Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Ma'ruf Amin: Tak Perlu Lagi Menghidupi 212 karena Munculkan Provokasi
1 Desember 2017 13:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Reuni Aksi 212 akan dilaksanakan pada Sabtu (2/12) besok. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma'ruf Amin, menyarankan, agar masyarakat tidak mengikuti reuni tersebut, lantaran sarat akan unsur politik.
ADVERTISEMENT
"Sangat mungkin (ada unsur politik), karena ini dibangun lagi untuk apa? Masalah Ahok udah selesai, berarti ada masalah lain yang ingin diusung, dibangun. Itu tak perlu, ya," kata Ma'ruf usai menghadiri Tabligh Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (1/12).
Menurut Ma'ruf, Aksi 212 semestinya tak perlu diperingati lagi. Sebab, tuntutan aksi yang ingin agar Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dipenjara karena dianggap telah melakukan penistaan agama sudah terpenuhi.
"(Aksi) 212 itu sudah selesai. Masalah yang diusung oleh 212 udah selesai karena itu tidak perlu lagi menghidup-hidupi 212. Menurut saya itu memunculkan provokasi dan menimbulkan saling mencurigai kalau acara seperti ini (maulid), kan, tenang dan syahdu," katanya.
ADVERTISEMENT
Adapun bentuk provokasi yang dimaksud Ma'ruf adalah kritik-kritik tajam yang kerap disampaikan dalam aksi-aksi serupa. "Di acara seperti itu menimbulkan, kemudian melakukan kritik tajam. Sifatnya seperti orang bukan tausiah, tapi sifatnya lebih ke propaganda," ujar Ma'ruf.
Namun, bagi masyarakat yang terlanjur ikut serta dalam aksi ini, Ma'ruf berpesan agar tetap menjaga norma-norma kesopanan dan tata tertib. "Bagi yang berangkat tolong menjaga tata tertib dan kesopanan," tutup Ma'ruf.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyatakan reuni aksi 212 yang akan digelar di Monas, Sabtu (2/12) mendatang sangat bermuatan politis. Mengingat, 2018 merupakan tahunnya politik
"Ini juga nggak akan jauh-jauh dari politik juga, politik 2018. Sudahlah ini pasti larinya ke arah politik 2018-2019," kata Tito di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (30/11).
ADVERTISEMENT
Menurut jenderal bintang empat tersebut, aksi ini nantinya diprediksi tidak akan sebanyak dengan aksi setahun yang lalu. "Yang jelas nggak akan seperti dululah. Kalau yang dulu kan banyak kepentingan politik. Jelas sekali kan arahnya kemana dulu kan. Itu kan arahnya ke gubernur yang lama, itu politiknya tinggi sekali," jelasnya.