Kementan Minta Anggaran Rp 2,3 Triliun Kembangkan Kopi Hingga Kakao

20 Juni 2017 13:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jenis-jenis kopi (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Jenis-jenis kopi (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Pertanian akan menggenjot produksi komoditas strategis di sektor perkebunan, di antaranya kopi, lada, pala, dan kakao.
ADVERTISEMENT
Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian akan membuat tahun 2018 sebagai tahun perbenihan dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,3 triliun untuk menyediakan benih perkebunan bagi masyarakat.
"Kita harapkan dapat alokasi anggaran APBNP yang cukup untuk pengadaan benih persiapan yang akan ditanam untuk tahun 2018," ujar Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang saat menjumpai media di kantornya, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (20/6).
Petani menjemur biji kakao di Padas, Dagangan, Kabupaten Madiun, JawaTimur, Rabu (23/11). (Foto: Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Petani menjemur biji kakao di Padas, Dagangan, Kabupaten Madiun, JawaTimur, Rabu (23/11). (Foto: Antara)
Anggaran tersebut nantinya akan diarahkan untuk produksi benih beberapa komoditas tersebut, pemerintah nantinya akan membagikan benih secara gratis kepada masyarakat, hal ini dilakukan sebagai cara untuk meningkatkan produksi komoditas perkebunan yang memerlukan waktu yang cukup lama untuk bisa berproduksi.
ADVERTISEMENT
"Angka tersebut tidak terlalu besar kalau buat perkebunan, tetapi dampaknya nanti akan mengangkat perekonomian nasional dengan ini," jelas Bambang.
Kopi (Foto: Uroburos - Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Kopi (Foto: Uroburos - Pixabay)
Bambang menambahkan, sudah saatnya pemerintah memberikan perhatian strategis produk perkebunan sejak dini, sehingga hasilnya bisa dirasakan secepatnya pada tahun 2018-2019, selain bisa meningkatkan kesejahteraan petani, nantinya juga bisa menggenjot produksi terutama memenuhi kebutuhan industri yang selama ini hanya dipenuhi oleh impor.
"Kalo lengah kita akan kekurangan bahan baku terutama bagi industri dalam negeri bisa mengancam berkurangnya serapan tenaga kerja," pungkasnya.