Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Hijaiyah di Usia Senja
4 November 2024 14:12 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Dhea Husnul Khotima tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di salah satu sudut Kota Samarinda, ada sebuah panti sosial yang kisah perjuangannya jarang muncul ke permukaan. Para lansia masih kesulitan dalam kemampuan membaca Al-Qur'an & Iqro bahkan setelah meninggal dunia, sebuah kenyataan yang mungkin luput dari perhatian masyarakat luas. Fenomena ini bukanlah masalah pembelajaran yang sederhana namun keterlibatan dari berbagai faktor sosial, pendidikan, dan demografi yang saling terkait. Warga panti yang berjuang mengaji ini mayoritas berasal dari berbagai latar belakang. Ada yang tidak mempunyai waktu untuk belajar ketika masih muda dan ada pula yang tinggal di daerah sulit menerima pendidikan. Namun yang paling menarik perhatian adalah semangat belajar yang tetap membara meski usianya sudah lanjut.
ADVERTISEMENT
Kemampuan kognitif bukan satu-satunya permasalahan yang dihadapi lanjut usia dalam belajar mengaji. Penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran bisa sangat mempengaruhi. Karakter Hijaiyah yang mirip semakin sulit dibedakan. Belum lagi persoalan pengucapan yang memerlukan ketelitian khusus. Di sisi lain, metode pembelajaran yang biasanya diterapkan pada anak-anak dan remaja seringkali tidak efektif jika diterapkan kepada orang tua. Hal ini membutuhkan banyak kesabaran dan pendekatan yang lebih individual. Namun di balik tantangan tersebut terdapat potensi besar yang belum tergali sepenuhnya. Solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut mencakup beberapa aspek. Pertama, mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik lansia. Kedua, memperkuat kapasitas mengajar melalui pendekatan khusus pembelajaran bagi lansia. Ketiga, mengubah paradigma masyarakat mengenai pembelajaran Al-Quran bagi lansia.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, upaya panti dalam membantu lansia belajar mengaji tidak hanya sekedar meningkatkan kemampuan membaca Al Quran. Hal ini menghormati semangat belajar yang tak lekang oleh waktu, memberikan kesempatan kedua bagi mereka yang merindukan masa mudanya, dan yang terpenting menjaga harkat dan martabat manusia yang terus berkembang hingga akhir hayatnya. Sebagai generasi muda, kita memiliki kesempatan emas untuk mempelajari huruf hijaiyah nsejak dini. Seperti pepatah Arab mengatakan “Belajarlah di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar sesudah dewasa bagai mengukir di atas air”. Marilah kita jadikan kisah para lansia ini sebagai pengingat untuk tidak menunda-nunda dalam mempelajari huruf hijaiyah, sehingga di hari tua kita tidak perlu menyesali waktu yang telah berlalu.