Konten dari Pengguna

Haira: Aku Kuat karena Ayah

Dayu
be yourself, be beautiful
17 Desember 2021 13:29 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dayu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi (pixabay) gadis | kesedihan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi (pixabay) gadis | kesedihan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Haira adalah gadis periang yang selalu dipenuhi oleh pelangi di hatinya. Kehidupan Haira sangat menyenangkan, hampir setiap hari-harinya selalu dipenuhi dengan canda tawa. Haira adalah anak tunggal dari keluarga sederhana yang hangat, Haira sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga kecil ini. Seharusnya Haira mempunyai dua saudara kandung, namun Tuhan ternyata lebih sayang mereka sebelum Haira sempat mengenalnya.
ADVERTISEMENT
Sinar matahari pagi dan alarm ponsel yang berdering telah membangunkan Haira dari tidurnya. Tidak seperti biasanya, perasaan Haira seperti ada yang mengganjal, namun Haira terus berusaha untuk berpikir positif. Haira keluar dari rumah untuk mengambil seragam sekolahnya yang tergantung di luar, Haira tampak bingung dengan keadaan di luar rumahnya yang begitu ramai. Haira bertanya-tanya dalam hati, ada apa sebenarnya. Haira tidak sengaja mendengar percakapan Tantenya.
“Katakan pada Haira pelan-pelan takut dia tidak terima”
Jantung Haira seketika berhenti setelah mendengar perkataan itu, pasalnya Mama Haira sedang dirawat dirumah sakit dan Haira belum sempat ke rumah sakit karena tugas sekolah yang sangat banyak. Salah satu Tante Haira menghampiri Haira.
“Kamu ingin ke mana?” tanya Tante Haira cemas.
ADVERTISEMENT
“Siap-siap sekolah Tante, memang ada apa Tante? Jangan katakan kalau Mama…” jawab Haira gemetar.
“Yang sabar ya, Mama sudah tenang di atas sana, Haira harus ikhlas ya” ucap tante seraya memeluk Haira.
Tanpa pikir panjang Haira langsung berlari ke rumah Nenek Haira yang rumahnya tepat berada di depan rumah Haira. Haira menangis sejadi-jadinya, rasa penyesalan dan kesedihan menyelimuti perasaan Haira. Seketika kebahagiaan Haira pun hancur berkeping-keping, pelangi yang selama ini menghiasi hatinya telah berubah menjadi awan hitam.
Keluarga Haira berusaha untuk menenangkan Haira yang sedang menangis, mencoba untuk ikhlas dan meredam tangisnya. Haira sadar dan mencoba untuk ikhlas merelakan kepergian Mamanya. Haira harus berusaha kuat, karena Haira tidak ingin kalau nanti Ayahnya merasa sedih.
ADVERTISEMENT
Pukul 08.00 pagi, jenazah Mama Haira tiba. Haira mencoba menguatkan diri, Haira menyeka air matanya sejenak sebelum Haira memeluk Mamanya untuk terakhir kalinya. Haira sedikit tenang setelah memeluk sang Mama, Haira bergegas mengambil air wudu untuk membacakan Yasin di depan jenazah Mamanya. Setetes demi setetes air mata Haira turun saat membacakan Yasin, mengingat kebersamaannya dengan sang Mama. Setelah membaca Yasin, Haira menemui adik Mamanya yaitu Tante Keisha yang sedang menangisi kepergian kakaknya. Haira mencoba kuat, air mata Haira sudah mengenang di mata nya.
Setelah semua persiapan disiapkan, jenazah Mama Haira kemudian dibawa untuk dimandikan dan dilanjutkan untuk di kafankan. Untuk terakhir kalinya Haira mencium kening Mamanya sebagai salam perpisahan dengan sang Mama. Jenazah Mama Haira kemudian dishalatkan dan dikuburkan di TPU tidak jauh dari rumah Haira.
ADVERTISEMENT
Hari-hari Haira kini menjadi sepi, tidak ada lagi masakan buatan Mama, tidak ada lagi suara cerewet sang Mama yang marah-marah. Haira sangat merindukan masa-masa dirinya dengan sang Mama.
***
6 tahun berlalu Haira kini sudah dewasa, Haira kini berkuliah di salah satu Universitas Swasta di Indonesia. sebenarnya Haira sudah lelah belajar, tetapi karena Haira menjadi satu-satunya harapan sang Ayah membuat Haira harus menjadi sarjana seperti keinginan Orang tuanya. Ayah Haira menjadi alasan utama Haira ingin melanjutkan sekolahnya.
“Ra, kamu harus bisa lebih dari Ayah yang hanya lulusan SMA ini. Kamu tidak perlu memikirkan persoalan biaya, selagi Ayah kuat dan masih bisa menghasilkan uang, berapapun biayanya Insyaallah Ayah sanggup” ucap sang Ayah penuh harapan.
ADVERTISEMENT
“Iya Yah, Ayah harus menemani Haira sampai Haira nanti berkeluarga dan Ayah bisa melihat cucu Ayah ya” jawab Haira seraya tersenyum.
“Kamu doakan Ayah agar selalu sehat ya” jelas Ayah seraya mengusap rambut Haira.
Karena Haira adalah anak tunggal, hal ini membuat Ayah Haira memiliki harapan yang besar terhadap Haira menjadikan beban berat yang harus dipikul Haira.
***
Ilustrasi (pixabay)
Kuliah Haira kini sudah memasuki semester enam. Haira merasa lelah dengan perkuliahan ini, rasa ingin menyerah sesekali terlintas di pikirannya. Namun karena sang Ayah, Haira mengurungkan keinginan itu. Disaat lelah, Haira sering kali merindukan sosok sang Mama, Haira sangat ingin menceritakan keluh kesahnya kepada sang Mama, tetapi sayangnya hal itu sekarang tidak bisa dilakukan.
ADVERTISEMENT
Haira sebenarnya ingin berbagi keluh kesahnya kepada Ayahnya, namun Haira tidak ingin jika semua yang Haira ceritakan akan menambah beban pikiran Ayahnya. Akhirnya Haira memilih menceritakannya kepada sepupunya Sella. Sella adalah sosok pendengar yang baik, Haira lebih terbuka jika bercerita dengannya dengan leluasa. Hingga satu hari disaat Haira sudah benar-benar ingin menyerah pada kuliahnya, Sella mendorongnya untuk tidak boleh menyerah begitu saja.
“Sel, Aku lelah ingin menyerah saja” ucap Haira sedih.
“Tidak boleh seperti itu, tanggung satu tahun lagi kamu selesai” ujar Sella terkejut.
“Tetapi Sel, aku lelah. Aku sudah tidak sanggup lagi dengan perkuliahan ini, lagi juga dahulu mengapa aku milih jurusan ini sih?” jawab Haira kesal.
“Ra, segala sesuatu itu ada pasti risikonya, jadi mau tidak mau kamu harus terima. Ini pilihan kamu, ya kamu harus jalani sampai selesai. Masa seperti ini saja mau menyerah sih, yuk semangat!” jawab Sella menyemangati.
ADVERTISEMENT
“Ra, kamu harus ingat kamu itu satu-satunya harapan Ayah kamu, memangnya kamu mau melihat Ayah kamu kecewa? Ayah kamu sudah bersusah payah membayar uang kuliah kamu sampai sejauh ini, lalu kamu mau menyerah begitu saja?” jelas Sella mengingatkan.
“Sel, aku tahu. Aku paham. tetapi… Yaudah deh,” jawab Haira putus asa.
“Nah gitu dong. Semangat ya, kalau ada apa-apa cerita saja ya sebisa mungkin aku pasti bantu” ucap Sella seraya tersenyum.
Perkataan Sella membuat Haira sadar akan tuntutan hidup yang harus Haira hadapi. Haira tidak ingin melihat Ayahnya kecewa, apalagi mengingat semua jerih payah Ayahnya demi membiayai Haira.
