Konten dari Pengguna

Jawara Depok "Situ Pengasinan"

Diah Suhartini
Mahasiswi Prodi Sastra Indonesia Universitas Pamulang Profesi sebagai pendidik di Yayasan Al Fattaah Guru Bidang Bahasa Indonesia
10 Juni 2023 21:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diah Suhartini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi Situ Pengasinan (Pengambilan gambar oleh Diah Suhartini)
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Situ Pengasinan (Pengambilan gambar oleh Diah Suhartini)
ADVERTISEMENT
Situ Pengasinan adalah wisata yang terkenal di Depok. Letaknya berada di kelurahan Pengasinan. Lokasinya berada di dalam pemukiman, untuk akses menuju tempatnya dari jalan Raya Pengasinan masuk gapura yang bertuliskan “Situ Pengasinan”. Jalurnya muat mengakses satu mobil saja. Situ pengasinan ini adalah tempat wisata masyarakat Depok, sekitaran Tangeran Selatan dan Bogor. Biaya masuknya cukup dengan membayar parkir saja, tetapi pada waktu tertentu atau hari besar dikenakan biaya Rp3.000,-. Tempatnya sangat sejuk, menarik untuk para penikmat alam. Selain itu terdapat wahana bebek bebekan yang bisa membuat para pengunjung merasakan suasana tengah danau. Tidak hanya itu, banyak pula para penjual dipinggir danau tersebut, yang akan memanjakan kita menikmati makanan dan minuman di bibir danau. Para pengunjung hanya bisa mengunjungi sampai sore saja karena suasana malam di tempat tersebut sangatlah mengerikan.
Dokumentasi Situ Pengasinan saat malam hari (Pengambilan gambar oleh Diah Suhartini)
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Situ Pengasinan saat malam hari (Pengambilan gambar oleh Diah Suhartini)
Informasi yang didapatkan ternyata, pada zaman dahulu Situ Pengasinan sangat angker dan kerap memakan korban. Katanya kalau ada yang memancing di sana lama-lama akan hilang. Selain itu banyaknya penghuni, ada pula keberadaan bayangan kabut. Di tempat itu kerap meminta tumbal, sungguh sangat menakutkan.
Dokumentasi Situ Pengasinan saat malam hari (Pengambilan gambar oleh Diah Suhartini)
Situ Pengasinan adalah danau buatan yang berkedalaman 1-4 meter. Luas 7 hektar sebagai serapan air yang dibangun pada masa kolonial Belanda dengan kawasan perkebunan karet yang dikelola oleh tuan kolonial Belanda, Yohana. Dinamakan pengasinan karena sumber airnya asin, akan tetapi mereka masih saja memanfaatkan airnya untuk pertanian dan perikanan sampai sekarang. Selain itu, kecamatan Sawangan, kelurahan Pengasinan ini adalah penghasil buah-buahan yang kemudian dijual di pasar Minggu.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1951 terbentuklah sebagai desa yang dijadikan pemukiman. Dikenal sebagai kampung jawara. Reputasinya tetap terjaga dengan banyaknya perguruan silat yang telah diwariskan. Secara pada masa kolonial, jawara Depok cukup disegani karena kemanpuan ilmu bela dirinya yang mumpuni. Salah satu jawara yang melegenda adalah Misar. Beliau adalah tokoh yang menginspirasi lahirnya perguruaan Silat Ms Jalan 6. Beliau belajar dari 6 guru atau 6 aliran yang dikolaborasi menjadi satu, sehingga jadilah persilatan Jalan 6 yang memang memiliki banyaknya jawara-jawara yang berjuara. Perguruan silat itu tidak hanya di daerah pengasinan saja. Namun berkembang ke berbagai wilayah. Bukan hanya menjaga dan mengamankan kampungnya saja, tetapi kampung yang lainnya juga.
Dokumentasi Situ Pengasinan (Pengambilan gambar oleh Diah Suhartini)
Fungsi dan jawara-jawara ini adalah menjaga kampung dan melawan serangan para penjajah di masa dahulu. Jurus yang digunakan sangatlah berbahaya dan mematikan, bahkan jurusnya dilarang untuk diikut sertakan dalam turnamen lomba pencak silat Indonesia. Dahulu jurus-jurus ini tercipta di masa penuh konflik untuk mempertahankan diri dan melawan kesewenangan pemerintah pada masa penjajahan. MS Jalan 6 ini sangat terkenal pukulannya yang mematikan. Oleh sebab itu hanya untuk belajar bukan untuk bertarung. Pada silat ini para jawara meyakini tidak boleh adanya kesombongan khawatir ilmu silatnya akan hilang.
ADVERTISEMENT
Dokumentsi Plang untuk masuk padepokan (Pengambilan gambar oleh Diah Suhartini)
Menurut keterangan warga, banyak yang menyaksikan sosok berpakaian jawara muncul tengah malam hingga dini hari, kemudian hilang tanpa jejak di sekitar Pengasinan. Munculnya sosok tersebut kata orang zaman dahulu berkaitannya dengan terbunuhnya jawara saat melawan masa penjajahan kolonial belanda. Selain itu ada juga penampakan sosok wanita yang tidak jelas datangnya dari mana, kemudian menghilang begitu saja.
Dokumentasi Situ Pengasinan saat malam hari (Pengambilan gambar oleh Diah Suhartini)
Pada setiap bulan Agustus warga dahulu membuat acara selamatan untuk para penunggu arwah-arwah di Situ Pengasinan tersebut, yang dianggap para jawara tersebut. Secara logika memang susah dicerna, tetapi ditempat itulah dijadikannya tempat para jawara untuk pertemuan. Pendapat itu dibenarkan karena memang para jawara tersebut yang notabennya berada di Pengasinan tersebut. Pertemuan itu untuk menyebar luaskan ajaran silat pula. Jejak kebesarannya sampai sekarang masih terabadikan dalam kisah legenda mitos berbau horor.
ADVERTISEMENT
Dokumentasi Situ Pengasinan (Pengambilan gambar oleh Diah Suhartini)
Dokumentasi Situ Pengasinan (Pengambilan gambar oleh Diah Suhartini)