Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Mahasiswa KKN UNDIP Dukung Kedaulatan dan Kemandirian Pangan Petani Banyuaeng
10 Februari 2025 15:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Adristi Nadhira Ariellaraissa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Pengenalan Kedaulatan Pangan oleh Adristi Nadhira (Sumber: Dokumen Pribadi)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkqg0vg6ked2hr29t8dt5w98.jpg)
ADVERTISEMENT
Banyuaeng, 26 Januari 2025 – Desa Banyuaeng, yang dikenal sebagai daerah agraris dengan mayoritas warganya berprofesi sebagai petani padi, memiliki potensi besar dalam sektor pangan. Namun, pola pengelolaan hasil panen masih cenderung terbatas untuk konsumsi pribadi atau pemasaran dalam skala kecil. Untuk memperkuat ketahanan pangan desa, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro menginisiasi program pengenalan kedaulatan pangan kepada warga setempat, khususnya ibu-ibu RW 09.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini dilaksanakan di pelataran jalan RW 09 Desa Banyuaeng, seusai agenda gotong royong rutin warga. Program ini bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai konsep kedaulatan pangan yang menekankan hak petani dalam mengelola, mendistribusikan, dan memanfaatkan hasil panen secara mandiri dan berkelanjutan. Selain itu, program ini juga mengangkat pentingnya diversifikasi produk olahan serta peluang pemasaran lebih luas guna meningkatkan kesejahteraan petani.
Diskusi Interaktif dan Media Informasi
Mahasiswa KKN UNDIP menyelenggarakan sesi diskusi dengan warga yang dikemas secara ringan dan interaktif. Infografis menjadi media utama dalam menyampaikan informasi mengenai kedaulatan pangan, manfaat diversifikasi hasil panen, serta sistem budidaya tumpangsari yang dapat diterapkan oleh petani Banyuaeng. Poster edukatif yang telah disiapkan juga dipasang di beberapa titik strategis desa agar dapat terus diakses oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ibu Ketua RW 09, yang turut hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif mahasiswa KKN UNDIP. “Selama ini, kami memang hanya fokus pada panen dan penjualan dalam lingkup kecil. Adanya diskusi ini membuka wawasan baru bagi kami tentang bagaimana hasil panen bisa diolah lebih lanjut agar memiliki nilai tambah,” ujarnya.
Salah satu fokus utama yang disampaikan adalah sistem budidaya tumpangsari, yaitu teknik menanam lebih dari satu jenis tanaman dalam satu lahan guna mengurangi risiko gagal panen dan meningkatkan pendapatan. Contoh penerapan tumpangsari yang direkomendasikan adalah padi dengan kacang-kacangan serta jagung dengan labu, yang dinilai dapat meningkatkan efisiensi lahan dan hasil pertanian.
Antusiasme dan Harapan Warga
Respon masyarakat sangat positif, terutama dari kalangan ibu-ibu RW 09 yang menjadi peserta utama. Sesi diskusi pun diwarnai dengan berbagai pertanyaan seputar cara mengakses pasar di luar desa serta strategi sederhana untuk meningkatkan nilai jual produk pertanian. “Saya baru tahu kalau kerupuk nasi bisa dibuat dari sisa nasi. Kalau diolah dengan baik, ini bisa jadi usaha baru untuk ibu-ibu di sini,” ujar salah satu peserta diskusi.
ADVERTISEMENT
Melihat tingginya antusiasme warga, mahasiswa KKN UNDIP berharap kegiatan ini menjadi langkah awal bagi petani Desa Banyuaeng untuk lebih mandiri dan berdaya dalam mengelola pertanian mereka. Sebagai tindak lanjut, mahasiswa KKN UNDIP akan bekerja sama dengan perangkat desa untuk memastikan inisiatif ini berkelanjutan, seperti melalui pelatihan sederhana bagi kelompok tani setempat.
Program ini diinisiasi oleh Adristi Nadhira Ariellaraissa, mahasiswa Universitas Diponegoro Program Studi Hubungan Internasional, yang tergabung dalam KKN TIM I UNDIP 2025. Dengan wawasan yang lebih luas mengenai kemandirian pangan, diharapkan masyarakat Banyuaeng dapat mencapai ketahanan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan.