Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Nongkrong Jadi Ajang Aktualisasi Diri
15 Juli 2024 17:47 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Diah Hananda Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh
Diah Hananda Putri, Navessa Adinda Rahayu, dan Laila Meiliyandrie Indah Wardani
ADVERTISEMENT
Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana
Nongkrong Sebagian Dari Lifestyle
Menurut KBBI nongkrong atau menongkrong adalah sebuah istilah yang digunakan untuk berkumpul dengan teman- teman di suatu tempat,yang melibatkan pembicaraan mulai dari hal yang remeh hingga hal serius. Budaya nongkrong juga berperan dalam meningkatkan kreativitas dalam berpikir dan berkarya karena dengan nongkrong mereka bebas mengekspresikan diri.Seiring perkembangan zaman yang pesat secara sadar atau tidak sadar setiap individu memiliki gaya hidup nya masing masing. Gaya hidup merupakan kebiasaan tentang bagaimana seseorang menghabiskan waktu atau apa yang mereka anggap penting dalam kehidupan sehari hari. Setiap individu memiliki cara yang berbeda beda untuk menghilangkan rasa jenuh. Sebagian orang untuk menghilangkan rasa jenuhnya lebih banyak dihabiskan diluar rumah seperti nongkrong di coffe shop atau kedai kopi yang dimana saat ini coffe shop telah menjadi salah satu ikon gaya hidup modern.
ADVERTISEMENT
Munculnya Trend – trend Nongkrong di Coffe Shop
Coffee Shop pada umumnya menawarkan sebuah tempat yang bagus dengan perabotan-perabotan modern dan mengutamakan kenyamanan para pelanggan.Menikmati secangkir kopi di warung kopi atau kafé untuk sebagian kelompok masyarakat sudah menjadi simbol kemewahan, ekslusivitas, serta penanda identitas kelas sosial terutama di kalangan anak muda dan kaum milenial, sebagai salah satu alternatif media aktualisasi diri mereka (Trisila, 2017; Dharmayanti & Darma, 2020; Maharani & Darma, 2018;Periantini & Darma, 2021; Putra & Darma, 2021). Yang dilakukan oleh mereka disana hanya untuk sekedar mengupdate status atau foto diberbagai sosial media agar terlihat oleh orang sekitar, bahwa mereka memiliki gaya hidup yang mewah serta dianggap mampu mengikuti tren. Kebiasaan seseorang pergi ke coffe shop erat kaitannya dengan aktualisasi diri (self- actualization). Aktualisasi diri menurut Abraham Maslow merupakan proses menjadi diri sendiri serta pemanfaatan potensi atau bakat secara penuh. Pada fase remaja atau anak muda untuk dapat mengaktualisasikan diri yaitu dengan berbagai macam tren seperti tren teknologi, musik, fashion dan kebudayaan dll.
ADVERTISEMENT
Alih - alih Nongkrong, Kafe menjadi Tempat Ajang Aktualisasi Diri
Mengikuti tren yang ada merupakan suatu bentuk aktualisasi diri yang dilakukan untuk membentuk konsep diri terhadap orang lain. Selain faktor kenyaman dan pengaruhnya terhadap gaya hidup, aktualisasi diri juga merupakan bagian dari satu kebutuhan yang wajib dipenuhi. Saat ini Kafe sarat dimaknai sebagai yang tidak hanya sebatas pada penyediaan kopi sebagai simbol keberadaan sebuah ruang, namun kafe telah menjadi satu penanda momentum di mana kebudayaan baru mulai terbentuk (Palupi, 2016). Pada fenomena anak muda nongkrong di kafé dengan melakukan kegiatan berkumpul dan berfoto serta mengunggah status di platform sosial media merka berusaha agar mendapatkan perhatian atau attention dari orang disekitar di sosial media. Jika status yang mereka unggah di sosial media berhasil mendapatkan perhatian, jumlah like yang banyak serta pujian akan memiliki rasa kepuasan tersendiri bagi mereka. Berdasarkan teori Abraham Maslow berkaitan dengan hierarki kebutuhan manusia. Teori ini mengenai kebutuhan bahwa individu bakal berupaya memenuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu sebelum beranjak ke kebutuhan yang lebih tinggi. Agar tercapainya kebutuhan aktualisasi diri terpenuhi perlu juga untuk memenuhi kebutuhan hierarki dasar lainya seperti:
ADVERTISEMENT
1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Kafe menyediakan minuman dan makanan yang memenuhi kebutuhan dasar manusia. Terpenuhinya kebutuhan akan fisik seseorang yaitu makan dan minum. Aroma kopi dan makanan yang lezat serta suasana yang nyaman kafe bisa menjadi tempat untuk memenuhi kebutuhan fisiologis ini.
