Konten dari Pengguna

Sapaan Legendaris di Minangkabau untuk Laki-laki dan Perempuan

diah noverita
Dosen pada Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas Padang sejak tahun 2000, S1 dari almamater Sastra Minangkabau 1993 S2 2005 dan S3 2016 dari FIB UGM,
19 Januari 2025 16:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari diah noverita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sapaan legendaris di ranah Minang, (designed by Diah Noverita, 19 /01/2025)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sapaan legendaris di ranah Minang, (designed by Diah Noverita, 19 /01/2025)
ADVERTISEMENT
Istilah legendaris bersifat jamak. Legendaris dalam pengertian umum dapat dimaknai sebagai sesuatu yang populer, sesuatu yang selalu diingat, sesuatu yang menjadi buah bibir oleh banyak orang, sesuatu yang dikenang lintas zaman, selalu dipakai, dilestarikan, tidak pernah bosan untuk menggunakan dan menikmatinya kapan dan dimanapun berada. Menurut KBBI, legendaris berasal dari kata legenda, yang merujuk pada cerita atau narasi yang telah diwariskan dari masa ke masa.
ADVERTISEMENT
Pengertian lainnya tentang legendaris adalah sesuatu yang luarbiasa, sangat istimewa, sangat terkenal sehingga sering dikenang, diceritakan, atau dihormati. Sesuatu yang legendaris adalah sesuatu yang dianggap memiliki nilai, prestise, atau keunikan yang tinggi.
Begitu juga halnya dengan bahasa yang merupakan alat komunikasi antar sesama manusia. Untuk berkomunikasi sesama manusia, diperlukan sapaan atau kata-kata permulaan yang diucapkan untuk menegur seseorang. Kata sapaan untuk menegur dan menyapa seseorang yang kita temui dalam berbagai situasi, tentu berbeda pula bentuk sapaan dan maksudnya. Sapaan kekerabatan lebih bersifat akrab, karena ada hubungan kekerabatan bertali darah antara penyapa dengan orang yang disapa.

Sapaan bagi Perempuan Minang

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau sapaan legendaris seorang anak kepada ibunya di pada zaman lalu lebih didominasi dengan penggunaan kata-kata seperti amak, mande, one, uniang, biai, ibu. Sementara sapaan ibu kepada anaknya seperti upiak sebut nama, nak, nak kanduang, anak amak, kamek (Mek). Ragam sapaan seorang anak untuk menyapa saudara ibunya yang perempuan dengan panggilan seperti: etek, cik uniang, cik ani, mak uwo, tekta, bulel, one, teti, cek elok, angah. Sapaan legendaris untuk kakak perempuan di Minangkabau yaitu uni. Sapaan uni diikuti dengan singkata namanya, seperti uni Ita, uni Noni, uni Eti, uni Yen, dll. Sama halnya sebutan untuk uda, sapaan uni juga disingkatkan tanpa bunyi huruf /u/sering disapa dengan ni (huruf //u/ tidak disebut), seperti: ni Ta, ni Mar, ni Rat, ni Met, dll. Untuk sapaan yang lebih romantis dan bernada manja, biasanya seorang istri menyapa suaminya dengan panggilan uda/da sayang, uda ambo, uda denai, da oii. Sapaan uda kepada suami sebagai penanda suaminya berasal dari etnis Minangkabau, atau satu kampung dengan si isteri.
ADVERTISEMENT

Sapaan bagi Laki-laki Minang

Sapaan legendaris seorang bapak kepada anak laki-lakinya yang masih kecil biasanya dipanggil dengan Yuang, Buyuang, Jang, Ujang, nak, sebut namanya, dan ang, wa ang (dalam kondisi emosi). Begitu pula halnya dengan sapaan anak kepada orangtua laki-lakinya. Zaman dahulu, sapaan kepada bapak kandung kita, disapa dengan apak, pak, ayah, abah, abi, buya, gaek. Untuk menyapa mamaknya (saudara laki-laki ibunya) beragam pula, yang disesuaikan dengan usia dan warna kulit, seperti: mak adang, mak angah, mak etek, mak uncu, mak itam, mak utiah, mak uniang, mak apuak. Pada posisi antar sesama saudara, beradik kakak, ataupun dunsanak yang dianggap sebagai kakak atau adik, sapaan legendaris bersifat gender. Sapaan khas yang mestinya tetap dipakai, dilestarikan dalam bergaul dan bertegur sapa sehari-hari. Ada sapaan uda kepada kakak laki-laki yang tertua, dan sapaan uni kepada kakak perempuan yang tertua. Sapaan uda dan uni juga diikuti dengan nama asli orang yang disapa. Sapaan legendaris untuk kakak laki-laki di Minangkabau yaitu uda. Sapaan uda juga diikuti dengan singkata namanya, seperti uda Udin, uda Jon, uda Zal, uda Pono, uda Zul, sebutan untuk uda, adakalanya lebih sering disapa dengan da (huruf/fonem /u/ tidak disebut), seperti: da Udin, da Zal, da Pono, da Zul, da Al, da Man, dll.
ADVERTISEMENT
Sapaan uda dan uni yang diikuti dengan singkatan namanya bukan hanya untuk saudara kandung, bisa juga dituturkan kepada laki-laki yang lebih tua dari kita dan bukan kerabat, tetapi memiliki ikatan sosial pertemanan dilingkungan sekolah, sekitar rumah, lingkungan kerja, atau seseorang yang tidak dikenal tetapi kita menyapa seseorang itu untuk suatu kepentingan, seperti belanja di pasar, transaksi di mall, di atas angkot/kendaraan umum, dan tempat keramaian lainnya yang bersifat tidak resmi/informal.
Fenomena baru terhadap situasi kebahasaan terkini, sapaan legendaris uda dan uni di Minangkabau, telah berkurang penuturnya khususnya di kota Padang, dan sekitarnya. Sapaan legendaris khas Minangkabau telah memudar, bergeser berpindah kepada sapaan kekinian. Hal ini terpantau dan dapat didengar langsung dikalangan para anak-anak muda usia sekolah. Mereka saling bertegur sapa tidak lagi memakai sapaan uda dan uni, tetapi akak atau kak, dan abang. Sapaan akak atau kak, biasanya ditujukan kepada perempuan-perempuan muda yang sebaya dengan orang yang menyapa. Dan orang yang disapa juga akan menyebut ulang sapaan akak, atau kak kepada penyapa pertama. Ini biasanya dituturkan kalau antara penyapa dan orang yang disapa belum saling kenal, atau baru kenal dan memerlukan pembicaraan singkat untuk suatu keperluan. Tugas kita bersama untuk meluruskan dan mengingatkan kembali supaya anak-anak muda Minangkabau membiasakan dan melestarikan sapaan Minangkabau yang sesuai dengan filosofi adat Minangkabau.
ADVERTISEMENT