Konten dari Pengguna

Belanja Online Mudah, Murah, Penyumbang Sampah

Sabbih Fadhillah
A student who is exploring the world of writing and aspires to become a writer likes
10 Juni 2023 9:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sabbih Fadhillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi tumpukan sampah (sumber: https://pexels.com/Tom Fisk/)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi tumpukan sampah (sumber: https://pexels.com/Tom Fisk/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di era sekarang, masyarakat cenderung lebih menyukai belanja online daripada belanja secara langsung ke toko fisik. Hal tersebut dikarenakan, beberapa pertimbangan seperti harga yang lebih murah, keefisienan waktu dan juga kepraktisan.
ADVERTISEMENT
Ditambah lagi, pada era sekarang sedang menjamurnya situs-situs atau aplikasi belanja online yang berlomba-lomba untuk menarik hati para konsumen dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan masing-masing. Mulai dari harga miring, gratis ongkos pengiriman, cashback, kupon, hingga poin yang dapat ditukarkan.
Namun, sebagian besar dari kita mungkin tidak menyadari bahwa belanja online selain membawa dampak positif juga secara tidak langsung menjadi ancaman bagi bumi kita. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Ilustrasi paket pembungkus belanja online (sumber: https://pexels.com/Cottonbro Studio/)
Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2022, timbunan sampah di Indonesia sekarang mencapai 12 ton per tahunnya. Di mana sampah plastik menyumbang sebesar 18,5 persen dan kertas atau karton menyumbang sebesar 10,8 persen. Seperti yang kita tahu, mayoritas paket belanja online kita dibungkus dengan menggunakan bubble wrap atau honeycomb, kardus, plastik, serta selotip.
ADVERTISEMENT
Kemudian, hasil studi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang dilakukan pada tahun 2008 menyatakan bahwa, pola pengelolaan sampah di negara kita, Indonesia sebagian besar diangkut dan ditimbun di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yakni sebanyak 69 persen.
Sementara, banyak tidak tahu bahwa TPA di Indonesia banyak yang terancam tidak bisa beroperasi lagi dikarenakan overload atau penuh. Begitu miris bukan mendengarnya.

Lantas, Bagaimana Cara untuk Mengatasinya?

ilustrasi memungut sampah (sumber: https://pexels.com/ Marta Ortigosa/)
Untuk mengatasi permasalahan akan sampah, perlu kolaborasi dan kesungguhan dari berbagai pihak karena masalah sampah sudah menjadi masalah yang serius di negara kita Indonesia.
Cara yang paling mudah adalah dimulai dari diri kita sendiri. Mengawali dengan kesadaran pribadi, "berbelanja sesuai kebutuhan bukan sesuai kemauan". Jangan sampai kita tergoda karena sedang ada promo maupun launching produk baru akan tetapi, pada akhirnya hanya dipakai satu atau dua kali.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kita sebagai pembeli juga dapat memanfaatkan pembungkus paket belanja online seperti kardus pembungkus paket kita recycle menjadi kotak pensil, wadah make-up, maupun barang lainnya.
Untuk tata cara pembuatannya dapat dengan mudah kita akses di internet. Sementara, bubble wrap atau honeycomb dapat disimpan untuk digunakan kembali jika kita ingin mengirim barang ke kolega maupun sanak saudara.
Ilustrasi botol skincare yang sudah habis (sumber: https://pexels.com/Karolina Grabowsky/)
Selain itu, bagi para beauty enthusiast tentu sering membuang skincare atau make-up yang belum habis karena sudah melewati masa kedaluwarsa. Hal tersebut, juga berbahaya bagi bumi karena jika dibuang begitu saja sisa produk yang mengandung bahan kimia tersebut akan berubah menjadi gas metana yang termasuk dalam B3 (Bahan Beracun Berbahaya).
Solusinya, sisa produk tersebut dapat dibuang di tempat pembuangan limbah B3 terdekat. Sementara, bagi para produsen atau penjual dapat turut andil mengurangi sampah dengan beralih menggunakan kemasan ramah lingkungan seperti tas kanvas, pouch kain, reusable bag, atau kemasan kulit jagung meskipun harganya mungkin akan sedikit lebih mahal.
ADVERTISEMENT
Kemudian, kita juga dapat memilah dan memilih sampah-sampah untuk kita salurkan pada pihak yang memang khusus menangani daur ulang sampah. Ada beberapa pihak daur ulang sampah yang memiliki aplikasi yang menawarkan penukaran sampah antara lain seperti Rapel, E Recycle, Mallsampah, Duitin, Octopus, Dibuang, Angkuts, Kepul, dan masih banyak lagi. Dengan begitu, kita juga dapat turut andil dalam pengurangan sampah.