Konten dari Pengguna

Tips Mengatur Keuangan Keluarga ala Freelancer Moms

Dian Farida
Mom of two girls, Pharmacist Lecturer at Pakuan University, Lifestyle and Travel Blogger Indonesia. Live in Depok
2 Agustus 2019 10:00 WIB
Tulisan dari Dian Farida tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tips Mengatur Keuangan Keluarga ala Freelancer Moms
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Tahukah Moms, kalau sehat tidaknya keuangan keluarga erat kaitannya dengan pengaturan keuangan dari Moms? Meskipun Moms tidak pernah mengenyam pendidikan di fakultas ekonomi, pada akhirnya semua Moms akan berurusan dengan pengelolaan uang dalam rumah tangga. Oleh karena itu, literasi keuangan menjadi penting untuk diketahui.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang freelancer yaitu blogger dan content creator, aku punya pengalaman menarik tentang bagaimana mengelola tambahan penghasilan yang besarnya berbeda-beda setiap bulannya. Siapa tahu ada Moms dengan pekerjaan yang sama dan penasaran dengan caraku mengatur keuangan keluarga.
Sebelumnya, aku bakalan berbagi informasi mengenai tips manajemen keuangan keluarga yang didapat saat menghadiri acara "Moms Mingle: Moms as the Guardian of the Family" yang diadakan oleh @sunlife_id dan @kumparancom. Tipsnya disampaikan oleh ahlinya yaitu Mas @aidilakbarmadjid yang merupakan financial planner.
Dari Mas Aidil, aku baru tahu kalau kasus perceraian di Indonesia sudah semakin tinggi, yaitu mencapai angka 15-20%. Sedihnya, penyebab nomor satu adalah perselingkuhan, dan nomor dua adalah keuangan. Dengan kata lain, ekonomi keluarga berperan cukup besar dalam keharmonisan hubungan suami istri.
ADVERTISEMENT
Seperti Moms tahu, kebutuhan keluarga setelah menikah menjadi lebih besar. Apalagi jika ada anak. Banyak kebutuhan anak yang harus dipenuhi. Belum lagi bila Moms memutuskan untuk resign dari pekerjaan. Maka penghasilan utama keluarga berada di pundak suami.
Oleh sebab itu, penting bagi Moms untuk dapat mengatur keuangan. Moms juga bertanggung jawab mengajari anak mengatur keuangan. Karena anak-anak mencontoh dari apa yang mereka lihat. Literasi keuangan bukan sesuatu yang sifatnya instan, tapi perlu proses.
Maksudnya bagaimana? Ya sejak kecil, anak diajarkan bagaimana mengelola dan menghargai uang. Misalnya jika menginginkan suatu barang, ada proses menabung terlebih dahulu. Itu hanya contoh kecil.
Moms harus jago mengatur cashflow. Karena tidak dipungkiri banyak sekali godaan di zaman digital seperti cashback, free ongkos kirim, atau buy one get one. Moms mana sih yang tidak tertarik dengan promo tersebut?
ADVERTISEMENT
Padahal penghasilan tidak hanya digunakan untuk masa kini,tapi juga jangka panjang. Masa depan yang dimaksud adalah pendidikan anak, pensiun suami (normal atau dipercepat seperti PHK), perlindungan dari sakit atau kecelakaan, dan proteksi aset.
Mas Aidil Akbar Madjid antusias menjelaskan mengenai keuangan keluarga. Foto dari Kumparan
Nah, sebelum mengatur keuangan keluarga, Mas Aidil selaku financial planner menyarankan untuk melakukan financial check up. Bagaimana Moms mau mengatur keuangan, jika hutang saja jauh lebih besar daripada pemasukan. Oleh karena itu, kondisi keuangan harus diperbaiki terlebih dahulu.

