Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Jeritan
27 Mei 2024 8:02 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari dyy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sosok kecil ini telah 21 tahun hidup di Bumi. Hidup yang penuh dengan tawa dan kebahagiaan. Tak pernah lelah untuk melakukan banyak hal dalam hidupnya. Satu, duadua dan tiga hal dijalankan secara bersamaan dengan rasa nikmat dan syukur.
ADVERTISEMENT
Satu wadah ku arungi rasanya tak cukup, ku arungi pula wadah ke dua dengan isi yang berbeda. Bahkan dengan tepaan yang berbeda ku arungi dengan bergembira tanpa ricuh. Nikmat, satu kata yang mampu ku ucap untuk semua ini.
Bahkan waktu begitu bengis dengan ku karena tak pernah kunikmati dengan tenang. Aku saja tak tahu bagaimana cara menikmati hidup yang baik. Cara untuk menikmati ketenangan aku juga tak tahu. Hidup ku ini penuh ricuh, dan “ketenangan” hanyalah sebuah mimpi indah.
Suara hingar bingar terus - menerus menerka, menuntut bahkan menjatuhkan dengan begitu nikmat. Suara itu tak henti diam tiap waktu yang bergilir. Terus menghantui hingga nikmatnya terpenuhi oleh nafsu dunia.
ADVERTISEMENT
Lucunya, seluruh teman sebaya ku mengatakan “indah sekali hidup mu” hahahahahah begitu sesak aku tertawa dengan diam. Tepi luka mana yang kau anggap indah di hidupku ini? Seluruh bilik ku hancur dan berantakan tiap harinya.
Keluarga? Hancur sudah, entah berpencar kemana saja. Cinta? Hingga kini aku tak bisa mempercayainya. Teman? Bahkan aku dijatuhkan berkali-kali. Sudah kau berempati dengan ku? Atau tetap masih ingin hidup seperti aku? Karna semuanya tetap indah saat di hadapan mu? Dasar manusia bodoh.
Sia saja ku mengatakan bodoh hanya kepada mu, karna yang mempercayai topeng ku tidak hanya satu saja. Namun, beribu manusia dalam lingkar hidup ku sama saja seperti kau. Begitu mahir bukan ku menutupinya hingga membuat kecemburuan dalam jiwa seseorang.
ADVERTISEMENT
Tanya ku kepada Tuhan, tiap malam selalu bergemuruh. Tuhan terpaan apa yang ingin kau datangkan? Badai kehidupan apa yang akan kau uji kembali? Tuhan ku mohon hentikanlah semua sesak ini, aku lelah.
Hidup ini terlalu gila, sampai aku kelimpungan untuk mencari alasan bertahan. Semua hal yang semuanya ku jadikan alasan untuk hidup di curi teru – menerus oleh sang pemilik dengan begitu tergesa. Tanpa memihak kepada diriku yang tengah menikmatinya.
Di malam yang gelap ini, gemuruh empu begitu dahsyat. Seperti halnya, tanya ku kepada Tuhan. Tuhan.... terpaan apa yang ingin kau datangkan kembali? Badai kehidupan apa yang akan kau uji datangkan pula? Tuhan hentikanlah semua sesak ini, ku lelah dan penat.
ADVERTISEMENT