2. Kebutuhan Rasa Aman (Safety / Security Needs)
Tercapainya kebutuhan rasa aman kafe menyediakan tempat yang mampu memberikan ketenangan dan kenyamanan selain tempatnya yang bagus dan nyaman lingkungan nya yang bersih dapat memberikan rasa aman baik secara fisik maupun psikologis.
3. Kebutuhan Social Needs
Selain rasa aman dan nyaman yang diberikan kafe juga mampu memberikan pelayanan yang ramah dan baik, sering adanya kegiatan seperti berkumpul bersama teman atau bertemu dengan orang baru. Ini dapat memenuhi kebutuhan manusia akan interaksi dan hubungan sosial
ADVERTISEMENT
4. Kebutuhan akan Penghargaan (Esteem Needs)
Nongkrong di kafe menjadi simbol status sosial yang menjadi gaya hidup dizaman sekarang. Kafe yang aesthetic dan unik memberikan rasa bangga dan penghargaan diri bagi pengunjungnya. Mengunjungi kafe yang memiliki reputasi baik dapat meningkatkan rasa penghargaan diri.
5. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs)
Banyak orang menjadikan kafe sebagai tempat untuk mereka bekerja, belajar,serta mengejar passion. Semua mereka lakukan di kafe, yang membuat kafe bisa menjadi bagian dari proses aktualisasi diri. Kafe menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung produktivitas dan kreativitas yang memungkinkan individu untuk mengembangkan potensi.
References:
Arisanti, P. (2021). Tren Gaya Hidup Milenial, Identitas Sosial dan Desain Coffe Shop. Jurnal.
Manajemen Bisnis Volume 18, No. 4.
ADVERTISEMENT
Dharmayanti, P. D., & Darma, G. S. (2020). The Use of Instagram in Coffee Shop. International
Research Journal of Management, IT & Social Sciences, 7 (4): 48-56.
https://doi.org/10.21744/irjmis.v7n4.948
Maharani, I.G.A.P.D., and Darma, G.S. (2018). Consumer Purchasing Behavior Analysis on
Impulse Buying, Jurnal Manajemen & Bisnis, 15 (3): 16-37
Mcleod, Saul. (2024). Maslow Hierarchy Of Needs. Retrived from
https://www.simplypsychology.org/maslow.html
Periantini, N.P.N., & Darma, G.S. (2021). Menelisik Persepsi Perilaku Milenial Pengguna
Instagram di Era New Normal. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 10 (12), 1087-1096. doi:10.24843/EEB.2021.v10.i12.p04
Palupi, Nining. (2016). “Dekonstruksi Coffee Shop”. Tesis. Denpasar: Program Pascasarjana
Universitas Udayana
Putra, I. W. G. G., & Darma, G. S. (2021). Menakar Strategi Govinda Sport Menyikapi Perubahan
ADVERTISEMENT
Perilaku Konsumen Dari Konvensional Ke Online Shopping. E-Jurnal Manajemen, 10(7), 714-737
Salendra. (2014). Coffee Shop as a Media for Self-Actualization Today’s Youth. Jurnal Messenger,
Volume VI, Nomor 2, Juli 2014