Potensi Kerja Sama Ekonomi Syariah Indonesia dan Jepang

Dheni Ramadhan
Mahasiswa Program S-1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
22 Oktober 2022 20:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dheni Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana jalan di Jepang. Photo by Aleksandar Pasaric from Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Suasana jalan di Jepang. Photo by Aleksandar Pasaric from Pexels
ADVERTISEMENT
Belakangan ini ekonomi syariah Indonesia menjadi primadona negara lain untuk dijadikan objek kerja sama antar negara di dalam bidang ekonomi dan keuangan. Memang tidak dapat dipungkiri dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia yaitu sebanyak 231,06 juta jiwa atau jika dalam persentase yang mencapai 86,7%, Indonesia mampu menjadi negara yang menarik untuk diajak bekerja sama, khususnya dalam kerja sama ekonomi syariah.
ADVERTISEMENT
Jepang merupakan salah satu negara yang belum lama ini akan menjalin kerja sama ekonomi syariah dengan Indonesia. Ditemui ketika Wakil Presiden Ma'ruf Amin berbincang dengan Perdana Menteri Fumio Kishida pada prosesi pemakaman mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe, Kishida mengatakan “kami siap dan kami akan instruksikan pada kementerian terkait dan duta di Indonesia untuk membangun kerja sama ekonomi syariah dengan Indonesia.” Sinyal ini dapat kita maksimalkan untuk segera membangun SDM kompeten untuk mengelolanya, dengan begitu kerja sama tidak hanya sebatas rumor belaka, namun berlangsung dalam jangka yang panjang.
Berfokus pada sub sektor ekonomi syariah yang sekiranya mampu mendongkrak kerja sama ini, penulis memfokuskan pada sektor pariwisata. Iya, pariwisata halal yang sedang banyak digaungkan programnya oleh kawasan-kawasan yang memang masuk dalam kawasan pariwisata. Jepang, negara yang masuk dalam kategori negara favorit masyarakat Indonesia untuk melakukan wisata. Tercatat pada April 2022 jumlah penumpang dengan tujuan internasional melonjak naik sebanyak 55,77% menjadi 292.700 orang. Dan sebagian besar dengan tujuan untuk berwisata.
ADVERTISEMENT
Perjalanan wisata halal ini dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis perjalanan wisatawan muslim, keempatnya ialah perjalanan liburan, perjalanan bisnis, perjalanan religi dan perjalanan untuk program kesehatan. Sementara di lain pihak, Jepang sudah banyak mengembangkan serta mempromosi paket wisata halal atau ramah muslim. Contohnya saja, pelayanan yang menyediakan banyak tempat ibadah untuk salat di area wisata atraksi, restoran dengan berbagai pilihan menu yang halal, hingga hal kecil seperti hotel yang menunjukkan arah kiblat untuk salat. Contoh nyata dapat kita lihat pada destinasi wisata Tokyo Disney Sea yang pada Maret 2016 silam menyediakan area untuk salat bagi pengunjung muslim. Area salat di Tokyo Disney Sea tersebut terletak di ruang Manager Railway of Electrick Railway. Persis berada di samping area itu terdapat kamar kecil yang dapat digunakan wisatawan untuk berwudhu.
ADVERTISEMENT
Semua perkembangan geliat ekonomi syariah khususnya dalam bidang pariwisata halal di Jepang tersebut sebenarnya telah membuka celah potensi besar kerja sama antara Indonesia dan Jepang. Hanya saja perlu adanya komitmen antara kedua belah pihak, sehingga kerja sama yang akan dibangun ini mampu terealisasi dengan baik dan juga mampu menjadi pemantik akan kemajuan ekonomi syariah itu sendiri. Dan satu hal yang terpenting dan menjadi misi utamanya, bahwa dengan dimulainya kerja sama ini diharapkan akan memicu negara-negara lain untuk turut bekerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan ekonomi syariah dan sub sektornya.
Sehingga kesimpulan dari semua ini ialah bahwa ada peluang dan potensi yang cukup besar bagi Indonesia untuk membangun kerja sama ekonomi syariah dengan Jepang. Hal tersebut ditunjukkan oleh sikap Jepang yang mulai mengimplementasikan nilai-nilai syariah di dalam aspek penunjang perekonomiannya khususnya dalam bahasan ini pada sektor pariwisata.
ADVERTISEMENT