***
Semester enam telah berakhir, kini Haira sudah menjadi Mahasiswa tingkat akhir. Haira sedang mempersiapkan skripsinya sebagai syarat kelulusan, Haira harus bolak-balik kampus untuk bimbingan. Satu langkah lagi, Haira akan menjadi seorang sarjana dengan gelar S1, Haira sangat menantikan momen itu. Jadwal sidang skripsi sudah dibentuk, Haira harus menyiapkan mental dan hatinya untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh Dosen penguji di ruang sidang nanti. Ayah Haira selalu memberikan dorongan semangat agar Haira mampu menjalankan sidangnya dengan baik dan lancar.
ADVERTISEMENT
“Ra, semangat ya sebentar lagi kok, jangan lupa berdoa ya” ucap Ayah Haira seraya menepuk pundak Haira.
“Iya Yah, doakan Haira agar sidang nanti berjalan dengan lancar ya Yah” jawab Haira terharu.
“Makasih ya, kamu sudah bisa bertahan sampai sejauh ini. Ayah bangga dengan kamu” ucap Ayah Haira.
“Makasih juga karena Ayah selalu ada untuk Haira, mau menemani Haira sampai sejauh ini. Sehat-sehat ya Yah, Haira sayang Ayah” jelas Haira terharu seraya memeluk sang Ayah.
Haira sangat senang bisa menjadi bagian dari keluarga kecil ini, Haira bangga mempunyai Ayah seperti Ayahnya. Ayah telah menjadi sosok inspiratif yang Haira miliki. Berkat dukungan sang Ayah dan Sella, Haira berhasil menjalankan sidangnya dengan baik. Seminggu lagi Haira akan melakukan wisuda di Universitas nya, Haira sangat tidak sabar menantikan saat itu tiba.
ADVERTISEMENT
***
Hari ini Haira sedang bersiap berangkat menuju Universitas nya, Haira sangat cantik dengan kebaya berwarna merah muda yang dirancang khusus oleh Haira. Haira wisuda ditemani dengan Ayahnya dan juga Sella sepupunya, Ayah Haira sangat tampan mengenakan kemeja batik berwarna merah, begitupun Sella yang sangat cantik memakai kebaya yang warnanya senada dengan Haira.
Sesampainya di Universitas, Haira bergegas untuk memakai pakaian wisudanya, Haira sangat terharu akhirnya semua kerja kerasnya selama ini telah terbayarkan. Tanpa disangka, Haira menjadi lulusan terbaik dengan IPK 3,8. Haira sangat terharu dengan pencapaiannya, Haira pun langsung lari menemui sang Ayah dan memeluknya. Air mata bahagia Haira mengalir membasahi wajahnya, Haira sangat bahagia akhirnya Haira bisa membanggakan sang Ayah.
ADVERTISEMENT
“Ayah, Ira lulusan terbaik” ucap Haira terisak.
“Iya, Ra. Anak Ayah memang hebat, Ayah bangga sama kamu, Mama di atas sana juga pasti bangga dengan kamu. terima kasih ya” jawab ayah terharu.
“Ra, aku bangga dengan kamu. Sepupu aku satu ini memang hebat. Ternyata kamu lebih kuat dari yang aku kira ya. Keren!” sambung Sella seraya mengusap punggung Haira.
“Terima kasih ya, ini semua berkat kalian juga, aku bisa melangkah sampai sejauh ini berkat doa dan dukungan kalian. Haira sayang kalian” ucap Haira sesegukan.
Haira sangat berterima kasih atas semua dorongan yang diberikan Ayahnya dan Sella untuk dirinya. Jika tidak ada mereka mungkin Haira tidak akan bisa berada di titik ini. Memang benar kata pepatah kalau kerja keras itu tidak pernah menghianati hasil. Haira sangat bersyukur bisa dikelilingi oleh orang-orang baik yang selalu ada disampingnya, baik disaat Haira senang maupun sedang terpuruk sekalipun.
ADVERTISEMENT