Konten dari Pengguna

Perbandingan Sosial Di Balik Layar Kecantikan Pada Media

Dheavica Angelie
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
9 November 2024 15:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dheavica Angelie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era modern saat ini, media tidak hanya menjadi sumber informasi utama. Media saat ini memiliki peran yang sangat besar dalam membangun opini dan persepsi masyarakat. Dari sekian banyaknya aspek, kecantikan menjadi salah satu aspek yang sering digambarkan dalam media.
ADVERTISEMENT
Media telah mempengaruhi persepsi akan kecantikan dan membentuk opini akan penampilan yang sempurna. Media seringkali menciptakan gambaran ideal mengenai kecantikan melalui presentasi model yang dipertimbangkan sebagai standar yang harus dicapai. Berulang kali media telah menampilkan standar kecantikan yang sempit dan menciptakan ilusi kesempurnaan yang tidak realistis.
Dampaknya, mereka akan membandingkan diri dengan standar tersebut dan rasa tidak puas dalam diri individu dapat terpicu. Dengan demikian, standar kecantikan yang dibangun oleh media menjadi sangat relevan dalam mempengaruhi bagaimana individu memandang dirinya sendiri.
Standar kecantikan media yang sempit dapat berdampak pada ketidakpuasan terhadap penampilan diri sendiri dan penurunan harga diri. Bahkan,tekanan untuk memenuhi standar kecantikan media dapat menyebabkan depresi dan kecemasan, terutama pada perempuan-perempuan muda.
ADVERTISEMENT
Media seringkali menekankan pentingnya penampilan fisik sebagai penentu nilai dan kebahagiaan individu. Melalui berbagai platform, media secara terus-menerus menyodorkan gambaran ideal tentang bagaimana seharusnya penampilan seseorang.
Media menggiring opini masyarakat mengenai kecantikan dan menciptakan standar kecantikan “universal”. Citra ideal tentang kecantikan di media seringkali tidak mencerminkan keberagaman individu secara universal.
Standar kecantikan yang dibangun media telah menjadi salah satu faktor kuat yang mempengaruhi citra diri seseorang, terutama perempuan. Cara paling umum dimana standar kecantikan media dipromosikan adalah iklan produk kosmetik dan perawatan kecantikan. Melalui model yang ditampilkan media, standar kecantikan yang dibangun kerap kali berupa gambaran tubuh kurus, tinggi, kulit putih, hidung mancung, rambut panjang dan mata besar.
Dari gambaran standar kecantikan yang dibangun media, alhasil seringkali individu membandingkan diri mereka sendiri dengan orang lain yang mereka lihat di media. Hal ini sejalan
https://www.bing.com/images/create
dengan Social Comparison Theory yang dikemukakan oleh Festinger (1954).
ADVERTISEMENT
Teori Social Comparison memainkan peran dalam menjelaskan mengapa individu cenderung membandingkan diri mereka dengan standar yang direpresentasikan oleh media. Teori ini menjelaskan bahwa individu memiliki kecenderungan untuk membandingkan dirinya dengan orang lain sebagai cara untuk menilai dan mengevaluasi dirinya sendiri.
Dalam hal ini, perbandingan sosial terjadi ketika membandingkan diri dengan standar kecantikan yang dibangun oleh media. Dari konteks standar kecantikan, ini berarti bahwa individu akan cenderung membandingkan penampilan fisik mereka dengan orang lain yang mereka lihat di media.
Individu yang sering terpapar dengan gambaran media mengenai kecantikan yang seragam akan berakibat pada terciptanya ekspektasi yang tinggi. Perbandingan ini dapat menghasilkan perasaan tidak puas terhadap penampilan diri sendiri karena adanya kesenjangan antara citra kecantikan ideal yang dibangun media dengan realitas individu yang mungkin berbeda.
ADVERTISEMENT
Dampak dari standar kecantikan media bukan hanya mempengaruhi persepsi individu mengenai diri mereka sendiri. Dampak luasnya, stereotip tentang kecantikan dapat tercipta mempengaruhi masyarakat. Misalnya, kecantikan dapat mempengaruhi kesempatan kerja dan hubungan sosial. Individu yang tidak sesuai standar kecantikan tersebut akan merasa tidak masuk atau tidak dihargai oleh masyarakat.
Standar kecantikan media akan mempengaruhi psikologis individu. Tekanan untuk mencapai standar kecantikan media yang tidak realistis dapat menyebabkan kecemasan, stres, dan bahkan depresi.
Pada kenyataannya, media kerap menampilkan gambaran kecantikan yang disempurnakan dengan bantuan teknologi. Misalnya dengan penggunaan Photoshop dan pencahayaan yang sesuai. Media masih belum mampu mengakui dan merayakan keragaman fisik dan budaya untuk mendefinisikan kecantikan. Secara global, pandangan mengenai kecantikan seringkali berbeda-beda berdasarkan budaya, etnis, ras, bentuk tubuh, dan usia.
ADVERTISEMENT
Penting bagi individu untuk menyadari bahwa standar kecantikan yang dibangun media tidak realistis dan tidak mencerminkan keragaman sesungguhnya. Kecantikan pada realitanya jauh lebih beragam dibandingkan apa yang sering ditampilkan dalam media. Kecantikan dapat ditemukan dalam berbagai bentuk dan ukuran tubuh, warna kulit, fitur wajah, dan ciri-ciri lain yang mencerminkan keragaman individu.
Standar kecantikan dan teori social comparison saling terkait erat dalam membentuk persepsi individu mengenai penampilan diri mereka sendiri. Media memiliki peran yang kuat dalam mengonstruksi pandangan tentang kecantikan yang seragam dan kadang tidak realistis.
Adanya teori social comparison ini menjelaskan tentang bagaimana individu cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain yang dilihatnya di media. Pada kenyataannya, kecantikan universal yang digambarkan media tidak dapat merepresentasikan kecantikan individu secara universal.
ADVERTISEMENT
Kecantikan oleh media hanya direpresentasikan dengan kulit putih, tubuh tinggi dan kurus, hidung mancung, dan mata besar. Sedangkan kecantikan sejati seringkali ditemukan dalam berbagai bentuk, ukuran tubuh, warna kulit, dan ciri-ciri lain yang mewakili keragaman semua individu. Sayangnya representasi kecantikan sejati jarang diberikan ruang yang cukup dalam media.
Ketika individu membandingkan diri mereka dengan standar kecantikan media, bisa saja mereka merasa tidak puas. Hal ini dapat berdampak negatif pada harga diri dan kondisi psikologis mereka.
Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, definisi kecantikan dalam media perlu diperluas. Dengan media yang berperan kuat dalam mempengaruhi masyarakat, representasi yang lebih beragam dan mewakili berbagai jenis kecantikan akan membantu meningkatkan penerimaan diri yang positif.
ADVERTISEMENT
Memperluas ruang untuk mendefinisikan kecantikan yang berbeda-beda dapat menginspirasi individu untuk merayakan keunikannya sendiri dan menghargai keberagaman yang ada di sekitar mereka.