Harga Pangan Naik dan Kelangkaan Bahan Pokok Saat Bulan Ramadhan

Dhea Putri Aryani
Mahasiswa jurusan sains komunikasi dan pengembangan masyarakat di Institut Pertanian Bogor.
Konten dari Pengguna
12 Juni 2022 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dhea Putri Aryani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bahan Pokok (sumber gambar: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bahan Pokok (sumber gambar: pixabay)
ADVERTISEMENT
Pandemi covid-19 merupakan fenomena mewabahnya virus yang terjadi selama dua tahun terakhir. Pada tahun ini, pandemi sudah mulai bergerak kearah endemi. Walaupun demikian, terjadinya pandemi dan menjelang endemi tidak menutup kenyataan bahwa sejak wabah ini tersebar menyebabkan adanya krisis diberbagai sektor. Krisis tersebut dirasakan oleh masyarakat pada tingkat nasional maupun internasional. Salah satu sektor yang terdampak adalah sektor pangan. Padahal pangan merupakan salah satu kebutuhan primer yang berarti sebagai penunjang atas kebutuhan hidup lainnya.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, kesejahteraan masyarakat akan menentukan seberapa besar mereka dapat akses terhadap pangan. Hal tersebut seharusnya menjadi pertimbangan bagi para aparat pemerintah dalam menjalankan tugasnya untuk dapat membantu masyarakat dalam perolehan pangan yang berkeadilan. Sayangnya, suara rakyat tidak sepenuhnya didengar utamanya rakyat miskin yang masih memerlukan uluran tangan.
Dengan hal tersebut menandakan bahwa pangan masih menjadi isu krusial di Indonesia yang terus berlanjut hingga saat ini. Berbagai bahan pokok mengalami kenaikan harga dan bahkan menjadi langka. Hal ini memicu kontroversi masyarakat dalam memperoleh pangan yang baik dan cukup.
Ujian Saat Bulan Ramadhan: Kenaikan Harga dan Kelangkaan
Periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) merupakan situasi yang dimanfaatkan oleh para pelaku pasar atau pedagang untuk menekan harga pangan dengan stok yang terbatas. Kenaikan harga pangan pokok cenderung terjadi karena adanya lonjakan permintaan dari konsumen terhadap suatu barang (pangan). Dalam hal ini, masyarakat sudah mengetahui alur penjualan para produsen dalam menyambut berbagai perayaan yang sewaktu-waktu akan menaikkan harga guna mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Pada awal bulan Ramadhan tahun ini, harga komoditas pokok mulai dari beras, gula pasir, jagung, daging sapi, minyak goreng melonjak bahkan menjadi langka. Minyak menjadi bahan pokok langka yang mana menjadikan masyarakat Indonesia resah padahal kita merupakan negara dengan penghasil kelapa sawit terbesar.
Harga pangan yang cenderung naik, biasanya dirasakan secara berkelanjutan hingga hari raya tiba dengan pasokan yang terbatas dan terjadinya kelangkaan diberbagai tempat. Adanya kondisi ini akan memicu panic buying pada masyarakat sehingga mereka melakukan pembelian yang berlebihan dan akan memicu kenaikan harga secara besar-besaran serta tidak menentu.
Penyebab Kenaikan Harga Bahan Pokok Saat Bulan Ramadhan
Zaenal (2020) menjelaskan bahwa terdapat beberapa penyebab terjadinya kenaikan harga kebutuhan pokok diantaranya pertama, penimbunan barang. Penimbunan barang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu yang ingin mendapatkan keuntungan yang besar. Hal tersebut akan memicu kelangkaan yang kemudian akan mereka jual dengan harga tinggi ketika permintaan barang tinggi pula.
ADVERTISEMENT
Kedua, kinerja pasokan terganggu. Dalam hal ini sistem pasokan yang dilakukan melalui produksi dan distribusi yang ada di lapangan mengalami gangguan dari produksi, kualitas barang, kualitas infrastrukur, sarana dan prasarana yang sudah rusak dan tidak mampu digunakan secara maksimal lagi. Adanya gangguan dalam kinerja pasokan mangakibatkan distribusi kebutuhan pokok menjadi kurang baik dan tidak tersalurkan secara merata.
Ketiga, gaya hidup masyarakat lebih konsumtif. Pada saat menjelang hari lebaran setelah melewati bulan Ramadhan, masyarakat mulai mempersiapkan fashion yang akan digunakan dari ujung kepala hingga ujung kaki yang semuanya harus baru. Perilaku ini memang diwajarkan karena untuk menyambut hari istimewa, namun masyarakat seharusnya mampu menahan nafsu atau hasrat dan lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhan saat membeli suatu barang. Hal tersebut menjadikan masyarakat tidak hanya mengkonsumsi tetapi telah terjebak kedalam gaya hidup yang lebih konsumtif.
ADVERTISEMENT
Tidak Perlu Khawatir, Begini Solusi Menjawab Kenaikan Harga dan Kelangkaan Selama dan Setelah Bulan Ramadhan
Ada cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, diantaranya pemerintah dapat melakukan upaya stabilitasi pasokan dan harga pangan pokok sehingga membuat pasokan untuk masyarakat dapat terjamin selama dan setelah bulan Ramadhan.
Selain itu, mempersiapkan suplai kebutuhan pokok menjelang bulan Ramadhan. Hal ini dilakukan dengan adanya koordinasi antara pemerintah, produsen, dan pedagang dalam melakukan penjualan secara maksimal pada persediaan produk yang akan dijual kepada konsumen. Dengan hal tersebut tidak ada oknum yang melakukan penimbunan bahan pangan murah saat bulan Ramadhan.
Terakhir, masyarakat sebagai konsumen harus dapat mengendalikan diri dalam berbelanja sehingga tidak kalap. Sebagai konsumen yang baik, masyarakat harus mengurangi nafsu untuk membeli berbagai kebutuhan pokok dengan jumlah yang besar. Biasanya masyarakat melakukan ini dimaksudkan untuk persediaan bulanan keluarga selama berpuasa sehingga tidak perlu untuk berbelanja setiap hari dan mengurangi resiko harga pangan akan naik. Akan tetapi, lebih baik jika masyarakat cukup membeli barang yang dibutuhkan saja terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Sumber:
Zaenal, M. M. A. 2020 Kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang lebaran. Jurnal UMSIDA.