Konten dari Pengguna

Indonesia di Era Perang Dagang: Menggali Peluang Ekspor dan Investasi Masa Depan

Debora Gracilia Winata
Mahasiswi Universitas Ciputra Surabaya yang sedang mengikuti mata kuliah International Corporate Strategy
3 Mei 2025 15:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Debora Gracilia Winata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang masih berlanjut hingga 2025 memberikan dampak besar terhadap peta perdagangan global, tetapi juga membuka peluang bagi Indonesia untuk memperkuat posisi ekspornya. Ketegangan yang terjadi di kedua negara besar ini telah mengubah lanskap pasar internasional, memaksa banyak negara untuk mencari alternatif selain China. Indonesia, dengan pasar yang luas dan berbagai produk unggulan, dapat memanfaatkan kondisi ini untuk meningkatkan ekspor dan menarik perhatian pasar global yang lebih luas, terutama pasar Amerika Serikat.
Penulis: Debora Gracilia Winata, mahasiswi Universitas Ciputra Surabaya. (Foto: Doc. Ist)
zoom-in-whitePerbesar
Penulis: Debora Gracilia Winata, mahasiswi Universitas Ciputra Surabaya. (Foto: Doc. Ist)
Sektor yang memiliki potensi besar dalam meraih manfaat dari situasi ini adalah industri tekstil dan alas kaki. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor alas kaki Indonesia ke Amerika Serikat pada awal 2025 mengalami lonjakan signifikan, meningkat hingga 16,62% dengan total nilai mencapai US$ 657,9 juta. Di sisi lain, produk tekstil Indonesia, termasuk pakaian rajutan dan non-rajutan, juga mengalami peningkatan yang serupa. Lonjakan ini menunjukkan bahwa produk Indonesia mulai mendapatkan tempat di pasar yang sebelumnya didominasi oleh produk China, membuka peluang bagi negara untuk memperluas pasar ekspor dan mengurangi ketergantungan pada negara lain.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan ini tidak terlepas dari investasi besar yang digelontorkan ke sektor-sektor padat karya seperti tekstil. Pada 2024, Indonesia mencatatkan investasi di sektor ini sebesar Rp 10,20 triliun, yang menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek industri ini. Meskipun terdapat lonjakan dalam ekspor, Indonesia harus memastikan bahwa pertumbuhan ini bukan hanya sesaat, tetapi berkelanjutan. Salah satu kunci untuk mencapainya adalah dengan memperbaiki iklim investasi dan memperkuat daya saing produk Indonesia, terutama dalam menghadapi pasar yang semakin kompetitif.
Dalam hal ini, Indonesia bisa belajar dari negara seperti Vietnam, yang berhasil menarik investasi asing yang cukup besar, dengan total investasi langsung yang mencapai US$ 10,98 miliar pada kuartal pertama 2025. Keberhasilan Vietnam tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang mendukung industri dengan memberikan insentif dan kemudahan dalam perizinan. Indonesia perlu menerapkan langkah-langkah serupa untuk memastikan bahwa investasi asing yang masuk dapat berkontribusi pada pertumbuhan sektor-sektor unggulan, khususnya yang berpotensi dalam ekspor.
ADVERTISEMENT
Selain itu, keberadaan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur juga menjadi salah satu faktor penentu dalam menarik investasi. Dengan pembangunan infrastruktur modern dan dukungan penuh dari pemerintah, IKN berpotensi menjadi pusat ekonomi baru yang akan menarik sektor-sektor teknologi tinggi dan ramah lingkungan. Investasi asing yang sudah mulai mengalir ke IKN menunjukkan bahwa pusat ekonomi baru ini dapat menjadi magnet yang kuat bagi investasi, menciptakan peluang yang lebih besar bagi Indonesia untuk berkembang.
Untuk memastikan Indonesia tidak hanya menjadi penonton dalam perubahan besar ini, diperlukan langkah konkret dalam memperbaiki daya saing industri, mendorong efisiensi produksi, dan menyederhanakan birokrasi yang menghambat investasi. Pemerintah perlu memberikan kemudahan bagi investor untuk masuk dan mengembangkan usaha mereka di Indonesia, baik melalui insentif maupun reformasi struktural. Dengan langkah-langkah ini, Indonesia dapat memperkuat posisinya di pasar global, memastikan bahwa negara ini tidak hanya menjadi tempat untuk memproduksi, tetapi juga menjadi pemain utama dalam perdagangan internasional.
ADVERTISEMENT
Dengan serangkaian kebijakan yang terarah dan fokus pada penguatan sektor-sektor unggulan, Indonesia dapat memanfaatkan situasi perang dagang ini untuk meraih peluang yang ada. Jika dikelola dengan baik, Indonesia tidak hanya akan mengamankan tempatnya sebagai negara eksportir, tetapi juga sebagai tujuan investasi utama di Asia Tenggara, yang akan mendongkrak perekonomian nasional dalam jangka panjang.