Konten dari Pengguna

Langkah Kecil Kita untuk Bumi Tercinta

Dhenisa Reshi Prestia
Mahasiswi Sastra Inggris UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
26 Desember 2021 22:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dhenisa Reshi Prestia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Diambil dari instagram 4ocean
zoom-in-whitePerbesar
Diambil dari instagram 4ocean
ADVERTISEMENT
Pemanasan global yang terjadi di bumi ini sudah semakin parah. Banyak sekali kegiatan-kegiatan manusia yang tidak mereka sadari telah merusak bumi yang kita tinggali saat ini. Kita bahkan sering menjumpai wilayah yang ada di bumi telah tercemar oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Contohnya, saat berwisata ke pantai. Berharap mendapatkan liburan yang menyenangkan namun yang didapati malah sampah yang menumpuk di lokasi sekitar. Hal ini tentu bisa membahayakan satwa yang ada di lokasi pantai, mereka bisa saja tertelan limbah plastik yang dianggap sebagai makanan. Jika tidak dikelola dengan benar satwa tersebut perlahan akan mati bahkan parahnya bisa mengalami kepunahan karena masalah sepele. Tidak perlu jauh-jauh ke pantai bahkan ketika di jalanan pun kita mendapati banyak masyarakat yang enggan membuang sampah di tempat sampah padahal jaraknya hanya beberapa meter saja. Akibatnya pun juga berdampak pada lingkungan sekitar, kasus banjir pun sudah tidak terkendali. Melihat permasalahan diatas, sudah seharusnya kita sebagai masyarakat untuk menjadi pribadi yang lebih peduli dengan bumi yang kita tempati.
ADVERTISEMENT
Langkah pertama yang dapat kita lakukan untuk menjaga bumi kita adalah dengan membiasakan diri untuk mengelola sampah berdasarkan jenisnya. Sampah pada umumnya dibedakan menjadi sampah organik yaitu sampah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan seringkali dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos, sampah anorganik biasanya terbuat dari plastik, kaleng, dan styrofoam biasanya sampah ini sulit terurai, dan yang terakhir merupakan sampah B3 yaitu sampah dengan bahan berbahaya dan beracun seperti pada limbah kimia. Salah satu contoh negara yang telah membiasakan warganya untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya adalah Negara Jepang. Negara yang dikenal dengan keindahan bunga sakuranya ternyata sudah sejak lama melakukan hal ini. Kebiasaan masyarakat Jepang dalam memilah sampah juga difasilitasi oleh pemerintahnya. Jadi di setiap daerah akan ada tempat untuk mengelola sampah. Tidak heran jika kita berkunjung ke Jepang akan jarang sekali menemui sampah di setiap sudut kota. Hal ini disebabkan lantaran masyarakatnya sudah terbiasa untuk membawa sampahnya sendiri dan dibuang ketika sampai di rumah. Kebiasaan tersebut rupanya berdampak positif bagi Jepang. Ibukota Jepang yaitu Tokyo mendapatkan predikat sebagai negara terbersih. Kita seharusnya dapat mencontoh hal ini untuk menanggulangi sampah.
ADVERTISEMENT
Kita pasti pernah mendengar istilah reduce, reuse, dan recycle. Langkah selanjutnya yang dapat kita lakukan untuk lebih peduli dengan bumi ialah mengurangi sampah (reduce). Maksudnya adalah mengurangi pemakaian produk yang bisa berpotensi menjadi sampah maupun limbah. Prinsip reduce sendiri dapat diterapkan dan dilakukan untuk sampah maupun produk sekali pakai. Adapun target untuk mengurangi sampah ialah pada penggunaan plastik. Sampah plastik merupakan masalah utama bagi pengelolaan sampah karena sifatnya yang tidak mudah terurai, proses pengelolaannya yang menimbulkan racun dan bersifat karsinogenik (zat yang menyebabkan kanker), serta membutuhkan waktu yang lama agar bisa terurai secara alami bahkan hingga ratusan tahun. Penggunaan barang yang sulit untuk didaur ulang tentu akan menimbulkan masalah baru, sehingga langkah ini dianggap sebagai langkah awal yang tepat. Sadar akan sulitnya proses pengelolaan sampah plastik, beberapa pemerintah di Indonesia pun mengadakan program yang mengajak masyarakat agar lebih bijak dalam penggunaan plastik sekali pakai. Contohnya pada pemerintah di Surabaya diterapkan cara untuk menukarkan botol plastik agar dapat menaiki transportasi umum secara gratis. Begitu juga dengan pemerintah DKI Jakarta yang melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai di swalayan.
ADVERTISEMENT
Langkah ketiga adalah reuse atau menggunakan kembali produk yang sudah tidak terpakai dan recycle yaitu mendaur ulang sampah. Kedua langkah ini memiliki kesamaan dalam pengelolaan sampah seperti menggunakaan kembali produk yang dibuang lalu diubah menjadi barang yang tepat guna. Selain itu, kegunaan pada produk pun berubah. Contohnya ketika mendaur ulang botol plastik, kita dapat menggunakannya kembali sebagai pot bunga. Selain itu, ibu rumah tangga juga biasa menggunakan kaleng snack untuk digunakan lagi sebagai wadah kotak penyimpanan barang maupun makanan. Dengan menerapkan kedua cara tersebut produk yang tidak terpakai tentu akan mengurangi sampah.
Ternyata kita juga bisa berkontribusi terhadap lingkungan dan lebih peduli dengan bumi melalui hal-hal sederhana seperti memilah sampah sesuai dengan jenisnya. Dengan menerapkan pengelolaan sampah sejak dini akan mengurangi permasalahan mengenai sampah di lingkungan sekitar. Bencana akibat sampah seperti banjir dan pencemaran lingkungan pun akan berkurang sedikit demi sedikit akibat pengelolaan sampah dengan bijak. Tidak ada lagi sarang atau sumber penyakit yang berasal dari sampah yang menumpuk. Lingkungan yang bersih pun kelak akan lebih terjaga kualitasnya dan membuat masyarakat hidup lebih sehat. Lingkungan yang bersih akan terus bermanfaat bagi generasi di masa depan.
ADVERTISEMENT