Kekuatan Word-of-Mouth dalam Strategi Pemasaran

Diah Fitriani
Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
Konten dari Pengguna
19 April 2022 11:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diah Fitriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam pemasaran tentunya tidak akan lepas dari proses komunikasi, berupa penyampaian pesan dari satu orang komunikator kepada komunikan dengan melalui media ataupun secara langsung. Hal yang dasar sekali, namun memiliki efek yang cukup besar untuk mempengaruhi audiens dalam hal ini pada pemasaran. Kita sudah mempelajari apa itu model pemasaran seperti 4p, 4c, bahkan yang paling kekinian 4e (experience, exchange, everywhere, evangelism).
ADVERTISEMENT
Dalam model pemasaran 4e, kini banyak digunakan oleh para pengusaha muda untuk mempromosikan produk, jasa, dan layanan mereka. Model ini lebih mengedepankan sisi kebutuhan yang terkoneksi secara emosional dalam diri konsumen, sehingga dapat memberikan dukungan positif untuk keberlanjutan sebuah produk atau jasa tersebut. Sehingga tak jarang konsumen akan menjadi loyal terhadap suatu brand dan dapat memberikan klaim yang baik kepada orang lain, dari pengalamannya menggunakan brand tersebut. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan kebutuhannya terpenuhi tapi juga dalam sisi pengalaman, dan nilai historisnya yang juga harus terpenuhi.
Kemudian muncul istilah word-of-mouth, merupakan kekuatan dari informasi yang disebarkan dari mulut ke mulut, seringkali seseorang menjadi loyal kepada suatu brand bukan berarti karena dirinya termakan iklan yang berulang-kali tayang di layar televisi ataupun media sosial, tetapi banyak dari konsumen yang mendapatkan rekomendasi dari orang-orang terdekat seperti cyrcle pertemanan, keluarga, dan lingkungan kerja.
ADVERTISEMENT
Pengalaman yang baik dari orang lain saat menggunakan suatu brand menjadi nilai tambah seseorang untuk percaya dan menggunakan brand itu. Seseorang yang mencari pengalaman dalam menggunakan suatu brand akan menomor duakan harga, dan mengedepankan kepuasan pribadi yang didapatkannya melalui pelayanan ataupun nilai tambah secara historisnya. Jika konsumen merasa memiliki pengalaman yang cukup baik maka, mereka akan memberikan feedback positif secara cuma-cuma.
Review baik dari banyak konsumen akan meningkatkan kualitas brand dan memperpanjang umur suatu brand menjadi kepercayaan konsumen. Hal ini seiring dengan word-of-mouth yang akan dilakukan oleh konsumen loyal yang sudah dalam tahap kesetiaan penuh terhadap brand kita. Perlu diingat kemudahan akses suatu brand juga menjadi perhatian penting, karena saat ini beberapa produk mengharuskan kemudahan akses baik itu secara online maupun offline store.
ADVERTISEMENT
Semakin kita memiliki usaha yang lebih untuk memastikan brand kita mudah dicari dan diakses maka, semakin besar juga peluang bisnis yang kita miliki. Tentunya para calon konsumen tidak akan mau susah-susah untuk mencari brand yang bahkan tidak memberikan kemudahan akses, tanpa pikir panjang mereka sudah pasti akan putar haluan dan memilih brand lain yang mudah ditemukan.
Kekuatan dari word-of-mouth tidak akan lengkap tanpa adanya edukasi yang baik oleh owner terkait informasi brand, dengan itu konsumen jadi memiliki alasan mengapa mereka harus menggunakan layanan dan produk tersebut. Maka review yang akan diberikan dari satu orang ke orang lain akan valid kebenarannya, dan minim misskomunikasi.
Image by Joseph Muchira from Pixabay
Dengan memanfaatkan strategi word-of-mouth juga dapat mengurangi biaya pemasaran, karena calon konsumen mendapatkan review positif dari orang terdekatnya langsung tanpa kita melakukan promosi yang heboh, bahkan sudah mempengaruhi kepercayaan mereka lebih besar dibandingkan iklan konvensional.
ADVERTISEMENT