Genetik Menjadi Faktor Kecerdasan Anak, Apakah Benar? Ini Penjelasannya

Dewi Shinta Khoirunnisa
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
3 Januari 2024 8:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dewi Shinta Khoirunnisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.freepik.com/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.freepik.com/
ADVERTISEMENT
Memiliki anak yang cerdas adalah dambaan bagi setiap orang tua. Segala macam upaya dilakukan oleh beberapa orang tua, seperti memberikan vitamin kepada anak, memberikan asupan gizi yang seimbang, melarang penggunaan gadget, menjauhkan anak dari lingkungan yang negatif, dan lain sebagainya. Apakah upaya tersebut dapat mempengaruhi kecerdasan anak?. Masa kanak-kanak merupakan masa penting dalam proses perkembangan individu seseorang. Pada masa ini, juga dianggap sebagai masa perkembangan kritis. Artinya, segala sikap, kebiasaan, dan pola perilaku yang dibentuk di saat kanak-kanak sangat menentukan seberapa jauh individu-individu akan berhasil menyesuaikan diri dalam kehidupan, ketika kelak mereka bertambah usia. Sebab itu, masa ini memegang peranan penting dan sangat krusial bagi perkembangan selanjutnya (Muniroh 2013).
https://www.freepik.com/
Terdapat delapan kecerdasan majemuk menurut Horward Gardner sebagai berikut: a) Kecerdasan verbal melibatkan penguasaan bahasa melalui berbicara, membaca, menulis dan mendengarkan; b) Kecerdasan naturalis melibatkan kemampuan untuk memahami simbol-simbol alam; c) Kecerdasan intrapersonal, kecerdasan ini berkembang dengan melibatkan kemampuan untuk memahami pekerjaan batin seseorang; d) Kecerdasan logis memiliki kemampuan untuk mendeteksi alasan, pola secara deduktif, dan berpikir logis pada berbagai tingkat abstraksi; e) Kecerdasan interpersonal memiliki kemampuan untuk menangkap dan membedakan suasana hati; f) Kecerdasan kinestetik memiliki kemampuan untuk memahami dunia melalui tubuh dengan memanipulasi objek; g) Kecerdasan spasial memiliki kemampuan untuk memanipulasi citra mental untuk memecahkan masalah; h) Kecerdasan musik mangacu pada pemahaman ritme, nada, timbre untuk mengekspresikan emosi.
https://www.freepik.com/
Tingkah laku orang tua di rumah juga salah satu hal penting yang harus diperhatikan. Karena anak mudah sekali meniru apapun yang ada di sekitarnya. Tidak hanya tingkah laku manusia yang ditirunya bahkan, gadget sekalipun dapat ditiru oleh anak-anak. Tidak jarang orang tua melepas anaknya untuk bermain gadget tanpa batas waktu. Kecerdasan motorik anak dapat terlatih melalui gadget dengan cara menggeser-gesar layar sentuh, menekan-nekan keyboard dan lainnya. Namun, banyak orang tua yang justru mengalihkan perhatian mereka dengan memberikan gadget. Hal ini berdampak buruk bagi anak, terutama pada perkembangan kecerdasan motorik anak. Peran orang tua menjadi tergantikan dengan gadget.
https://www.freepik.com/
Media Pembelajaran merupakan salah satu pendukung agar anak dapat berkembang lebih baik lagi. Puzzle adalah salah satu media pembelajaran yang baik untuk anak-anak. Anak-anak suka sekali dengan bermain, metode belajar sambil bermain membuat anak tidak bosan saat belajar. Puzzle dapat membantu perkembangan anak dalam memecahkan masalah. Media puzzle angka akan memberikan pengalaman yang lebih efektif atau baik jika dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya. Berhitung untuk anak usia dini disebut pula kegiatan menyebutkan urutan bilangan atau membilang buta. Anak menyebutkan urutan bilangan tanpa menghubungkan dengan benda-benda konkret (Nabighoh, Mustaji, and Hendratno 2022).
ADVERTISEMENT

Apakah genetik menjadi faktor utama terhadap kecerdasan anak?

