Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Manfaat Makan Serangga, Turunkan Berat Badan Hingga Perbaiki Gizi
2 Februari 2017 11:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Kebanyakan orang beranggapan serangga adalah makhluk 'menjijikan' yang tidak pantas untuk dimakan. Jangankan memakannya, melihatnya saja kamu sudah bergidik geli.Â
ADVERTISEMENT
Tapi tahukah kamu kalau serangga sebetulnya memberikan banyak manfaat bagi kesehatan kita? Dikutip dari Medical News Today , Food and Agriculture Organization (FAO) di Amerika Serikat pada 2013 mencatat sekitar 2 miliar orang di seluruh dunia mengonsumsi serangga sebagai bagian dari diet tradisional.Â
Kumbang, ulat, lebah, tawon, semut, belalang, dan jangkrik merupakan jenis serangga yang sering dikonsumsi. Ada lebih dari 1.900 spesies serangga yang dapat dimakan.
Orang yang memakan serangga biasa disebut entomophagy dan sering ditemui di beberapa negara seperti China, Afrika, Asia, Australia, Selandia Baru, dan beberapa tempat di Amerika Selatan dan Amerika Tengah.
Meski serangga dianggap menjijikan, serangga memiliki nutrisi yang tinggi dan kaya akan protein, lemak baik, iron, kalsium, dan rendah karbohidrat. FAO melaporkan bahwa serangga sama bernutrisinya dengan daging yang biasa kita konsumsi.
ADVERTISEMENT
Contohnya, 100 gram jangkrik mengandung sekitar 121 kalori, 12,9 gram protein, 5,5 gram lemak, dan 5,1 gram karbohidrat. Sementara 100 gram daging giling mengandung lebih banyak protein, yaitu sekitar 23, 5 gram.
Selain itu daging giling juga mengandung lebih banyak lemak, sekitar 21,2 gram. Kandungan rendah lemak yang ada dalam serangga membuat beberapa peneliti mengusulkan entomophagy bisa menjadi cara yang efektif untuk melawan obesitas dan penyakit yang berkaitan.
Mengonsumsi serangga tidak hanya baik untuk menurunkan berat badan tapi juga dapat melawan kekurangan gizi, yang biasanya terjadi di negara-negara berkembang. Menurut UNICEF, sebagian besar kematian anak di bawah usia 5 tahun disebabkan oleh kekurangan gizi.
Kekurangan gizi dapat disebabkan karena tidak banyak makanan yang bisa dimakan dan tidak bisa mencerna dengan baik makanan yang telah dikonsumsi, dan hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit yang mematikan. Selain menjadi sumber yang baik dari lemak baik dan protein, serangga dapat dengan mudah ditemukan dan juga merupakan makanan yang murah.
ADVERTISEMENT