Konten dari Pengguna

Alasan Mengapa Integrasi Iman dan Ilmu Penting dalam Kehidupan

Dhukha Meilinda Putri
Hai, ini Dhukha Meilinda Putri. Seorang mahasiswa dari Fakultas Ilmu Administrasi. Seorang pecinta lagu ballad yang kerjaannya selalu daydreaming.
23 November 2021 11:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dhukha Meilinda Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://unsplash.com/photos/Dt1vFAPZmUI
zoom-in-whitePerbesar
https://unsplash.com/photos/Dt1vFAPZmUI
ADVERTISEMENT
Assalamualaikum Wr. Wb. Halo teman-teman semuanya. Di kesempatan ini aku bakal bahas soal integrasi iman dan ilmu di dalam kehidupan.
ADVERTISEMENT
Seperti yang sudah kita tahu, iman itu adalah dasar atau pondasi yang wajib dimiliki oleh setiap umat beragama. Begitu juga dengan ilmu, ilmu ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengimbangi peradaban manusia. Iman dan ilmu ini harus dilaksanakan secara berdampingan.
Sebelumnya kalian sudah tahu belum soal definisi dari iman dan ilmu?
Apa sih iman itu? Menurut bahasa, iman artinya percaya, setia, melindungi, dan menempatkan sesuatu di tempat yang aman. Kalau menurut istilah, iman artinya pembenaran terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW, yaitu beriman kepada Allah SWT, para malaikat, para Nabi, para Rasul, hari akhir atau hari kiamat, serta qada dan qadar. Sedangkan menurut syari’at, iman artinya pengetahuan tentang Allah SWT dan sifat-sifatnya disertai ketaatan atas semua hal yang wajib dan sunnah serta menghindari berbagai larangan dan maksiat.
ADVERTISEMENT
Nah, ada beberapa pendapat soal definisi iman oleh para tokoh islam. Apa aja sih?
Yang pertama ada Syaikh Ibnu Utsaimin. Menurut beliau, pengertian iman secara bahasa yaitu pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk. Kalau menurut Fazlur Rahman, iman adalah suatu fiil hati, yaitu penyerahan diri seseorang kepada Tuhan dan risalahnya kemudian ia mendapat kedamaian serta keamanan dan benteng diri dari gangguan-gangguan yang menimpanya.
Nah, sudah paham kan apa iman itu. Sekarang kita lanjut ke definisi ilmu. Apa sih ilmu itu?
Ilmu berasal dari bahasa Arab ‘ilm yang artinya pengetahuan. Kalau di dalam bahasa Indonesia, kata ini punya persamaan makna dengan istilah science. Kata science sendiri asalnya dari bahasa Latin: Scio, Scire yang artinya pengetahuan. Mengutip dari pendapatnya Jujun S. Suriasumarti, ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan ilmu dan pengetahuan-pengetahuan lainnya.
ADVERTISEMENT
Ada hal yang wajib kalian tahu nih soal perbedaan antara pengetahuan dengan ilmu pengetahuan. Pengetahuan punya arti keseluruhan gagasan, pemikiran ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki oleh manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya. Sedangkan kalau ilmu pengetahuan, yaitu keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang telah disusun secara sistematis. Pengetahuan ini sifatnya lebih spontan, sedangkan kalau ilmu pengetahuan sifatnya lebih sistematis dan reflektif.
Ilmu juga tidak serta merta disebut sebagai ilmu loh. Sebelum bisa disebut dengan istilah ini, mereka harus memenuhi empat syarat. Apa aja sih syaratnya?
1. Mempunyai objek yang dikaji atau dipelajari
2. Mempunyai tujuan
3. Diperoleh melalui metode ilmiah
4. Bersifat sistematis
Ilmu juga dibedakan menjadi enam jenis nih. Berikut jenis-jenis ilmu.
ADVERTISEMENT
1. Ilmu praktis, yakni ilmu yang tidak terhenti pada teori karena tujuannya untuk mempelajari sebab-akibat untuk diterapkan dalam kehidupan nyata.
2. Ilmu praktis normatif, yakni ilmu yang memberi ukuran-ukuran (kriteria) dan norma-norma.
3. Ilmu prokis positif, yakni ilmu yang memberikan ukuran atau norma yang lebih khusus daripada ilmu praktis normatif. Norma ini mengkaji bagaimana cara membuat sesuatu atau tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai suatu hal.
4. Ilmu spekulatif ideografis, yakni ilmu yang bertujuan mengkaji kebenaran objek dalam wujud nyata dalam ruang dan waktu tertentu.
5. Ilmu spekulatif nomoteris, yakni ilmu yang bertujuan mendapatkan hukum umum atau generalisasi substantif.
6. Ilmu spekulatif teoritis, yakni ilmu yang bertujuan memahami kausalitas atau sebab-akibat untuk memperoleh kebenaran dari suatu keadaan atau peristiwa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kalian tahu tidak sih kalau secara etimologi ilmu itu berasal dari akar kata ‘ain-lam-mim yang asalnya dari kata ‘alamah, yaitu ma’rifah (pengenalan), syu’ur (kesadaran), tadzakkur (pengingat), fahm dan fiqh (pengertian dan pemahaman), ‘aql (intelektual), dirayah dan riwayah (perkenalan, pengetahuan, narasi), hikmah (kearifan), ‘alamah (lambang), tanda atau indikasi dengan sesuatu atau seseorang dikenal. Kata ilmu ini juga berasal dari bahasa Arab al-‘ilm yang artinya mengetahui hakekat sesuatu dengan sebenar-benarnya. Menurut Badr al-Din al-‘Aini, ilmu secara bahasa merupakan bentuk masdar dari pecahan kata kerja ‘alima yang artinya tahu. Meskipun demikian, menurutnya ilmu memiliki makna yang berbeda dengan kata ma’rifah. Kata ma’rifah ini punya makna yang lebih sempit dan spesifik daripada ilmu yang maknanya yang lebih umum.
