Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Hidup Berdampingan Antara Sampah Dan Masyarakat Kabupaten Tangerang
25 April 2024 12:22 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dheni Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sampah saat ini telah menjadi hiasan di tiap titik yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang. Faktanya hampir di tiap jengkal wilayah Kabupaten Tangerang terdapat sampah yang tidak seharusnya bertebaran. Dilansir dari data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume timbulan sampah di wilayah Provinsi Banten telah mencapai 2,62 juta ton pada 2022, angka tersebut berada di urutan terbesar kelima di Indonesia. Dan jika dirincikan per wilayah kabupaten dan kota, timbulan sampah terbanyak berada di wilayah Kabupaten Tangerang yaitu 841,49 ribu ton atau 32,02% dari total sampah di provinsi tersebut.
ADVERTISEMENT
Angka-angka tersebut bahkan bisa melonjak pesat di saat hari-hari tertentu yang memang memungkinkan untuk meningkatnya angka tumpukan sampah. Seperti belum lama ini pada perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mencatat tingkat volume sampah di daerah Kabupaten Tangerang itu mencapai 3.000 ton per hari selama Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang, Fachrul Rozi di Tangerang mengatakan bahwa jumlah volume sampah tersebut mengalami peningkatan sebanyak 500 ton jika dibandingkan pada hari biasa.
Angka volume timbulan sampah Kabupaten Tangerang yang tinggi tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu dari banyaknya faktor ialah tentang kualitas sumber daya manusia yang masih abai tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Banyak dari pada masyarakat Kabupaten Tangerang masih suka membuang sampah pada tempat yang bukan semestinya seperti aliran dan bantaran sungai, area pinggir jalan raya dan bahkan di wilayah persawahan yang mana itu semua sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Terdapat berbagai macam tingkatan langkah dalam usaha untuk mengentaskan masalah sampah di Kabupaten Tangerang, yang antara lain. Langkah pertama yang dapat diantisipasi oleh kita bersama yaitu dengan melakukan budaya buang sampah pada tempatnya, sebab ini merupakan hal mendasar untuk terciptanya lingkungan yang bebas dari sampah berserakan. Langkah kedua yang bisa dilakukan yaitu dengan memilah sampah ke dalam berbagai macam kategori yang ada seperti sampah organik, sampah anorganik dan sampah elektronik. Langkah terakhir dalam penanganan sampah yaitu dengan mengolah sampah menjadi barang yang lebih bernilai dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi di pasaran, hal tersebut dapat dilakukan dengan metode daur ulang dan pembentukan barang jadi seperti mengolah sampah plastik menjadi bahan campuran pengaspalan jalan.
ADVERTISEMENT
Melanjutkan terkait produk terusan pada langkah terakhir pengolahan sampah yang ada sebelumnya, produk aspal berbahan dasar atau bahan campuran plastik ini berguna apabila digunakan sebagai pengentasan masalah buruknya kualitas jalan yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang. Artinya masalah yang ada diubah menjadi sarana pengentasan masalah. Itulah berbagai tingkatan dalam menanggapi masalah sampah di wilayah Kabupaten Tangerang ini. Namun sayangnya masyarakat Kabupaten Tangerang bahkan masih belum berada di level pertama dalam pengentasan masalah sampah ini yaitu mereka belum dapat membuang sampah pada tempatnya.
Hampir semua wilayah di Kabupaten Tangerang tercemar oleh sampah. Bahkan sampah tersebut sudah lama menjalar hingga pada kilaunya meja legislatif dan eksekutif setempat yang dipenuhi oleh tumpukan sampah daur ulang.
ADVERTISEMENT
Mari buang sampah pada tempatnya dan jangan biarkan sampah berada pada tempat yang tidak selayaknya. Salam anti sampah.