Benarkah Musik Membantu Performa Kerja?

Dani Hidayatuloh
Widyaiswara Kemdikbudristek dan Praktisi Penjaminan Mutu Vokasi CP 085624556001
Konten dari Pengguna
9 Mei 2022 14:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dani Hidayatuloh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Photo Pribadi, 2022.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Photo Pribadi, 2022.
ADVERTISEMENT
Assalammu'alaikum Wr Wb.
Taqabbalallahu minna wa minkum. Semoga Allah menerima (puasa dan amal) ibadah dari kami dan kalian.
ADVERTISEMENT
Ja’alanallahu minal aidzin wal faizin. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang.
Selamat pagi menuju siang Bapak - Ibu juga Kaka dan Adek" semua, maaf lahir batin untuk semuanya.
Di hari pertama masuk kantor pasca liburan Idul Fitri ini tampaknya perlu mood booster. Ya, yang paling mudah adalah mendengarkan musik, setuju bukan?! Apakah musik masuk wahana mood booster bekerja? Mari simak ringkasannya !

Pendahuluan

Untuk tema tulisan sesi ini Bapak-Ibu juga Kaka dan Adek langsung saya hantarkan sebuah prolog melalui kutipan dari penelitian Lesiuk (2015), yaitu bahwa efek positif dan kualitas bekerja paling rendah terjadi pada saat tidak ada musik dan ketika bekerja lebih lama tanpa musik. Arti dari kutipan ini dapat kita narasikan bahwa kegiatan musik (mendengarkan) dapat menghadirkan perubahan suasana hati yang positif. Misal move on dari suasana efek masih ingin liburan.
ADVERTISEMENT
Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh psikolog industri menyatakan bahwa efek musik yang ada di dalam tempat kerja dapat mengurangi kelelahan dan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja (Oldham; dalam Prichard, 2006).
Bahkan, penelitian terbaru menemukan bahwa musik terkait dengan proses kognitif otak, terutama dalam hal pembelajaran. Menarik bukan?!

Sebenarnya musik itu apa?

Musik merupakan suatu hasil seni budaya yang berupa unsur-unsur atau bunyi teratur sehingga terjadi suatu harmoni yang dapat memuaskan pendengarnya.
Musik telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, yang di dalam perkembangannya tidak saja menjadi media hiburan, tetapi musik telah mempunyai fungsi yang kompleks (Haliman & Rosyid, 2000).
Bahkan jika kita rangkum beberapa pendapat ahli, musik telah berubah menjadi sesuatu yang berdampak terhadap kesehatan psikologis seperti mendamaikan hati yang gundah, membangkitkan jiwa patriotisme. Mendengarkannya dapat membantu mengurangi sedikit beban dan melalui bernyanyi dapat mengurangi ketegangan berpikir, pun memainkan alat musik bisa lebih dari itu yaitu meningkatkan kecerdasan kognitif. Setuju?!
ADVERTISEMENT

Bagaimana dengan Pop bahkan Dangdut?

Musik klasik sudah tidak terbantahkan manfaatnya, namun bagaimana dengan Pop dan Dangdut sebagai genre musik favoritnya masyarakat Indonesia? Ya, bagi anda penggemar Pop dan Dangdut simak dulu kutipan berikut:

Pop

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) musik Pop adalah musik dengan irama yang sederhana sehingga mudah dikenal dan disukai oleh orang umum.
Penelitian Ayu (2015) menyebutkan bahwa musik Pop merupakan stimulus yang menyenangkan dan menimbulkan emosi yang baik.
Siapa kah penggemar musik Pop? Ternyata dengan mendengarkan musik Pop para penggemar musik Pop dapat terbawa suasana agar tetap tenang di situasi yang sedikit crowded.

Dangdut

Penelitian tahun 2017 yang diterbitkan di dalam jurnal PLOS ONE juga menemukan bukti bahwa mendengarkan musik ceria dapat menstimulasi kinerja otak lebih cepat. Juga dapat membantu orang menunjukkan performa lebih baik saat bekerja. Musik ceria di sini diartikan sebagai irama yang menghentak dan menimbulkan semangat positif. Pernyataan tersebut pun dapat menjadi jawaban para penggemar musik Dangdut yang khas dengan irama yang bersemangat dan menghentak dari bunyi kendangnya.
ADVERTISEMENT
Satu lagi, bagi para Dangduter menurut penelitian Napitupulu (2016) pada suatu perusahaan yaitu bahwa mendengarkan musik memiliki kontribusi sebesar 13,8% dan genre musik yang memiliki pengaruh paling besar adalah jenis musik Dangdut dengan peminat sebanyak 21 orang atau sebesar 53,85%.

Back to Point : Musik-Performa Kerja ?

Sundstrom (Prichard, 2006) meringkas hasil penelitian yang menguji tentang keuntungan-keuntungan musik di dalam tempat kerja, yaitu musik memotivasi para pekerja, karena :
ADVERTISEMENT
Pada intinya musik dapat kita sepakati juga sebagai hal yang dapat menciptakan suasana terutama lingkungan kerja yang lebih menyenangkan bukan?!
Schultz (Munandar, 2001) Kira-kira 40% pekerja percaya musik dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja. Sedangkan sekitar 86% berkeyakinan bahwa mereka merasa senang mendengar musik yang mengiringi kerja mereka selama jam-jam kerja.
Penguatan dari Lesiuk (2015), asisten profesor program terapi musik di University of Miami, menemukan bahwa partisipan yang mendengarkan musik yang mereka sukai dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat. “Selain itu, ide-ide mereka juga lebih cemerlang ketimbang orang yang tidak mendengarkan musik sambil bekerja, karena musik dapat meningkatkan suasana hati,” katanya, seperti dikutip dari The Conversation.
Artinya musik juga memengaruhi kinerja fokus otak, terutama musik yang kita sukai dapat membantu meningkatkan fokus (meskipun musik yang tidak kita suka akan menghalangi konsentrasi) yang berdampak pada stabilnya bahkan meningkatkan performa kerjanya.
ADVERTISEMENT
Alhamdulillah, efek mood booster musik saya praktikan dalam menulis tulisan ini di suasana hari pertama masuk kerja pasca liburan lebaran, so it's worked and worth it.
Selamat bekerja diiringi musik dan menikmati musik ...