Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Harga Rokok Naik, HM Sampoerna Raup Untung Rp 12,8 Triliun di 2016
5 April 2017 16:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT

PT Hanjaya Mandala (HM) Sampoerna Tbk (HMSP) meraup laba atau keuntungan sebesar Rp 12,762 triliun di sepanjang tahun 2016. Angka ini naik 23,15 persen dibandingkan laba perseroan di tahun sebelumnya sebesar Rp 10,363 triliun.
ADVERTISEMENT
Laba per saham dasar dan saham dilusian juga naik 17,9 persen menjadi Rp 110 per saham dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp 93 pada.
Demikian dikutip kumparan (kumparan.com) dari laporan keuangan perseroan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/4).
Naiknya laba perseroan disumbang dari angka penjualan bersih yang juga naik. Sepanjang 2016, penjualan bersih perseroan mencapai Rp 95,466 triliun atau naik 7,18 persen dibandingkan 2015 yang hanya Rp 89,069 triliun. Pendapatan meningkat terutama disebabkan kenaikan harga rokok.
Pemilik merek rokok Dji Sam Soe dan A Mild ini mencatat laba kotor sebesar Rp 23,854 triliun atau naik tipis dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 21,764 triliun karena naiknya beban pokok penjualan.
ADVERTISEMENT
Perseroan mencatat kenaikan beban pokok penjualan dari Rp 67,304 triliun menjadi Rp 71,611 triliun di sepanjang 2016.
Meski demikian, penghasilan lain-lain juga meningkat dari Rp 148,549 miliar menjadi Rp 267,679 miliar di tahun 2016. Penghasilan keuangan juga naik menjadi Rp 854,068 miliar di tahun 2016 dari sebelumnya yang hanya Rp 99,113 miliar.
Volume penjualan rokok domestik yang memberikan kontribusi sebesar 99,9 persen dari total pendapatan bersih perusahaan, menurun 3,9 persen menjadi 105,5 miliar batang dari tahun sebelumnya sebanyak 109,8 miliar batang.
Pendapatan bersih di luar cukai meningkat sebesar 3,9 persen menjadi Rp 43,7 triliun pada tahun 2016 dari Rp 42,1 triliun di tahun 2015.
Pendapatan bersih perseroan dari produk Sigaret Kretek Mesin (SKM) meningkat 9,9 persen menjadi Rp 6,11 triliun, berkontribusi sebesar 64,7 persen dari total pendapatan bersih pada tahun 2016.
ADVERTISEMENT
Volume penjualan produk SKM menurun 2,5 persen dari 70,9 miliar batang menjadi 69,2 miliar batang pada tahun 2016 terutama mencerminkan kinerja Sampoerna A dan U Mild yang mengalami tekanan dengan adanya penawaran produk dengan nilai ekonomis dari para pesaing yang sebagian diimbangi dengan ekspansi geografis U Bold pada tahun 2016 dan peluncuran Marlboro Filter Black pada bulan September 2016 di beberapa kota di Indonesia.
Volume penjualan produk Sigaret Kretek Tangan (SKT) perseroan menurun 6,9 persen menjadi 21,5 miliar batang dari 23,1 miliar batang pada tahun 2015, terutama karena Sampoerna Kretek yang juga mencerminkan penurunan volume penjualan dari seluruh segmen ini.
Meskipun volume penjualan produk SKT menurun, pendapatan bersih perseroan dari produk SKT meningkat sebesar 1,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini terutama disebabkan oleh merek unggulan perseroan, Dji Sam Soe Kretek, yang pendapatan bersihnya meningkat sebesar 2,5 persen menjadi Rp 12,7 triliun dari Rp 12,4 triliun pada tahun 2015.
Pendapatan bersih perseroan dari produk Sigaret Putih Mesin (SPM) yaitu Marlboro meningkat 5,2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi Rp 14 triliun terutama disebabkan oleh kenaikan harga.
Secara keseluruhan, total aset meningkat dari Rp 38 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp 42,5 triliun pada tahun 2016.