Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Antropologi Dan Budaya: Simbolis Tari Kecak Bali dalam Perspektif Antropologi
13 Desember 2024 15:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dewi Indra Mardianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tari kecak merupakan salah satu pertunjukan seni yang berasal dari Bali yang dikenal luas di dunia internasional. Tarian ini sangat unik karena tidak menggunakan alat musik konvensional, melainkan suara manusia yang berbunyi "cak, cak, cak" secara ritmis dan harmonis. Dari perspektif antropologi, tari kecak bukan hanya sekedar tontonan hiburan. Tarian ini mengandung simbolisme yang kompleks dan mencerminkan mulai dari pandangan hidup, nilai-nilai religius, serta struktur sosial masyarakat Bali. Dengan mengetahui simbolisme dalam Tari Kecak, kita dapat memahami bagaimana nilai-nilai budaya yang diwariskan dan dilestarikan melalui pertunjukan Tari tersebut.
ADVERTISEMENT
SEJARAH ASAL USUL TARI KECAK
Tari kecak diawalo dari sebuah ritual. Tari kecak berakar pada ritual Sang Hyang, yaitu tradisi dimana sang penari menari dalam keadaan tidak sadar atau kesurupan. Ritual ini bertujuan untuk mengusir roh jahat.
Pada tahun 1930-an, seniman dari Bali yaitu Wayan Limbak dan pelukis dari Jerman Walter spies menciptakan Tari Kecak berdasarkan tradisi Sang Hyang dan penggalan cerita dari Ramayana. Bunyi “cak, cak, cak” ini mengacu pada lambang api suci yang membakar roh jahat. Tarian ini mewakili kisah ramayana yaitu tentang Rama, sinta, dan perang melawan Rahwana.
SIMBOLISME DALAM TARI KECAK
1. Simbolisme bunyi “cak, cak, cak”
Bunyi “cak, cak, cak” yang dilantunkan secara bersamaan oleh puluhan penari laki-laki mencerminkan nilai kerja sama, harmoni, dan solidaritas. Dalam konteks Antropologi, bunyi ini dapat dipandang sebagai simbol komunikasi kolektif dalam masyarakat Bali. Irama yang dihasilkan secara bersamaan menggambarkan bahwa kesuksesan kolektif hanya dapat dicapai dengan kerja sama dan kebersamaan.
ADVERTISEMENT
Bunyi “cak, cak, cak” juga memiliki makna spiritual. Dalam tradisi bali, bunyi-bunyian tersebut dipercaya dapat mengusir roh jahat.
2. Simbolisme lingkaran penari
Para penari kecak duduk dengan formasi lingkaran, simbol yang melambangkan kesatuan, keutuhan, dan keharmonisan. Dalam budaya Bali, lingkaran juga terikat dengan konsep “Tri Hita Karana”, yaitu 3 elemen keharmonisan antara manusia, alam, dan tuhan.
Formasi lingkaran ini juga bisa dilihat dari sudut pandang antropologi simbolik. Dalam banyak kebudayaan, lingkaran adalah simbol kesempurnaan, ketidakterbatasan, dan perlindungan. Dalam lingkaran tari kecak, penari menciptakan ruang sakral yang melindungi penari di tengah, seolah-olah mereka menciptakan batas perlindungan dari roh jahat yang berada di luar lingkaran.
3. Simbolisme tokoh dalam cerita
• Rama dan Sinta: Rama melambangkan keadilan dan kebenaran, sementara Sinta melambangkan kesucian dan kesetiaan.
ADVERTISEMENT
• Hanoman: Hanoman, sang kera putih, melambangkan keberanian, kebijaksanaan, dan kekuatan ilahi. Dalam tradisi Bali, Hanoman dianggap sebagai pelindung yang dapat mengatasi kekuatan jahat.
• Rahwana: Rahwana melambangkan kekuatan yang negatif yang ada dalam diri manusia. Dalam kerangka antropologi, Rahwana mencerminkan kehadiran “Shadow self” (sisi gelap diri manusia) yang harus dihadapi dan di taklukan untuk mencapai kebebasan dan kebijaksanaan.
4. Simbolisme api
Unsur api dalam tari kecak, terutama dalam adegan Hanoman dikelilingi oleh api, memiliki makna simbolis yang kuat. Api dalam budaya Bali melambangkan penyucian, perlindungan, dan transpormasi. Ini terkait dengan ritual Ngaben (pembakaran mayat) yang bertujuan untuk memurnikan atau mensucikan roh orang yang telah meninggal.
Dalam Tari Kecak, api juga melambangkan kekuatan ilahi yang tidak dapat dihancurkan. Hanoman yang tidak terbakar oleh api mencerminkan konsep bahwa kebaikan dan kekuatan suci tidak akan pernah musnah, bahkan dalam situasi yang paling berbahaya.
ADVERTISEMENT
PANDANGAN ANTROPOLOGI TERHADAP SIMBOLISME TARI KECAK
Dalam kajian antropologi simbolik, setiap elemen dalam Tari Kecak dapat di analisis sebagai “simbol budaya”, Victor Turner, seorang antropolog terkenal, menyebut bahwa simbol-simbol dalam ritual memiliki kekuatan untuk menghubungkan dunia nyata dengan dunia spiritual. Dengan ini, Tari Kecak dengan unsur bunyi, api, dan lingkaran adalah contoh nyata dari simbol-simbol ini.
Melalui Tari Kecak, masyarakat Bali tidak hanya melestarikan budaya mereka, tetapi juga membangun identitas budaya di mata dunia.
KESIMPULAN
Dari perspektif Antropologi, Tari Kecak Bali tidak hanya sekedar tarian, melainkan simbol kebudayaan yang merepresentasikan nilai-nilainya seperti nilai sosial, spiritual, dan religius masyarakat Bali. Simbolisme dalam bunyi “cak, cak, cak”, formasi lingkaran, tokoh-tokoh dalam cerita, elemen api mencerminkan makna yang lebih dalam tentang harmoni, kebaikan, dan perlindungan. Tarian ini mengajarkan bahwa manusia perlu menjaga keseimbangan antara kebaikan dan kejahatan yang ada dalam diri manusia.
ADVERTISEMENT