4 Tips Gaya Nyentrik Dengan Batik Oleh Tim KKN Undip di Desa Kampil

Tim KKN Undip Desa Kampil. Foto: Dhira Adhikara

Batik tidak hanya sekadar kain bermotif khas, tetapi juga identitas budaya yang terus berevolusi mengikuti zaman. Dalam program KKN di Desa Kampil, tim kami melakukan survei dan observasi langsung mengenai bagaimana batik bisa lebih diterima oleh anak muda, terutama mahasiswa yang ingin tampil nyentrik dan tetap nyaman. Dari hasil pengabdian ini, kami menemukan empat cara unik dan fresh dalam memadukan batik agar tetap relevan di kalangan generasi muda. Yuk, simak!

1. Batik Streetwear: Klasik Bertemu Hypebeast

Siapa bilang batik nggak bisa masuk dunia streetwear? Berdasarkan survei yang kami lakukan, anak muda di Desa Kampil cenderung lebih tertarik dengan batik jika dipadukan dengan elemen kasual. Misalnya, kemeja batik dipadukan dengan celana cargo atau jogger serta sneakers chunky.

Brand Adidas pernah memproduksi 1000 pcs Tracktop Suit yang kembali dijual di thrift shop. Foto: Instagram @takeover_thrift

Atta Halilintar mengenakan batik dengan gaya berbeda. Foto: IDN Times

Aksesori seperti beanie atau crossbody bag juga bisa memberikan sentuhan hypebeast yang makin standout. Salah satu public figure pemuda di Indonesia, Atta Halilintar sudah bereksperimen dengan gaya tersebut. Bahkan brand fashion dan olahraga mega seperti Adidas pernah mengeluarkan jaket dengan motif batik, yang ternyata bisa menjadi daya tarik tersendiri!

2. Batik Smart-Casual: Simpel, Rapi, Tapi Tetap Nyentrik

Kalau ingin tampil lebih rapi tapi tetap modis, gaya smart-casual bisa jadi pilihan. Berdasarkan wawancara dengan beberapa pengrajin batik lokal, mereka menyarankan agar batik tetap bisa digunakan dalam acara formal namun tetap fleksibel.

Caranya? Pakai kemeja batik slim fit dan kombinasikan dengan blazer atau cardigan polos. Padukan dengan chino atau celana kulot serta sepatu loafers atau oxford shoes. Hasilnya? Look yang elegan, profesional, dan tetap menonjolkan unsur budaya lokal.

3. Batik Retro Look: Jadul Tapi Kece

Salah satu tren yang kami temukan di kalangan pemuda Kampil adalah kebangkitan gaya retro. Batik dengan warna-warna earth tone atau motif jadul ternyata bisa menjadi pilihan menarik jika dipadukan dengan celana high-waist, cutbray, atau denim vintage.

Agar makin keren, tambahkan kacamata retro, jam tangan klasik, dan tote bag batik. Ini bisa jadi cara unik untuk menampilkan sisi nyentrik tanpa kehilangan kesan klasik dan etnik dari batik itu sendiri!

4. Batik Edgy & Experimental: Untuk yang Berani Beda

Untuk mereka yang berani tampil beda, batik bisa dikombinasikan dengan gaya edgy dan eksperimental. Beberapa fashion enthusiast di Kampil sudah mulai bereksperimen dengan vest batik oversized, bomber batik, hingga jaket batik asymmetrical.

Paduan terbaik? Kaos polos hitam, ripped jeans, dan boots. Atau bisa juga coba gaya layering dengan jaket denim distressed dan aksesoris metal. Dengan sedikit eksplorasi, batik bisa terlihat lebih rebellious tanpa kehilangan nilai budayanya.

Kenapa Batik Desa Kampil Harus Dipromosikan?

Hasil observasi kami menunjukkan bahwa batik home industry di Desa Kampil memiliki motif yang khas dan unik, namun masih kurang mendapat perhatian dari pasar anak muda dan juga dunia. Dengan eksplorasi gaya yang lebih beragam, batik Kampil berpotensi untuk masuk ke ranah fashion urban dan bahkan menjadi tren internasional.

Melalui pengabdian ini, tim KKN Undip berharap generasi muda semakin bangga memakai batik dan melihatnya sebagai bagian dari identitas, bukan sekadar pakaian formal. Jadi, yuk mulai eksplor gaya batik yang lebih fresh dan tunjukkan bahwa budaya Indonesia bisa tetap keren dan nyentrik! 🚀🔥

Mana gaya yang paling cocok buatmu? Yuk, share dan mention teman-temanmu yang perlu coba gaya batik nyentrik ini! #BatikGoesViral #KampilStyle #KKNUndip2025