Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Melihat Pembangunan Jalan Tol dari Era Soeharto Hingga Jokowi
17 Juni 2017 11:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah Indonesia terlihat begitu signifikan dari tahun ke tahun. Pembangunan ruas jalan tol dirasa mampu menjadi sarana bergeraknya perekonomian bangsa ini.
ADVERTISEMENT
Salah satu kementerian yang menjadi ujung tombak pembangunan di Indonesia ialah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) di bawah Direktorat Jenderal Bina Marga, era Presiden Joko Widodo sejak menjabat tahun 2014 silam telah sukses mengoperasionalkan 180,65 km jalan tol hingga saat ini, bahkan ditargetkan akan ada 392 km jalan tol yang bakal beroperasi sepanjang tahun 2017. Hal tersebut dilakukan tidak lain untuk mendukung bergeraknya perekonomian di Indonesia.
"Kenapa kita selama ini enggak bisa masuk investment grade, salah satu kriterianya kemudahan bisnis, kedua ketersediaan infrastruktur konektivitas, kita dilihat dari competitiveness index itu kita di bawah, apakah secara infrastruktur nasional, kita itu sangat tertinggal," ujar Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono saat dijumpai kumparan (kumparan.com) di Auditorium Kementerian PUPR, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (14/6).
ADVERTISEMENT
Basuki menambahkan, apa yang telah dicapai oleh Jokowi saat ini ialah hal yang mutlak yang harus dilakukan, sebab selama ini Indonesia masih dianggap tertinggal dalam pembangunan infrastruktur dibandingkan dengan negara pesaing lainnya.
"Jadi katanya kita ini kerja keras tapi padahal baru mau memenuhi, misalnya kita butuh 100, sekarang ini baru punya 80, apa yang kami kerjakan ini yang 20 hanya untuk memenuhi 100, itu kan kelihatan macet di mana-mana karena ketersediaannya belum mencukupi, jadi apa yang mau kerjakan bukan mau 120, tapi mau menjadi 100," jelasnya.
Menurutnya, pembangunan yang telah dicapai saat ini masih belum memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, sehingga diperlukan komitmen pemerintah dan semua pihak untuk mengejar ketertinggalan agar bisa setara dengan negara lain.
ADVERTISEMENT
"Misalnya untuk kebutuhan satu negara butuh 100, yang ada sekarang ini baru 70, LRT belum ada, MRT belum ada, jalannya itu itu saja panjangnya, jadi apa yang dikerjakan sekarang ini hanya untuk nambahi supaya kebutuhan tercukupi, paling nanti 5 tahun lagi butuh lebih lagi, ini sekarang kita lagi mengejar, mempercepat," tambah Basuki.
Basuki menambahkan, kebutuhan akan infrastruktur di negeri ini akan terus berkembang dan bertambah.
"Kelihatannya memang mau cepet cepet, tapi kenyataannya kan kurang terus, nanti ini jalan utara selesai masih kurang pengen yang selatan nanti karena selatan belum terbangun, itu terus kejar kejaran dengan kebutuhan," ujarnya.
Kementerian yang dipimpinnya pun akan selalu siap untuk melaksanakan tugasnya, menggenjot infrastruktur Indonesia dengan terbatasnya anggaran yang dimiliki Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau pada buku saya itu mengejar ketertinggalan infrastruktur, hanya mengejar, orang udah di sana kita masih di sini, belum mau menyalip, apa yang kami lakukan, apa yang saya lakukan hanya memenuhi itu," jelasnya.
Lantas, bagaimana perkembangan pembangunan jalan tol dari masa ke masa, dari era Soeharto hingga Jokowi? Berikut rinciannya:
Presiden Jokowi, dari 2014 hingga sekarang, telah mengoperasionalkan 180,65 km jalan tol.