1. Faktor Genetik
https://www.freepik.com/
Kecerdasan sering sekali dikaitkan dengan faktor genetik. Bernard Devlin dari Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburg dalam Khamid Wijaya, memperkirakan bahwa faktor genetik hanya memiliki peranan sebesar 48% dalam pembentukan kecerdasan anak, selebihnya adalah faktor lingkungan (Basu 2004). Genetik ternyata bukan faktor utama dalam kecerdasan anak, dan ternyata kecerdasan bukanlah keturunan. Karena kecerdasan dapat dibangun dengan berbagai macam cara, salah satunya membuat suasana belajar yang menyenangkan. Dengan memanfaatkan media pembelajaran seperti puzzle.
2. Faktor Lingkungan
https://www.freepik.com/
Pada era digital ini, maraknya orang tua yang memberikan permainan modern seperti handphone. Hal ini membuat anak menjadi sulit berkembang dengan lingkungan sekitar. Berpengaruh juga terhadap perilaku anak yang menjadi kasar, tidak mampu bertanggung jawab, lupa waktu belajar, dan tidak mampu beradaptasi dengan baik. Anak adalah makhluk sosial, mereka membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sosialnya (Muniroh 2013). Melalui interaksi sosial ini dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang. Anak juga belajar melalui interaksi sosial karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bersosial.
https://www.freepik.com/
Sekolah adalah lingkungan yang baik untuk membangun interaksi sosial melalui teman. Pendidikan di negara kita masih mengedepankan dan menitikberatkan pada peningkatan kecerdasan intelektual semata. Sebagian besar kurikulum dan proses pembelajaran dipusatkan pada upaya peningkatan prestasi akademik tanpa mempertimbangkan kecerdasan emosi anak. Alhasil, akibatnya sudah dapat diterka, meskipun anak berprestasi akademik yang mengagumkan, akan tetapi mereka memiliki hambatan dalam proses bersosialisasi (Muniroh 2013).
ADVERTISEMENT
3. Faktor Makanan
https://www.freepik.com/
Makanan adalah hal penting yang harus diperhatikan orang tua. Dalam tumbuh kembang anak membutuhkan asupan gizi yang seimbang. Bahkan sejak dalam kandungan asupan gizi juga harus terjaga untuk mencegah terjadinya stunting. Stunting adalah gangguan pertumbuhan pada anak. Anak yang terkena stunting memiliki badan yang pendek dibandingkan standar usianya.

Lalu makanan apa yang baik untuk kecerdasan anak?

https://www.freepik.com/
Selain susu ada beberapa makanan yang bagus untuk mendukung kecerdasan anak. Makanan yang pertama adalah telur. Sekitar 125 miligram kolin yang terkandung dalam kuning telur. Satu buah kuning telur ini setara dengan setengah kebutuhan anak pada usia 4–8 tahun.
Makanan yang kedua adalah omega-3, di dalam omega-3 memiliki asam lemak yang baik. Hal ini disebabkan omega-3 dapat memperbaiki struktur sel otak. Omega-3 terdapat dalam ikan sarden, ikan salmon, ikan tuna, bahkan ikan kembung terdapat omega-3. Omega-3 tidak hanya terdapat pada ikan saja namun, beberapa vitamin yang membantu tumbuh kembang anak juga terdapat kandungan omega-3.
ADVERTISEMENT
Makanan yang ketiga adalah sayuran. Sayuran yang mengandung vitamin K baik untuk kognitif anak. Daya ingat yang kuat disebabkan oleh sistem saraf pusat yang berkembang dengan baik. Sayuran yang mengandung banyak vitamin K adalah brokoli, kangkung, kembang kol, dan kubis. Vitamin K tidak hanya didapatkan pada sayuran saja, makanan lain seperti keju dan hati juga memiliki vitamin K. Masih banyak lagi makanan yang bagus untuk kecerdasan otak anak diantaranya adalah buah beri, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Dalam pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa genetik tidak berpengaruh besar terhadap kecerdasan anak. Faktor lain seperti lingkungan dan asupan gizi justru berpengaruh besar terhadap kecerdasan anak. Asupan energi dan protein sangat penting untuk perkembangan kognitif anak. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak.
ADVERTISEMENT
Referensi
Basu, S. 2004. “Analisis struktur ko-sebaran indikator terkait kesehatan, pusat rasa sehat subjek, dan lansia yang tinggal di rumah.” Atmospheric Environment 38(5): 3395–3404. http://dx.doi.org/10.1016/j.buildenv.2015.02.015.
Muniroh, Siti Mumun. 2013. “Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak.” Jurnal Penelitian 6(1):1–16.
Nabighoh, Wahyun Nabilatun, Mustaji Mustaji, and Hendratno Hendratno. 2022. “Meningkatkan Kecerdasan Logika Matematika Anak Usia Dini Melalui Media Interaktif Puzzle Angka.” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6(4): 3410–3417.