Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Pendidikan Bagi Si Nderik
22 Mei 2022 20:38 WIB
Tulisan dari Dhiya Roiha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pendidikan merupakan kebutuhan bagioyo setiap anak di Dunia. Salah satu kunci sukses sebuah negara adalah generasinya yang berpendidikan, maka sudah semestinya setiap negara berlomba-lomba menumbuhkan generasi yang kompeten agar mampu bersaing dengan negara lain. Negara-negara barat yang maju akan teknologinya semakin unggul dengan berusaha menciptakan komponen-komponen pendukung pendidikan, yang pastinya dapat memudahkan para peserta didik. Maka dari itu, negara-negara yang sedang berkembang ikut terkena dampaknya yaitu mulai masuk teknologi-teknologi baru yang dapat memudahkan proses pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Di zaman dahulu, dalam bangku perkuliahan jika akan melakukan persentasi pastinya makalah harus diprint agar semua mahasiswa mendapatkannya tetapi di zaman sekarang tidak perlu, cukup dengan membagikan file di grup perkuliahan maka seluruh mahasiswa dapat mengaksesnya. Begitu mudah teknologi di zaman sekarang.
Di negara Indonesia sendiri sangat menjunjung tinggi pendidikan, terbukti dengan adanya wajib bersekolah selama 12 tahun. Negara Indonesia juga tidak tanggung-tanggung memberi bantuan dana kepada para warga negaranya baik itu dari jenjang dasar hingga ke jenjang yang paling tinggi. Sebenarnya di zaman dahulu tepatnya di Indonesia, pendidikan tidak seperti sekarang ini.
Banyak orang-orang dari pelosok yang berfikiran bahwa pendidikan itu tidak penting apalagi bagi kaum hawa yang nantinya juga hanya akan berurusan dengan dapur saja tetapi semakin banyaknya masukan, semakin berkembangnya globalisasi, pemikiran-pemikiran tersebut sudah mulai pudar. Banyak sarjana-sarjana muda yang menjadi contoh bahwa sukses itu melalui pendidikan, contohnya saja Maudi Ayunda yang sukses di bawah usia 30 tahun dengan berkuliah di dua universitas top dunia. Zaman sekarang bukan lagi berfikiran kuno bahwa pendidikan tidak penting apalagi bagi kaum hawa.
ADVERTISEMENT
Semakin berkembangnya globalisasi, maka semakin maju juga pemikiran para masyarakat. Indonesia sendiri tidak ingin masyarakatnya tertinggal, negara yang terdiri dari 16.771 pulau ini ingin semua masyarakatnya berpendidikan meskipun di pelosok sekalipun. Masyarakat pelosok sudah tidak bisa dibodohi lagi, mereka juga ingin anak-anak mereka sukses di masa depan dengan berpendidikan. Menurut Malcolm X, yaitu seorang aktivis hak asasi manusia “Pendidikan adalah paspor ke masa depan, karena besok milik mereka yang mempersiapkannya hari ini.” Jika kita tidak berusaha hari ini, maka yang kita dapatkan di masa depan hanyalah kopong tiada guna. Jadilah manusia yang bermanfaat baik bagi keluarga maupun negara yaitu dengan pendidikan.
Hidup di pelosok ada suka dan ada dukanya. Sukanya, setiap hari kamu akan disungguhi udara segar dengan perairan jernih yang bisa menjadi obat setelah melakukan aktivitas seharian. Dukanya, tidak semua kebutuhan dapat tersedia ya paling tidak kamu harus pergi ke kota terdekat seperti halnya dalam pendidikan. Di pelosok paling tidak Pemerintah hanya memfasilitasi pendidikan dari sekolah dasar saja, untuk sekolah menengah hingga sekolah tinggi hanya ada di kota-kota. Tetapi di Indonesia sendiri banyak Universitas-Universitas kece yang akreditasnya tidak kalah hebat dengan luar negeri.
ADVERTISEMENT
Sebagai anak nderik atau pedalaman, saya tumbuh dari hasil didikan ibu yang luar biasa. Panggil saja beliau mamake untuk lebih singkat saya biasa memanggil beliau dengan sebutan emak. Emak selalu memberi wejangan bahwa anak-anaknya kudu bersekolah tinggi sampai ke universitas, begitulah prinsip beliau meskipun pendidikannya hanya sampai di sekolah dasar tetapi dia termasuk orang yang berfikiran maju. Beliau selalu berusaha meskipun kadang uangnya tidak cukup, hutang ke sana ke mari menjadi solusi. Malam dia jadikan siang hanya untuk anaknya bisa sekolah hingga tinggi. Itulah yang memotivasi saya hingga saat ini. Jika ditanya cita-cita, jawaban saya adalah untuk membahagiakan emak. Beliau tidak menuntut nilai yang bagus, jika saya mengeluh tentang nilai maka beliau hanya menjawab “Orapapa cah ayu, ngesuk belajar maning ya! wes cep aja nangis.”
