Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Lebih Dekat Sosok Radhar Panca Dahana Pendiri Teater Kosong
14 Desember 2020 7:45 WIB
Tulisan dari Diajeng Oktavianingrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Radhar Panca Dahana lelaki kelahiran 26 Maret 1965 ini menyumbangkan seluruh hidupnya demi kesenian. Nama Radhar sendiri merupakan sebuah akronim dari kedua orang tuanya Radsomo dan Suharti. Sejak kecil Radhar sudah berkecimpung dalam dunia literasi, hal ini terbukti saat sebuah cerpennya yang berjudul Tamu Tak Diundang terbit di harian kompas. Ia juga menjajaki karir sebagai jurnalistik di beberapa media, seperti Hai, Kompas, Jakarta Jakarta, Vista TV, dan Indiline. Anak kelima dari tujuh bersaudara ini, sejak kecil dididik oleh ayahnya dengan disiplin yang tinggi dan keras. Menurut Radhar, sejak kecil ia dan saudara-saudaranya sudah diajari berhitung angka hingga jutaan, pulang ke rumah harus tepat waktu, dan senantisa belajar kapan pun. Dibandingkan dengan saudaranya yang lain, Radhar kerap kali mendapt hukuman yang keras seperti, disabet rotan, digunduli, dikuncung dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Perbedaan pemikiran antara orang tua dan dirinya menimbulkan sebuah permasalahan. Orang tuanya menginginkan Radhar menjadi seorang pelukis, sedangkan ia menyukai teater dan karang-mengarang. Hal inilah yang memicu Radhar sering pergi dari rumah, dan tempat favorit yang ditujunya adalah kawasan Bulungan.
Apa hubungan Radhar Panca Dahana dengan Teater Kosong
Menapaki karir di dunia perteateran mulai dari Teater Gom Aquilla, Teater Aquilla, Teater Telaga, dan Bengkel Teater Rendra, Radar mendirikan Teater Kosong pada tahun 1984 yang beralamat dan terregistrasi di (pemda) Jakarta Selatan. Teater kosong merupakan sebuah teater yang tidak bermula dari sebuah kekosongan. Teater kosong didirikan bukan sebagai teater sekolah atau teater festival. Teater tersebut tidak berlindung dengan administrasi sekolah atau lembaga lainnya. Ia membuat pementasan sendiri, berangkat dari sebuah kegelisahan dan kemanusian Radhar yang mempelajari hampir semua stream atau aliran atawa kecenderungan teater pada saat itu. Teater Kosong tidak hanya untuk anak-anak muda, berbagai kalangan juga dapat ikut bergabung dan berpartisipasi di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Penghargaan yang pernah diraih Radhar Panca Dahana
Nama besarnya yang sudah malang melintang, membuat ia menerima beberapa penghargaan di antaranya: puisi terbaik Sayembara Puisi Nasional, esai dan cerpen terbaik dari harian Kompas, cerpen terbaik Dewan Kesenian Jakarta, Short-list Khatulistiwa Award, Tokoh Budaya dari Badan Bahasa, terpilih sebagai Lima Seniman Muda Masa depan Asia versi NHK, Paramadina Award, Le Prix des pays Francophonique (Penghargaan/ Award dari negara-negara berbahasa Prancis), IKJ Award, Kuntowijoyo Award, dan Cendekiawan Berdedikasi dari Harian Kompas ( Dahana, 2020: 88).
Kumpulan Karya-Karya Radhar Panca Dahana
Kumpulan puisi yang ditulisnya adalah Simfoni Duapuluh (1985, 2018), Lalu Waktu (1994), Lalu Batu (2003), Lalu Aku (2011), Manusia Istana (2015), Indonesia Dalam 3 (2017), LaluKau (2019).
ADVERTISEMENT
Selain menulis kumpulan puisi ia juga menulis prosa, komik, drama, dan esai. Prosa: Masa Depan Kesunyian (1996), Ganjar & Si Leungi (1997), dan Cerita-cerita dari Negeri Asap (2005). Komik yang ditulisnya pada tahun 2005 berjudul Mat Jagung.
Drama: Republik Reptil (2010), Teater dalam Tiga Dunia (2012), Pekcang dan Marita (2014). Esai Seni: Homo Theatricus (2001), Ideologi Politik dalam Teater Modern Indonesia (2001), Dusta dan Kebenaran dalam Sastra (2001), Dalam Sebotol Coklat Cair (2007). ESai Humaniora: Mencari Manusia Indonesia (2002), Jejak Posmodernisme (2004), Inikah Kita: Mozaik Manusia Indonesia (2006), Kebudayaan dalam Politik (2014), Ekonomi Cukup (2015), Agama dalam Kearifan Bahari (2015), dan Milenial dan Jebakan Virtual (2019).
Sosok Radhar Panca Dahana di mata Penulis
Penulis sendiri mungkin tidak terlalu akrab dan dekat dengan esais, sastrawan, kritikus sastra, pekerja dan pengamat teater seperti Radar Panca Dahana. Pertemuan yang singkat dan bisa bekerja dengan sosok Mas Radhar membuat saya merasa senang dan bersyukur karena bisa mempelajari banyak hal yang tidak terduga. Sosok Radhar Panca Dahana merupakan sosok yang menginspirasi bagi semua orang terutama saya pribadi. Ia begitu menyumbangkan seluruh kehidupannya di dunia seni dan kebudayaan. Kepribadiannya yang tegas, berwibawa, dan bertanggung jawab membuat dirinya dicintai banyak orang.
ADVERTISEMENT
Sumber Referensi
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/node/263
Dahana, Radhar Panca. Lalu Kau: Sekumpulan Puisi Radhar Panca Dahana. Jakarta: Kompas, 2020.