Konten dari Pengguna

Jatinangor Dilanda Keheningan: Mahasiswa Pulang, Pedagang Liburan

Dewinta Wulandari
Mahasiswa Jurnalistik, Universitas Padjadjaran
3 Juli 2024 18:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dewinta Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret salah satu tempat yang berada di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang
zoom-in-whitePerbesar
Potret salah satu tempat yang berada di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang
ADVERTISEMENT
Jatinangor, tidak asing bukan dengan nama tempat itu. Benar, salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Sumedang letaknya persis di sebelah kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Sehingga tidak jarang Jatinangor disebut-sebut sebagai Bandung coret.
ADVERTISEMENT
Jatinangor merupakan sebuah kawasan pendidikan begitu yang tercantum dalam Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 583/SK-PIK/1989 tentang penetapan Jatinangor sebagai kawasan pendidikan tinggi. Bagaimana tidak, kecamatan sempit ini memiliki empat kampus di dalamnya, terdapat Universitas Padjadjaran (UNPAD), Institut Teknologi Bandung (ITB) kampus Jatinangor, IPDN, dan IKOPIN di kecamatan ini.
Memiliki empat kampus besar di dalamnya, membuat kecamatan ini dipadati dan didominasi oleh mahasiswa. Dibandingkan dengan rumah warga, kos-kosan lebih banyak terlihat di kawasan ini. Dengan kata lain, penghuninya lebih banyak mahasiswa dibandingkan dengan warga lokal (Warlok).
Jatinangor merupakan kawasan yang padat penduduk, dengan suasana cenderung bising. Namun, pada masa liburan suasana di kecamatan ini berbanding terbalik dari hari masa perkuliahan biasanya. Jatinangor lebih sunyi, karena mayoritas mahasiswa yang menjadi penduduk sementara kawasan ini meninggalkan Jatinangor untuk menghabiskan waktu liburan di rumah.
ADVERTISEMENT
Begitu memasuki waktu libur, yang kebetulan pada tahun ini berada pada awal bulan Juli, 2024. Begitu memasuki akhir bulan Juni, anda sudah dapat melihat mahasiswa-mahasiswa menyeret koper maupun menggendong tas berukuran besar dari kawasan kos menuju tempat transportasi pulang pilihan masing-masing.
Suasana Jatinangor saat masa liburan benar-benar tidak menggambarkan bahwa kawasan ini merupakan kawasan padat penduduk, lalu lintas pun turut menyepi saat masa liburan semester.
Salah satu kawasan yang biasanya selalu penuh dengan mahasiswa, dikarenakan gudangnya makanan, yaitu Ciseke. Ciseke merupakan sebuah kawasan di Jatinangor yang kerap dijuluki sebagai Ibukota Jatinangor, bukan tanpa alasan, kawasan ini merupakan kawasan paling padat penduduk.
Pada hari-hari kuliah, wilayah Ciseke benar-benar dipenuh oleh manusia, baik yang memang tinggal di wilayah ini, maupun mahasiswa dari kawasan lain yang tujuannya untuk mencari makan, khususnya makan malam di Ciseke. Bahkan hingga pukul dua belas malam, Ciseke masih ramai, suasana yang ramai membuat Ciseke menjadi kawasan pilihan mahasiswa untuk tinggal khususnya bagi mahasiswa baru. Namun, pada masa liburan ini suasana tersebut berbanding terbalik, Ciseke menjadi lebih hening dan sunyi.
ADVERTISEMENT
Agnes dan Cia, Mahasiswa Universitas Padjadjaran yang pernah menghabiskan waktu liburan semester di Jatinangor mengatakan bahwa suasana Jatinangor berbanding terbalik dengan hari-hari di masa perkuliahan.
“Aku sendiri udah dari semester 2 tau rasanya liburan di Jatinangor, Jatinangor waktu liburan tuh benar-benar sepi, bisa dibilang berbanding sembilan puluh derajat, biasanya kan ramai banget ya, pas liburan ini penjual makanan juga pada tutup” ungkap Agnes, salah satu mahasiswa Universitas Padjadjaran yang sudah beberapa kali masa liburan semesternya dihabiskan di Jatinangor.
“Jatinangor beneran sepi banget. Jalanan yang biasanya penuh macet sampai nggak ada space buat pejalan kaki, pas libur bener-bener lempeng banget. Kendaraan mobil tuh bahkan hampir nggak ada.” Cia, Mahasiswa Universitas Padjadjaran mengungkapkan pengalamannya menghabiskan waktu liburan semester di Jatinangor.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya para mahasiswa yang berlibur, para penjual di kawasan Jatinangor juga turut serta berlibur, pulang ke kampung halaman meninggalkan Jatinangor sejenak berkontribusi dalam menciptakan suasana Jatinangor yang hening dan sunyi. Bahkan, saat mendekati masa liburan, warung-warung penyedia makanan sudah banyak yang tutup dan akan buka kembali begitu memasuki masa perkuliahan semester selanjutnya.
Para penjual makanan yang turut berlibur, kerap membuat mahasiswa yang memilih untuk menghabiskan masa liburan di Jatinangor kesulitan untuk mencari makan.
Cia juga turut menjelaskan bahwa dirinya sedikit merasakan kesulitan saat masa liburan di Jatinangor khususnya untuk mencari makanan dikarenakan para penjual ikut liburan. “Pas libur sih agak susah ya buat nyari makan, soalnya kan pada tutup ya. Jadi, aku biasanya kalau mau makan, aku nyari warung yang jual bahan mentah, aku masak sendiri atau kadang-kadang gofood juga.”
ADVERTISEMENT
“Kalau aku biasanya sebelum liburan ngestock makanan buat seminggu kedepan gitu, buat selanjutnya paling aku beli frozen food gitu,” ungkap Agnes, menjelaskan bagaimana dirinya melewati Jatinangor yang keadaannya berbanding terbalik pada masa liburan.