Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Dolar AS Lengser dari Rp 13.300, Amati Pergerakan Rupiah Hari Ini
5 Juni 2017 9:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip data perdagangan Reuters, Senin (5/6), dolar AS dibuka di Rp 13.303. Dolar AS terus turun dan mencapai level terendahnya di Rp 13.285.
Hingga pukul 9.37 WIB, dolar AS bertengger di posisi Rp 13.290.
Secara year to date (ytd) atau dari awal tahun hingga saat ini, dolar AS masih melemah terhadap rupiah sebesar 1,35 persen.
[Baca Juga: IHSG Menguat, Berikut Menu Saham Pilihan ]
Rupiah Sepekan Lalu
Binaartha Sekuritas dalam risetnya menyebutkan, pergerakan nilai tukar rupiah di pekan kemarin kembali mengalami pelemahan seiring minimnya sentimen positif dalam negeri dan terimbas kenaikan laju USD serta mulai pudarnya sentimen dari kenaikan rating S&P.
Adapun nilai tukar rupiah melemah -0,05 persen. Di pekan kemarin, laju rupiah sempat melemah ke level Rp 13.344 atau di bawah dari pekan sebelumnya di Rp 13.333. Sementara level tertinggi yang dicapai di angka Rp 13.294 di bawah level high sebelumnya di Rp 13.261.Laju rupiah di pekan kemarin bergerak di bawah target support Rp 13.342 dan resisten Rp 13.285.
ADVERTISEMENT
Laju rupiah bergerak seirama dengan IHSG di awal pekan di mana cenderung melemah pasca terjadinya kenaikan di akhir pekan sebelumnya. Meningkatnya laju USD seiring respons positif atas rilis pertumbuhan GDP QoQ AS yang di atas perkiraan meski angka tersebut masih lebih rendah dari periode sebelumnya. Begitupun dengan GDP price index yang juga menguat mendorong penguatan laju USD. Di sisi lain, masih minimnya sentimen positif dari dalam negeri membuat laju rupiah berkurang daya dorongnya sehingga cenderung melemah.
Pelemahan pada EUR memberikan dampak negatif pada pergerakan laju rupiah yang kembali melanjutkan pelemahannnya. Mulai adanya kekhawatiran terhadap kondisi politik Yunani seiring penyelesaian masalah utang; dan kondisi politik di Italia dan Inggris memberikan sentimen negatif pada EUR. Adanya berita positif dari BI terkait masih akan surplusnya neraca pembayaran tidak terlalu ditanggapi karena pelaku pasar mencermati meski surplus namun, nilai angkanya berpotensi menurun seiring berakhirnya program Tax Amnesty. Akibatnya laju rupiah kembali ke zona merah.
ADVERTISEMENT
Laju rupiah jelang libur nasional Hari Lahir Pancasila yang sekaligus menjadi akhir dari bulan Mei mampu berbalik menguat. Kenaikan ini di tengah terjadinya pelemahan EUR dan GBP karena imbas kekhawatiran pasar jelang pemilu di Italia dan Inggris.Tetapi, di akhir pekan pergerakan rupiah cenderung flat.
Rupiah Sepekan ke Depan
Pergerakan laju rupiah yang cenderung melemah tipis di pekan kemarin seiring minimnya respons pasar terhadap sentimen positif dari dalam negeri. Kemungkinan pelaku pasar masih menunggu sentimen lainnya, terutama dari pandangan para petinggi The Fed yang biasanya muncul jelang rapat FOMC. Kondisi ini nantinya dapat berimbas pada ketahanan laju rupiah nantinya. Pergerakan di pekan depan pun masih cenderung flat di mana juga menyimpan potensi koreksi jika sentimen yang ada tidak terlalu mendukung. Tetap cermati berbagai sentimen yang dapat menghalangi potensi penguatan rupiah dan antisipasi akan adanya perubahan arah tersebut. Diperkirakan laju rupiah akan berada pada rentang support Rp 13.346 dan resisten Rp 13.290.
ADVERTISEMENT
Rupiah Hari Ini
Adanya rilis inflasi yang dinilai masih lebih rendah dari perkiraan nyatanya tidak membuat laju rupiah kembali menguat di mana pergerakannya cenderung mendatar. Pelaku pasar tidak menunjukkan sikap antusias atas rilis data inflasi tersebut. Bahkan dengan perkiraan akan kembali melemahnya laju USD seiring dirilisnya data-data ketenagakerjaan yang diperkirakan masih di bawah estimasi serta adanya berita positif naiknya peringkat investasi Indonesia ke posisi 42 daya saing negara, juga tidak membuat laju rupiah bergeming. Tampaknya pelaku pasar sudah mem-price in-kan data inflasi yang akan lebih tinggi dari sebelumnya seiring terjadinya kenaikan bahan pangan, terutama jelang puasa.
Sebelumnya kami sampaikan, mulai adanya penguatan pada rupiah seiring minimnya sentimen negatif dari dalam negeri dan antisipasi membaiknya data-data ekonomi yang akan di rilis pada awal bulan Juni diharapkan dapat membuka peluang kenaikan lanjutan pada rupiah. Meski demikian, perlu dicermati dan tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat menghambat potensi kenaikan lanjutan rupiah tersebut. Diperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran support Rp 13.330 dan resisten Rp 13.285.
ADVERTISEMENT
Tidak terpengaruhnya rilis data makroekonomi dalam negeri dan kembali melemahnya USD terhadap rupiah patut dicermati untuk menguji ketahanan laju rupiah selanjutnya. Diperkirakan pergerakan mendatar masih akan terjadi seiring belum adanya data yang signifikan yang dapat direspons pasar. Atau dengan kata lain, pelaku pasar masih dalam posisi wait and see terhadap perkembangan sentimen yang ada, terutama jelang Rapat FOMC di mana biasanya beberapa petinggi The Fed telah mengeluarkan pandangan sebelumnya. Diperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran support Rp 13.331 dan resisten Rp 13.286.