadi 23.980 kiloliter, dan Dexlite ditambah 10 persen menjadi 842 kiloliter.
Sedangkan untuk solar/bio Pertamina mengurangi 9 persen stok selama Ramdhan dan Lebaran menjadi 32.541 kiloliter.
"Karena kami lihat kalau Puasa dan Lebaran itu ada pelarangan truk-truk di wilayah tertentu ya, jadi pasti kami kurangi angkanya," kata dia.
ADVERTISEMENT
Petugas menuang BBM di tangki penyimpang. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menuang BBM di tangki penyimpang. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Iskandar juga mengatakan, wilayah yang diprediksi cukup signifikan kenaikan konsumsinya yakni Jawa Tengah, sebesar 25,8-26 persen dari rata-rata konsumsi harian normal. Kedua, yakni Sumatera Barat, dengan kenaikan 22,7 persne dari konsumsi harian normal.
"Di sana prediksi kami masih akan terjadi hiruk-pikuk kemacetan dari arus mudik di Jawa Tengah, baru nanti membaur ke Jawa Timur, Jawa Barat. Penumpukan jalur mudik akan terjadi di Jateng, sehingga kami antispasi peningkatan yang cukup besar," paparnya.
Selanjutnya, di Lampung juga diprediksi mengalami kenaikan konsumsi sebesar 17 persen dari konsumsi harian normal. Selanjutnya yakni Jawa Timur, kenaikan sebesar 11 persen.
"Jawa Timur naiknya tidak terlalu signifikan sekitar 11 persen, walaupun hiruk pikuk kemacetan terjadi, tapi pendek jaraknya, sehingga tidak memerlukan konsumsi BBM yang signifikan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT