Konten dari Pengguna

5 Pilar Investasi yang Perlu Kamu Tahu

Johanes Sutanto
Penulis pemula tema pasar modal
18 Mei 2018 15:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Johanes Sutanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
5 Pilar Investasi yang Perlu Kamu Tahu
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ada banyak pertanyaan yang dilontarkan masyarakat akhir-akhir ini terkait investasi. Pertanyaan-pertanyaan itu antara lain: dimana sebaiknya kita menempatkan dana kita? Apa yang harus kita lakukan sebelum melakukan investasi?
ADVERTISEMENT
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, ada baiknya kita tahu 5 hal utama yang disebut dengan pilar investasi. Dengan begitu, kita tidak salah dalam berinvestasi. Kelima pilar investasi tersebut adalah Investment Objectives, Time Horizon, Return Profile, Asset Allocation dan Periodic Review.
Karena kelima pilar ini saling berkaitan satu sama lain, mari kita pelajari bersama pilar-pilar investasi tersebut sebelum memulai investasi.
1. Investment Objectives: Tujuan investasi kita
Sebelum berinvestasi sebaiknya kita tahu tujuan investasi kita apa. Apakah untuk sekolah anak, liburan, menikahkan anak atau persiapan pensiun. Masing masing akan membutuhkan instrument investasi, bobot, dan jangka waktu investasi yang berbeda.
Pada setiap kondisi, disarankan untuk mempersiapkan dana darurat. Apa yang dimaksud dengan dana darurat atau emergency fund? Dana darurat adalah dana yang bisa diambil dalam waktu yang tidak terlalu lama saat dana tersebut diperlukan untuk menghadapi situasi darurat.
ADVERTISEMENT
Biasanya, dana darurat ditempatkan atau diinvestasikan pada deposito bulanan ataupun Reksa Dana Pasar Uang yang memberikan likuiditas tinggi (mudah dicairkan). Umumnya, besaran dana darurat yang perlu disisihkan minimal 3 sampai 6 kali pengeluaran bulanan. Jadi, apabila pengeluaran bulanan saya sebesar Rp 10 juta maka minimal dana darurat yang harus disiapkan adalah sebesar Rp 30 juta.
Pertanyaan lain yang sering ditanyakan adalah lebih baik mana, menempatkan dana darurat pada deposito bulanan atau pada Reksa Dana Pasar Uang? Perbedaannya adalah apa dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencairkan dana darurat apabila dibutuhkan.
Berikut perbedaan mendasar atas 2 alternatif investasi tersebut di atas:
5 Pilar Investasi yang Perlu Kamu Tahu (1)
zoom-in-whitePerbesar
Setelah dana darurat terpenuhi, kita dapat mempertimbangkan investasi jangka menengah - panjang di instrumen obligasi atau Reksa Dana Pendapatan Tetap. Faktor keamanan memegang peranan penting, dimana obligasi pemerintah (ORI) atau sukuk juga dapat dijadikan pilihan untuk berinvestasi.
ADVERTISEMENT
Setelah semua tujuan tersebut terpenuhi, barulah kita berinvestasi untuk tujuan jangka panjang. Investasi langsung di saham atau Reksa Dana Saham, maupun investasi di properti dapat dipertimbangkan dan dijadikan pilihan untuk berinvestasi.
2. Time Horizon: Berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan?
Setelah kita mengetahui tujuan investasi kita, maka selanjutnya kita menentukan kapan dan berapa lama lagi dana tersebut akan kita butuhkan. Apakah investasi ini untuk jangka panjang (pensiun, pendidikan anak) atau untuk jangka pendek (bayar hutang, beli mobil, liburan)?
3. Return Profile: Berapa besar risiko yang mampu kita hadapi?
Semua instrumen investasi memiliki risiko, high risk-high potensial return. Banyak yang bertanya, mengapa high potential return bukan high return? Umumnya Nasabah berpikir secara risiko sudah tinggi, kenapa hasil investasinya tidak pasti? Hasil investasi kita tergantung dari pemilihan produk investasi, apabila kita salah memilih produk investasi maka uang investasi (pokok/ modal) bahkan bisa ikut hilang.
ADVERTISEMENT
Deposito dengan nominal tertentu, memang dijamin oleh pemerintah (LPS), tapi instrumen ini sangat peka terhadap inflasi. Jika deposito kita memiliki bunga sekitar 6% sedangkan inflasi 8%, maka sebenarnya nilai uang kita menyusut setiap tahunnya sebesar 2%.
Apabila kita berinvestasi di Reksa Dana atau bahkan berinvestasi langsung di bursa saham atau valuta asing, maka kita akan memiliki eksposur terhadap risiko fluktuasi pasar yang rentan terhadap kebijakan pemerintah, perkembangan ekonomi dunia dan lainnya, walaupun potensi keuntungan yang besar bisa kita dapatkan jika perekonomian membaik.
Bagaimana dengan investasi di properti? Investasi di properti juga tidak selamanya aman; karena ada berbagai risiko seperti kebakaran atau bencana alam yang dapat menghilangkan nilai aset tersebut. Selain itu, ada juga risiko kita membeli properti dari pengembang ”nakal” yang pada akhirnya kita tidak mendapatkan properti bahkan kehilangan uang yang sudah kita investasikan pada properti tersebut.
ADVERTISEMENT
4. Asset Allocation: Diversifikasi portofolio untuk mendapatkan hasil yang optimal
Hal penting yang harus diingat adalah jangan menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang alias jangan investasikan 100% dana Anda pada satu jenis instrumen.
Dalam setiap kondisi pasar pasti ada investasi yang diuntungkan. Contoh, apabila keadaan ekonomi sedang tidak stabil, mungkin akan lebih menguntungkan apabila kita menempatkan sebagian besar dana pada investasi yang likuid (dapat di cairkan dengan cepat seperti Deposito atau Reksa Dana Pasar Uang). Alasannya adalah apabila kita melihat ekonomi mulai membaik, maka dengan cepat kita bisa mengalihkan investasi ke Investasi yang lebih berisiko sehingga dapa memberikan potensi return yang lebih baik.
5. Periodic Review: Monitor perkembangan investasi secara berkala
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, re-balancing portofolio investasi sesuai dengan aset alokasi dan profil risiko kita. Biasanya dilakukan setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali.
Selain melakukan re-balancing, biasanya moment ini juga di pakai untuk kita melakukan evaluasi terhadap produk investasi kita, terhadap pengelola investasi kita dan lainnya.
Yang dimaksud dengan melakukan evaluasi terhadap produk investasi adalah memastikan bahwa produk yang kita pilih sudah sesuai dengan risiko dan target return. Sementara evaluasi terhadap pengelola investasi adalah evaluasi terhadap return yang dihasilkan apabila di bandingkan dengan tolok ukur (benchmark) serta return pengelola investasi lainnya yang sejenis. Contoh pengelola Reksa Dana Saham A yang kita beli memberikan return sebesar -5%, sementara return IHSG yang menjadi benchmark dari produk tersebut adalah -1% dan Reksa Dana Saham B, C dan D yang pengelolaan investasinya sejenis dengan Reksa Dana Saham A memberikan return masing-masing sebesar -0,75%, 0,5% dan 0,25%.
ADVERTISEMENT
Apabila hal di atas terjadi maka kita dapat mengambil pilihan sebagai berikut:
a. Mengganti (menjual) produk Reksa Dana Saham A;
b. Melakukan tambahan review terhadap produk tersebut dalam waktu dekat;
c. Tidak menjual produk tersebut, namun melanjutkan investasi berikutnya ke produk Reksa Dana lain seperti pada Reksa Dana Saham B, C atau D;
d. Tidak melakukan action/tindakan apapun.
Kita sebagai nasabah bebas untuk menentukan pilihan apa yang ingin dilakukan.
Hal yang paling sulit dilakukan pada saat kita melakukan investasi adalah menjaga komitmen dan konsistensi. Komitmen untuk tetap berinvestasi (tidak cut-loss di masa krisis), dan tetap konsisten untuk terus berinvestasi.
Apabila time horizon yang direncanakan adalah 5 – 10 tahun maka seharusnya tidak perlu khawatir dengan fluktuasi pasar seperti yang terjadi saat ini. Tidak ada kondisi yang buruk terus-menerus dan tidak mungkin juga iklim investasi selalu baik.
ADVERTISEMENT
So brave yourselves, meskipun keadaan ekonomi sedang tidak menentu, program investasi harus tetap jalan. Belum punya program investasi? Mulailah sekarang! Lakukan secara bertahap (dollar cost averaging) melalui IPOTPAY.
Dana yang dideposit di IPOTPAY diinvestasikan di Reksa Dana Pasar Uang yang memiliki imbal hasil up to 10% per tahun. Apalagi, di IPOTPAY.com kini ada banyak pilihan Reksa Dana, salah satunya Premier Pasar Uang II (RPPUII) dari PT. Indo Premier Investment Management (IPIM).
Premier Pasar Uang II merupakan Reksa Dana Pasar Uang yang bertujuan untuk memperoleh tingkat pendapatan yang menarik dengan risiko minimal melalui pengelolaan portofolio yang terdiri dari Instrumen Pasar Uang dan Efek Bersifat Utang berjangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) tahun dan/atau sisa jatuh temponya tidak lebih dari 1 (satu) tahun, untuk menjaga tingkat likuiditas yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Premier Pasar Uang II cocok buat investor yang tidak mau mengambil risiko dalam berinvestasi. Reksa dana ini likuid dan fleksibel sehingga akan lebih memudahkan dalam transaksinya.