1. Porong-Gempol seksi Kejapanan-Gempol, panjang 4 km, beroperasi Mei 2015
2. Gempol-Pandaan, panjang 12,05 km, beroperasi Juni 2015
3. Cikampek-Palimanan, panjang 116,75 km, beroperasi Mei 2015
4. Surabaya-Mojokerto seksi IV, panjang 16,25 km, beroperasi Maret 2016
5. Pejagan-Pemalang seksi I dan II, panjang 20,2 km, beroperasi Juni 2016
ADVERTISEMENT
6. Tol akses Tanjung Priok, panjang 11,4 km, beroperasi Mei 2017
Ruas tol yang beroperasi era Presiden Soeharto (1978-1998) total 563,35 km.
1. Jagorawi, panjang 59 km, beroperasi Maret 1978
2. Semarang seksi A-C, panjang 24,75 km, beroperasi Juli 1983
3. Jakarta-Tangerang, panjang 33 km, beroperasi November 1984
4. Prof Dr. Ir. Sedyatmo, panjang 14,3 km, beroperasi April 1985
5. Surabaya-Gempol, panjang 49 km, beroperasi Juli 1986
6. Cawang-Tomang-Grogol-Pluit, panjang 23,55 km, beroperasi April 1987
7. Jakarta-Cikampek, panjang 83 km, beroperasi September 1988
8. Belawan-Medan-Tj. Morawa, panjang 43 km, beroperasi 1989
9. Cawang-Tj. Priok-Ancol Timur-Pluit, panjang 27,05 km, beroperasi November 1989
10. Padalarang-Cileunyi, panjang 66,4 km, beroperasi Maret 1991
ADVERTISEMENT
11. Tangerang-Merak, panjang 73 km, beroperasi Juli 1992
12. Surabaya-Gresik, panjang 20,7 km, beroperasi Maret 1993
13. JORR seksi S, panjang 14,25 km, beroperasi September 1995
14. Palimanan-Plumbon-Kanci, panjang 26,3 km, beroperasi Januari 1998
15. Ujung Pandang seksi I dan II, panjang 6,05 km, beroperasi 1998
Ruas tol yang beroperasi era Presiden Habibie selama Mei 1998 hingga Oktober 1999 total 12,75 km.
1. Pondok Aren-Ulujami, panjang 5,55 km, beroperasi Februari 1999
2. Serpong-Pondok Aren, panjang 7,2 km, beroperasi Februari 1999
Sedangkan pada era Presiden Abdurahman Wahid dan Megawati Soekarno Putri sejak 20 Oktober 1999 hingga 20 Oktober 2004 ada 5,5 km dan 9,07 km jalan tol yang beroperasi.
Ruas tol era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak 20 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2014 dengan total panjang 230,69 km.
ADVERTISEMENT
1. Cikampek-Purwakarta-Padalarang, panjang 58,5 km, beroperasi April 2005
2. JORR W2S-E1-E2-E3, panjang 31,12 km, beroperasi Agustus 2007
3. SS Waru-Bandara Juanda, panjang 12,8 km, beroperasi April 2008
4. Makassar seksi IV, panjang 11,6 km, beroperasi September 2008
5. Jembatan-Surabaya-Madura, panjang 5,4 km, beroperasi Juni 2009
6. Kanci-Pejagan, panjang 35 km, beroperasi Januari 2010
7. JORR W1, panjang 9,85 km, beroperasi Februari 2010
8. Surabaya-Mojokerto seksi 1A, panjang 1,89 km, beroperasi Agustus 2011
9. Semarang-Solo seksi I, panjang 11 km, beroperasi November 2011
10. Bogor ring road seksi 1A, panjang 3,85 km, beroperasi November 2011
11. Cinere-Jagorawi, panjang 3,5 km, beroperasi Februari 2012
12. Bali Mandara, panjang 10 km, beroperasi September 2013
ADVERTISEMENT
13. Semarang-Solo seksi II, panjang 11,95 km, beroperasi April 2014
14. Bogor ring road seksi IIA, panjang 1,95 km, beroperasi Mei 2014
15. JORR W2 Utara, panjang 7,87 km, beroperasi Juli 2014
16. Kertosono-Mojokerto seksi I, panjang 14,41 km, beroperasi Oktober 2014.