Konten dari Pengguna

Menggali Lebih Dalam Sejarah Desa Kulurejo dan Potret Kepemimpinannya

Diah Widia
Mahasiswa Universitas Diponegoro Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya 2021
12 Agustus 2024 17:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diah Widia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kulurejo (23/7) – Dalam upaya melestarikan sejarah dan budaya lokal, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2024 berinisiatif untuk menggali dan menuliskan sejarah dan riwayat kepemimpinan di Desa Kulurejo, Nguntoronadi, Wonogiri. Program ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan akan semakin memudarnya ingatan kolektif masyarakat terhadap akar sejarah desa dan riwayat kepemimpinannya.
ADVERTISEMENT
Desa Kulurejo, seperti banyak desa lainnya, memiliki sejarah panjang yang sarat dengan nilai-nilai luhur. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak kisah dan peristiwa bersejarah yang terlupakan atau hanya tersimpan dalam ingatan para sesepuh desa. Diah Widiastuti, Mahasiswa KKN Undip dari jurusan Sejarah 2021 melihat pentingnya pendokumentasian sejarah desa ini agar dapat menjadi warisan bagi generasi mendatang. Nantinya tulisan sejarah dan riwayat kepemimpinan Desa Kulurejo yang telah ditulis akan dimuat dalam website Desa Kulurejo (situs bersahabat) agar dapat mudah diakses oleh umum.
Bapak Aris Hartanto, Kepala Desa Kulurejo juga turut memberi dukungan positif, menurutnya pendokumentasian dan penulisan ini sangatlah penting karena sejarah desa dapat menjadi jembatan penghubung antara generasi tua dan muda, sehingga nilai-nilai luhur dapat terus diwariskan.
Wawancara antara Diah (Mahasiswa KKN Undip 2024) dengan Ibu Subarni selaku Sekretaris BPD Desa Kulurejo
Proses penggalian data dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari Bapak Sukatno selaku Wakil Ketua LPM, Ibu Subarni selaku Sekretaris BPD, juga Bapak Aris Hartanto, Kepala Desa Kulurejo. Pada tanggal 23 Juli 2024, dilakukan wawancara mendalam untuk mengumpulkan informasi mengenai berdirinya desa, pergantian kepemimpinan, dan peristiwa penting. Selain wawancara, studi pustaka juga dilakukan dengan menelusuri arsip desa, catatan sejarah daerah, dan literatur terkait. Proses penggalian data ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi, mengingat banyak informasi yang harus disusun dan diverifikasi. Lalu pada 30 Juli 2024, dilakukan pencarian foto pemimpin terdahulu dengan mendatangi kediaman dan mencari foto melalui sanak saudara apabila yang bersangkutan sudah tiada.
Proses penulisan sejarah Desa Kulurejo
Setelah data terkumpul, mulai disusunlah tulisan sejarah Desa Kulurejo. Proses penulisan dilakukan secara kolaboratif. Hal ini bertujuan untuk memastikan akurasi informasi dan juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk ikut serta dalam pelestarian sejarah desanya. Dalam tulisan sejarah ini, tidak hanya disajikan data-data faktual, tetapi juga berusaha untuk mengungkap makna di balik setiap peristiwa. Tujuannya ingin menunjukkan bagaimana sejarah desa telah membentuk identitas dan karakter masyarakat Kulurejo. Disusun pula foto beserta tahun kepemimpinan dalam sebuah figura yang dipasang di Balai Desa Kulurejo.
Pencetakan Foto Pemimpin Desa Kulurejo
Dari wawancara dan studi pustaka didapat bahwa asal mula penamaan 'Kulurejo' dikarenakan pada suatu hari, seorang bangsawan mengembara dan menemukan sebuah rumah kecil di daerah Kulur. la disambut hangat oleh Ki Kulur, sang pengembara meramalkan bahwa daerah tersebut akan menjadi Rejo Toto dan ia menamakannya Kulurejo atas persetujuan Ki Kulur. Beberapa hari kemudian, Ki Kulur bertemu seorang Wali yang ingin membendung sungai kecil untuk mengalihkan alirannya ke arah Barat Daya, dari pemukiman Tempursari saat ini dan melewati pemukiman kecil di kawasan Bulurejo, khususnya pemukiman Duren. Ki Kulur menentang karena khawatir akan kelangsungan hidup anak cucunya. Perdebatan sengit pun terjadi dan berujung pada perkelahian. Mereka berdua sepakat untuk mengadakan sayembara. Pertarungan terjadi di sungai yang dalam, yaitu Kedung Sambeng. Kekuatan Wali ternyata tidak dapat mengalahkan Ki Kulur, wali pun mengaku kalah. Akibatnya, sungai tetap mengalir seperti semula ke wilayah Kulurejo. Namun, Wali tersebut mengeluarkan kutukan bahwa keturunan Ki Kulur akan mengalami penyakit sesak napas di setengah umur mereka karena pada saat perkelahian Ki Kulur memasukkan kepala wali kedalam air sungai hingga kesulitan bernafas.
ADVERTISEMENT
Diharapkan dengan adanya tulisan sejarah desa dan riwayat kepemimpinan tersebut, masyarakat Desa Kulurejo akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang akar sejarah mereka. Selain itu, tulisan tersebut juga dapat menjadi referensi bagi peneliti, pelajar, dan generasi mendatang yang ingin mempelajari tentang Desa Kulurejo.