ADVERTISEMENT
Kalian wajib tahu kalau banyak banget tokoh-tokoh ahli teologi, ahli hukum, filsuf, dan linguis yang menyumbang pemikirannya mengenai definisikan ilmu. Berikut beberapa definisi yang bisa aku rangkum.
Menurut al-Raghip al-Ishfahani (443/1060) dalam Mufradat Alfaz al-Qur’annya, ilmu didefinisikan sebagai ”Persepsi akan realitas sesuatu” (al-ilmuidrak al-shay’ bi-haqiqatihi) yang artinya bahwa pemahaman kualitas seperti bentuk, ukuran, volume, warna, dan properti lainnya dari suatu hal nggak bisa didefinisikan sebagai ilmu. Kalau menurut Hujjatul Islami Imam al-Ghazali (505/1111), ilmu merupakan pengetahuan akan sebagaimana adanya (ma’rifat al-shay ‘ala mahwabihi). Lalu menurut Atsir al-Din al-Abhari (663/1264), ilmu merupakan sampainya gambar maupun abstraksi dari suatu hal dalam akal subjek. Selanjutnya menurut Al-Sharif al-Jurjani (816/1431) dalam at-Ta’rifatnya, ilmu merupakan sampainya pikiran pada makna dari suatu objek. Yang terakhir, menurut Profesor Syed Muhammad Naquib al-Attas dalam monografinya yang berjudul The Concept of Education in Islam, ilmu merupakan sampainya makna dalam jiwa.
ADVERTISEMENT
Nah selanjutnya, Ibnu Khaldun punya pemikiran bahwa ilmu itu bisa dibagi menjadi dua macam, yaitu ilmu naqliyah (ilmu yang berdasarkan pada otoritas yang juga disebut sebagai ilmu tradisional) dan ilmu ‘aqliyah (ilmu yang didasarkan pada akal atau dalil rasional). Ilmu yang pertama ini contohnya seperti ilmu-ilmu al-Qur’an, hadis, tafsir, ilmu kalam, tasawuf, dan ta’bir al-ru’yah. Sedangkan ilmu yang kedua yaitu ilmu-ilmu filsafat (metafisika), matematika, dan fisika, dengan segala macam pembagiannya.
Sekarang kalian sudah paham kan soal definisi iman dan ilmu? Lalu, bagaimana sih cara kita mengintegrasikan kedua hal ini? Seperti yang sudah kita bahas di pengertian iman, salah satu bentuk iman yaitu mempraktikkannya dengan anggota badan. Nilai-nilai integrasi iman dan ilmu pengetahuan ini bisa kita lihat dalam kandungan Q.S. al-Mujadalah/58:11. Berikut kandungan yang bisa dipetik.
ADVERTISEMENT
1. Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman, yang taat dan patuh kepada-Nya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan berusaha menciptakan suasana damai, aman, serta tenteram di dalam masyarakat. Hal ini berarti untuk menjadi Muslim yang baik, kita harus beriman, yaitu dengan melaksanakan perintah dan larangan-Nya.
2. Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu, yang menggunakan ilmunya untuk menegakkan kalimat Allah SWT. Hal ini mempunyai arti bahwa selain beriman kita juga harus berilmu. Islam memotivasi kepada manusia untuk giat menuntut ilmu pengetahuan sehingga kedudukannya akan diangkat dalam pandangan Allah SWT.
3. Orang-orang yang memiliki derajat paling tinggi di sisi Allah SWT adalah mereka yang beriman dan berilmu, serta ilmunya diamalkan sesuai dengan perintah-Nya. Hal ini berarti, menjalankan iman dan ilmu secara bersama-sama atau beriringan dapat membuat Muslim memiliki derajat yang paling tinggi. Cara menjalankan kedua hal ini yaitu dengan senantiasa menuntut ilmu serta tidak melalaikan perintah-Nya.
ADVERTISEMENT
Nah, dari kandungan ayat di atas kalian pasti sudah paham soal betapa pentingnya iman dan ilmu itu. Kandungan Q.S. al-Mujadalah/58:11 menjadi alasan yang kuat kenapa kita harus mengintegrasikan iman dan ilmu ini dalam kehidupan. Menurut aku, kedua hal ini memang harus dilaksanakan bersamaan supaya bisa menjadi pedoman kita dalam bersikap dan berperilaku. Iman mengajarkan kita untuk manusia yang bermoral dan tidak terpaku dengan kehidupan duniawi. Sedangkan ilmu menjadikan kita sebagai manusia yang berpendidikan dan mengikuti perkembangan zaman. Dengan demikian, integrasi iman dan ilmu ini sangat diperlukan agar kehidupan duniawi saat ini maupun kehidupan akhirat yang akan datang bisa berjalan dengan seimbang.
Sekian penjelasan dari aku soal integrasi iman dan ilmu. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum Wr. Wb.
ADVERTISEMENT