Konten dari Pengguna

Tradisi Bapalas Bidan Masyarakat Muara Teweh

Nur Dhea Shafira Azzahra
Mahasiswi Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri Palangkaraya
6 Oktober 2023 14:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Dhea Shafira Azzahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bayi yang baru lahir. Foto: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi yang baru lahir. Foto: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Masyarakat Muara Teweh menganggap bahwa tradisi bapalas bidan ini adalah sebagai sebuah bentuk rasa syukur atas kelahiran anak yang di lahirkan dengan sehat walafiat. Tradisi ini juga dapat di maknai sebagai upacara penebusan bayi yang baru lahir kepada sang bidan, karena bayi yang baru lahir di anggap anak bidan.
ADVERTISEMENT
Bapalas bidan ini biasanya di lakukan setelah 7 atau 40 hari usia sang bayi atau setelah putusnya tali pusar dan di palas oleh bidan yang membantu ibunya untuk melahirkan.
Pada saat pelaksanaan tradisi ini, di sediakan ayunan dari beberapa lapis kain di antaranya ada yang berwarna kuning. Kain kuning ini lebih sering di letakkan di luar atau lapis pertama dari depan atau lapis terakhir di dalam, ada juga beberapa sajian seperti kue cucur, cincin, apam, dll. Kemudian tepung tawar, di mana tepung tawar ini biasanya menggunakan telur ayam kampung dan juga minyak likat serta daun pisang.
Upacara bapalas bidan ini di mulai dengan memandikan sang bayi dengan di masukkan ke dalambak mandi bayi yang di dalamnya sudah di isi air, mayang (kembang pinang), kembang-kembang, dan daun kelapa yang telah di bentu, lalu di tepung tawari. Setelah selesai di mandikan maka langsung di palas oleh bidan dengan menggunakan pisau kecil dengan cara mencelupkan pisau terlebih dahulu ke dalam telur ayam kampung yang telah di bolongi atasnya. Setelah di palas, maka sang bayi bisa di masukkan ke ayunan yang telah di sediakan tadi, ayunannya pun biasanya di hiasi menggunakan daun kelapa yang di kreasikan dengan membentuk burung, bola, payung atau semacamnya.
Ilustrasi pemandian bayi. Foto: Dokumentasi Pribadi
Bayi pun di ayunkan oleh ibunya dengan beberapa kali membaca sholawat, setelah itu di keluarkan dari ayunan dan di gantikan dengan memasukan kue-kue atau semacamnya ke dalam ayunan dan di lakukan serah terima pinduduk oleh ayah sang bayi kepada bidan yang terbuat dari beras, jarum, kelapa, telur, tapih, maupun yang lain-lain.
ADVERTISEMENT