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua tunggal beliau mengajarkan saya bagaimana harus berdiri tegak meskipun sering diterpa ombak. Ayah dan Emak sudah bercerai beberapa tahun yang lalu, itulah mengapa emak selalu berusaha memenuhi kebutuhan diri saya, entah itu posisi dia sebagai ibu atau sebagai ayah. Kalau kata abang saya, beliau adalah bidadari tak bersayap yang tuhan kirimkan kepada kami. Wonderwoman hebat, tokoh marvel nyata bagiku yaitu mamake.
Saya menempuh pendidikan, mulai dari Sekolah Menengah Pertama hingga sekarang masuk Universitas di kota yang terkenal dengan mendoannya yakni Purwokerto. Jarak yang cukup jauh membuat saya harus menaiki angkot. Jujurly, kadang uang yang emak beri hanya cukup untuk menaiki angkutan umum. Maka dari itu, membuat saya mencari jalan tengah agar saya bisa membeli jajan atau perlengkapan sekolah seperti anak lainnya. Saya membawa dagangan mie lidi ke sekolah lalu saya keliling ke setiap kelas menawarkan dagangan saya. Dari uang dagangan tersebut, syukur Alhamdulillah saya bisa membeli apa yang saya inginkan bahkan hingga acara study tour saya membayarnya dengan uang hasil dagangan saya sendiri.
ADVERTISEMENT
Setiap pulang sekolah, saya harus menaiki angkutan umum kembali. Harus berburu-buru kalau dalam bahasa jawa disit-disitan mendapatkan angkutan umum dengan anak yang lainnya karena takut tidak mendapatkan angkutan. Sampai rumah
kadang bisa sampai sore dan kalian tau apa yang saya lakukan ketika sampai rumah? Saya harus menuju sumber air karena tiba-tiba air di rumah saya tidak mengalir ini dikarenakan rumah saya berada paling ujung, jadi kadang tidak kebagian air. Masih memakai seragam sekolah, saya harus menyembul selang begitulah cara tradisionalnya kadang sampai baju basah kuyup. "Enak ya hidup di pegunungan, air mengalir limpah" begitulah kata mereka yang tidak tau perjuangan saya tiap hari agar bisa umbah-umbah. Belum lagi jika hujan datang, harus cepat-cepat naik tangga bambu agar bisa menutup lubang yang berada di atap rumah agar airnya tidak masuk sampai dalam. Jika gas habis, kalau ada uang bisa beli gas dan jika tidak, maka menggunakan pawon meskipun sangit kadang membekas di baju atau muka cemang-cemong.
ADVERTISEMENT
Di malam hari kadang terjadi pemadaman, mau tidak mau saya harus menyalakan lilin agar bisa belajar. Emak menemani saya sambil membuat dagangan untuk di jual di sekolah-sekolah terdekat. Setelah kegiatan kami usai, saya memijat kaki emak terlebih dahulu sambil bercerita tentang kegiatan kami masing-masing hari ini. Jika di desa kami ada event besar seperti perkumpulan motor harley atau lain sebagainya, saya akan membantu emak berjualan. Kami tidak cukup uang untuk menyewa stand-stand yang harganya hampir jutaan, yang kami lakukan hanya berdagang di pinggiran dengan penerangan lilin. Tuhan maha baik, ada saja rezeki untuk kami. Berdagang sambil belajar sudah menjadi kebiasaan saya.
Mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah. Tersenyum setelah melewati perjuangan yang ada merupakan hasil yang terbaik sebagai apresiasi diri. Saya tidak malu sebagai anak nderik yang ingin memperoleh pendidikan. Lahir di bawah kolong Gunung Slamet mungkin bisa menjadi berkah untuk saya. Lelah tidak pernah saya rasakan setelah melihat bagaimana pengorbanan emak untuk saya.
ADVERTISEMENT
Semua pasti ada jalan, jika kita mau berusaha. Seseorang pernah berkata “Gusti Allah mboten sare.” Ya, saya sangat percaya itu. Saya yakin semua ini nikmat yang Allah berikan. Melihat ke bawah untuk selalu bersyukur dan melihat ke atas untuk selalu dijadikan motivasi. Mungkin tidak sekarang, tetapi suatu saat nanti saya dan keluarga saya mendapatkan hasilnya. Syukuri apa yang kamu miliki saat ini karena bisa jadi yang tidak kamu inginkan menjadi sesuatu yang berharga bagi orang lain.