10 Cara Agar Lembaga Riset Dinotice Generasi Muda di Era Digital

Dian Din Yati
Pranata Humas di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Konten dari Pengguna
29 April 2021 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dian Din Yati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi Generasi Muda Indonesia (pict: Canva.com)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi Generasi Muda Indonesia (pict: Canva.com)
ADVERTISEMENT
"Berikan aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, berikan aku satu pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” adalah salah satu pernyataan Bung Karno untuk membakar semangat para pemuda.
ADVERTISEMENT
Begitu besarnya peran generasi muda hingga Sang Proklamator yakin dengan kekuatan pemuda maka bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang besar. Generasi muda merupakan pemegang tongkat estafet kehidupan selanjutnya. Di tangan generasi mudalah masa depan bangsa akan ditentukan.
Generasi muda yang andal akan mampu memegang peranan sebagai agen perubahan bangsa. Oleh karenanya, generasi muda harus terus dididik, dibina, dan dipersiapkan secara matang agar dapat menjalankan perannya sebagai penerus bangsa, baik dari sisi spiritual, moral, hingga penguasaan teknologi.
Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dapat membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berdaya dan mampu bersaing dengan negara lainnya di dunia. Adalah tugas dari lembaga riset untuk menumbuhkan rasa keingintahuan dan ketertarikan generasi muda pada dunia IPTEK agar generasi muda tidak hanya menjadi pengguna teknologi saja namun kelak dapat menjadi pencipta sebuah teknologi.
ADVERTISEMENT

Generasi Muda dan Teknologi

Generasi muda saat ini sangat dekat dengan teknologi. Pandemi virus Corona (COVID-19) menyebabkan percepatan dalam kemajuan teknologi. Percepatan dalam era digital ini membuat generasi muda semakin terbiasa dengan teknologi dalam melakukan aktivitasnya.
Anak-anak sekolah dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi menggunakan sarana belajar online sebagai pengganti kegiatan belajar tatap muka di kelas. Pelajaran tambahan di tempat les juga dialihkan menjadi online. Berbagai kegiatan kemasyarakatan pun mau tak mau dilakukan secara online untuk membatasi pergerakan manusia agar tingkat penyebaran Virus Corona dapat ditekan. Hal ini menyebabkan waktu penggunaan perangkat teknologi oleh generasi muda menjadi lebih lama bila dibandingkan sebelum pandemi.
Tentu hal ini menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi perkembangan teknologi akibat pandemi semakin memudahkan manusia dalam beraktivitas karena lebih efisien secara waktu, tenaga, dan materi. Namun, tentu ada hal-hal negatif dari percepatan era digital ini. Misalnya, karena waktu untuk menggunakan internet bertambah maka risiko generasi muda terpapar oleh konten negatif pun semakin tinggi.
ADVERTISEMENT
Di sinilah peran Humas Lembaga Riset harus berperan. Selain mengisi konten-konten positif, meluruskan berita-berita palsu dan ujaran kebencian, juga bertugas untuk mengenalkan dunia riset pada generasi muda.
Keterbatasan dalam interaksi secara fisik yang disebabkan oleh pandemi dapat dimanfaatkan untuk upaya pengenalan lembaga-lembaga riset beserta hasil-hasil penelitiannya. Dengan memanfaatkan teknologi lembaga riset harus mulai berusaha mencari perhatian generasi muda. Terlebih generasi muda di masa pandemi ini melakukan banyak aktivitasnya dengan menggunakan teknologi.

Mencuri Perhatian Generasi Muda

Untuk menumbuhkan rasa kecintaan pada teknologi, sains dan dunia riset, dapat dimulai dengan mengenalkan lembaga riset beserta penelitian yang dilakukan pada generasi muda. Tak kenal maka tak sayang. Maka pengenalan riset di Indonesia adalah hal yang mutlak untuk dilakukan agar generasi muda tertarik pada dunia riset. Sebelum itu Humas Lembaga Riset harus dapat mencuri perhatian generasi muda agar lembaga riset dan riset yang dilakukan lembaganya dapat dinotice generasi muda.
ADVERTISEMENT
Apa yang dapat dilakukan Humas Lembaga Riset untuk mendapat perhatian generasi muda? Banyak hal yang dapat dilakukan untuk caper (cari perhatian) generasi muda. Asal jangan baper (bawa perasaan) bila upayanya belum membuahkan hasil yang maksimal tentunya.
Hal yang paling pertama harus dilakukan sebagai dasar untuk mendekatkan diri pada generasi muda adalah dengan memahami karakteristik mereka. Kenali bagaimana cara berpikirnya, cara berkomunikasi dan cara mereka bersosialisasi.
Generasi muda sangat akrab dengan teknologi. Keseharian mereka diisi dengan berbagai macam teknologi, mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur kembali. Gawai dan gadget menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda, jadi jangan gaptek (gagap teknologi)!
Gunakan teknologi untuk hadir di tengah-tengah generasi muda. Masuklah melalui kanal-kanal media sosial untuk mengenalkan lembaga riset. Agar mereka tertarik untuk follow dan berinteraksi tentu harus kreatif dalam menyampaikan informasi. Kemas informasi dalam bentuk yang menarik, misalnya infografis, videografis atau animasi. Konten dalam bentuk podcast juga menjadi salah satu alternatif yang dapat dipilih untuk menyebarkan informasi mengenai riset.
Ilustrasi Konten dalam bentuk Animasi di Youtube LIPI (Pict: LIPI)
Selain konten yang bersifat informasi, Humas Lembaga Riset juga dapat mengunggah konten yang bersifat entertain namun masih berhubungan dengan instansinya. Misalnya saja mengunggah quote atau ilustrasi yang kekinian. Ya, ikuti tren yang sedang happening sangat membantu agar akun media sosial lembaga menjadi lebih dikenal.
ADVERTISEMENT
Lalu jangan segan memberi. Mulai dari hal-hal sederhana seperti tips dan trik, do it yourself atau life hack dapat diunggah dan dibagikan di media sosial lembaga. Selain memberi informasi, lembaga riset juga dapat memberikan pengetahuan melalui pelatihan, seminar ataupun open house laboratorium dan fasilitas riset lainnya. Lomba atau giveaway juga menjadi alternatif cara agar dapat dinotice generasi muda.
Ilustrasi Kegiatan yang Melibatkan Generasi Muda di LIPI (pict: LIPI)
Dalam hal komunikasi dibutuhkan fleksibilitas. Jangan terlalu kaku namun jangan juga berlebihan. Untuk menjalin kedekatan, bahasa semiformil dapat dipilih untuk berkomunikasi dengan kawula muda. Gunakan bahasa yang membumi, bukan bahasa ilmiah yang sulit dimengerti orang awam.
Dalam melakukan komunikasi pun harus dilakukan dengan dua arah. Selalu sediakan ruang untuk berdiskusi dan menerima umpan balik baik berupa saran atau kritik. Tanggap dan ramah dalam membalas komentar atau pesan masuk juga menjadi hal yang mutlak sebagai admin media sosial lembaga.
ADVERTISEMENT
Hal terkahir yang harus dilakukan adalah konsisten untuk terus berbagi informasi dan konten-konten positif, konsisten untuk tetap melakukan pelayanan prima walau melalui media online, dan konsisten untuk tetap berusaha menumbuhkan rasa cinta generasi muda terhadap teknologi dan sains.