Konten dari Pengguna

Ekonomi Politik Global dalam Perspektif Liberal

Dewi Sandi
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Udayana
16 Oktober 2022 20:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dewi Sandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
gambar Adam Smith. sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
gambar Adam Smith. sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Dunia global tidak lepas dari adanya perputaran ekonomi yang berlangsung. Banyak yang ikut terlibat dalam menjalankan suatu ekonomi di dunia ini. Aktor-aktor negara dan non negara sigap untuk melaksanakan perputaran ekonomi demi keberlangsungan hidup suatu negara ataupun untuk diri sendiri. Ekonomi politik global melingkupi segala sumber daya yang ada di dunia ini termasuk sumber daya manusia maupun alam.
ADVERTISEMENT
Ada tiga paradigma utama dalam ekonomi politik global salah satunya yaitu, liberalisme. Liberalisme memberikan istilah pasar bebas dalam menjalan suatu ekonomi di dunia ini. Awal mula teori ini dimulai dari abad ke 18 dan 19 di Inggris.
Kemunculan teori ini dikarenakan adanya ketidakadilan dari kaum pemilik perusahan dan modal terhadap para pekerja buruh. Terjadinya ketidakadilan tersebut melahirkan sebuah gerakan yang bernama Revolusi Industri
Dalam liberalisme, aktor-aktor yang menjadi peran utama adalah Individu yang melingkupi konsumen, perusahaan, dan wirausaha. Individu akan selalu memberikan hal yang terbaik demi memperoleh sebuah hasil yang maksimal. Hal ini berarti setiap individu akan selalu menghitung, baik untung maupun kerugian yang akan didapati namun, individu akan tetap memilihi pilihan yang sangat menguntungkan untuk dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan realisme yang dalam menjalankan perekonomiannya akan selalu berkonflik serta pada akhirnya akan selalu menguntungkan si kuat dalam pasar. Liberalisme mengajarkan kita dalam pasar tidak boleh ada satu pun individu yang akan dirugikan, semuanya yang berperan dalam pasar harus dapat diuntungkan. Hal ini dilakukan karena liberalisme percaya kalau, setiap manusia masih memiliki akal budi yang baik meskipun manusia juga sering melakukan konflik dengan sesamanya.
Oleh karena itu, hubungan antar pasar di liberalisme bersifat harmonis serta saling menguntungkan. Pernyataan tersebut bisa disebut sebagai Positive Sum Game, yang berarti semua pihak harus bisa diuntungkan dan jangan sampai ada yang dirugikan, semua pihak berhak mendapatkan kesejahteraan dari adanya tindakan kerjasama yang telah dilakukan.
ADVERTISEMENT
Sehingga dalam percaya bahwa, jalannya sebuah ekonomi diciptakan oleh perindividu, orang-orang memilih dan memutuskan keputusannya secara mandiri tanpa paksaan atau tekanan dari siapapun, dan setiap individu berhak atas berdagang dengan siapapun yang mereka mau.
Sikap yang sangat mempercayai bahwa manusia tidak akan berperilaku jahat ini, membuat terciptanya Pasar Bebas. Pasar bebas sangat memperlakukan semua pihak dengan baik. Akibatnya peran negara pun dikurangi demi keberlangsungan dari pasar bebas ini. Peran negara hanya sebatas pada mengawasi serta mengontrol jalannya pasar bebas. Sehingga pasar bebas akan terhindar dari adanya monopoli perdagangan, kecurangan dalam berdagang, serta manipulasi perdagangan yang sifatnya merugikan banyak pihak.
Terlepas dari segala kelebihan dan kebaikan yang diberikan oleh paham liberalisme dalam jalannya sebuah ekonomi, tidak dipungkiri ada kelemahan didalamnya. Dikarenakan setiap individu diberikan kebebasan dalam menjalankan perdagangan maka, sudah pasti akan memunculkan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Hal ini melahirkan istilah, “Yang kaya akan semakin kaya, dan yang miskin akan semakin miskin”.
ADVERTISEMENT
Pasar bebas yang dilakukan oleh banyaknya individu dilakukan sebebas-bebasnya tanpa harus melihat apakah yang kaya akan memiskinkan si miskin atau memperkaya si kaya? Dalam liberalisme hanya ditegaskan dan ditekankan kalau setiap individu harus dapat diuntungkan dan dibebaskan dalam berdagang.
Hal ini memicu persoalan yang besar bagi orang-orang yang menentang paham ini. Secara logika bahwa, jika ada seorang pedagang miskin yang melakukan perdagangan dengan pedagang kaya, sudah pasti menginginkan sebuah keuntungan. Keuntungan yang tidak seberapa bagi pedagang miskin karena kemampuan dan kapasitasnya yang terbatas.
Namun, pedagang kaya akan mendapat keuntungan yang besar karena, bisa membeli ataupun menyewa dengan harga murah, lalu jika suatu saat kedua pedagang tersebut melakukan pemutusan kerjasama maka, pedagang kaya tidak akan rugi sedikitpun sedangkan pedagang miskin, akan semakin terpuruk. Pedagang miskin akan merasa tidak akan ada pedagang lainnya ataupun pelanggan yang akan bekerja sama maupun membeli dagangannya.
ADVERTISEMENT
Menurut saya setelah penjelasan mengenai ekonomi dalam liberal tersebut, perspektif liberal dapat membuat kehancuran yang berlipat ganda. Cara berpikir yang tidak realis terkadang dapat membuat suatu hal hancur dengan imajinasi yang terlalu utopia. Kaum liberal tidak melihat adanya sisi gelap lainnya yang kemungkinan akan terjadi dan berakibat fatal.