Financial Check Up untuk Keluarga

Aset yang dimaksud adalah kepemilikan seperti rumah, mobil, tanah, emas, bahkan ternak jika ada. Sehatkah kepemilikan aset dibanding hutang? Kondisi keuangan yang sehat adalah jika Aset- Hutang= Positif. Dengan kata lain, nilai kekayaan bersihnya positif.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan nilai aset Moms semua? Positifkah hasilnya? Bila negatif, apa yang harus dilakukan? Tentu saja harus dilunasi ya. Jangan sampai hutang semakin menggunung karena bunga misalnya. Atau yang lebih parah dikejar-kejar rentenir penagih hutang.
Mas Aidil juga menyoroti tentang pinjol alias pinjaman online. Hati-hati dengan pinjaman online karena sangat mudah syaratnya. Sedangkan proses penagihannya meresahkan. Membuat kelimpungan orang-orang yang ada di nomor handphone si peminjam.
Aku pribadi tipe yang sangat mengusahakan tidak ada hutang. Dulu pernah menyicil rumah via KPR saja rasanya was-was dan memang penghasilan bulanan suami tersedot untuk cicilan. Jadi sekarang keluarga kami lebih santai soal aset. Aset yang dibayar kredit dengan bunga, tentu berbeda dengan yang dibayar tunai. Itu prinsip keluargaku.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil menimba ilmu baik melalui bacaan maupun seminar, beberapa cara melunasi hutang yang dapat dipraktikkan adalah pertama niat. Niatkan untuk melunasi hutang sebelum penghasilan digunakan untuk keperluan lain yang tidak mendesak.
Memang hutang kadang tidak terlihat mendesak (karena ada jangka waktu maksimal pelunasan). Menurut aku, sebaiknya hutang cepat dilunasi. Baik hutang kepada individu (teman, saudara) atau hutang ke bank.
Jangan sampai silaturahmi jadi rusak gara-gara belum membayar hutang. Atau bahkan pura-pura tidak ingat sedang punya hutang. Sedih lho kalau si pemberi hutang sampai menagih-nagih seolah dia yang butuh. Ya intinya sama-sama pengertianlah. Saling amanah.
Setelah niat, tentu perlu ada usaha. Bila berbunga besar, minta keringanan pada bank terkait bunga. Namanya juga berusaha mengurangi hutang, kan? Langkah berikutnya adalah cari penghasilan tambahan untuk membayar hutang.
ADVERTISEMENT
Ingat, jangan gali lubang tutup lubang. Berhutang lagi untuk membayar hutang yang sebelumnya itu namanya pekerjaan keledai. Sama saja bohong.
Langkah yang paling penting adalah berdoa. Minta sama Tuhan untuk dimudahkan melunasi. Coba deh baca buku-buku atau artikel inspiratif mengenai pelunasan hutang, niscaya Moms akan terkejut.
Financial check up yang kedua adalah mengecek pemasukan dan pengeluaran keluarga. Moms biasanya hafal di luar kepala berapa jumlah pemasukan keluarga. Sayangnya, jumlah pemasukan yang didapat dari penghasilan seolah tak berbekas di ATM. Memang tabungan masa kini lebih sering diambil dibanding diisi, karena berupa ATM yang tinggal gesek. Dengan kata lain, ATM tidak menjadi tabungan lagi, tapi rekening transaksi.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa yang sebaiknya Moms lakukan? Mulai bagi-bagi pemasukan menjadi beberapa pos pengeluaran. Kalau zaman dulu pengeluaran dipisah dalam beberapa amplop. Ketika terima gaji, sisihkan untuk masa kini dan masa depan. Berapa jumlahnya? Temukan jawabannya pada tips pengaturan keuangan di bawah ini.

Tips Mengatur Keuangan Keluarga ala Freelancer

Manajemen cashflow menyangkut beberapa pos pengeluaran, yaitu:
Biaya hidup yang dimaksud adalah biaya makan, alat mandi bulanan, SPP anak, biaya air, listrik, pulsa, dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Untuk sedekah atau transfer orangtua juga dapat dimasukkan ke dalam pos ini, Moms. Bila sudah dipotong dari kantor, maka tidak perlu dimasukkan (contohnya di kantor suami sudah dipotong 2,5% untuk zakat).
ADVERTISEMENT
Lifestyle atau gaya hidup masuk mana, Moms? Kalau aku sih masuk ke biaya hidup juga. Tapi sisanya setelah dipotong biaya hidup pokok.
Liburan keluarga tidak harus keluar negeri ya, Moms. Anak-anak pasti tetap senang jika berlibur di dalam negeri, atau dalam kota. Yang jelas, sesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga Moms.
Biaya hidup keluargaku sebentar lagi akan bertambah. Sebagai Moms harus pintar-pintar mengatur keuangan. Foto dokumen pribadi.
Biaya hidup maksimal 40%. Jika lebih, berarti biaya hidup kemahalan atau pemasukan kekecilan. Maka yang dapat Moms lakukan adalah kurangi biaya hidup atau menambah penghasilan.
ADVERTISEMENT
Atau bagi Ibu rumah tangga yang memiliki keahlian khusus seperti memasak, crafting, maka dapat menerima pesanan. Banyak cara yang dapat dilakukan asal ada kemauan.
Jika Moms memilih opsi mengecilkan biaya hidup, Moms dapat mengakali dengan menurunkan biaya makan. Budget makan yang tadinya 3 juta rupiah menjadi 2,5 juta rupiah. Caranya bagaimana? Daging dihilangkan, turunkan grade beras menjadi yang lebih murah.
Cicilan maksimal 30% dari penghasilan utama. Jika pencari nafkah utama adalah suami, maka hanya dihitung dari gaji suami. Untuk freelancer yang penghasilan per bulannya tidak tetap, cicilan maksimal 30% juga hanya dihitung dari gaji suami.
Mas Aidil menambahkan, cicilan rumah seperti KPR termasuk cicilan positif. Artinya nilainya akan bertambah di kemudian hari. Jadi disarankan untuk dilunasi. Nah, bila besarnya sudah di atas 30%, tentu jangan ditambah dengan cicilan lain.
ADVERTISEMENT
Wah, mirip dengan pengalaman aku nih. Ketika dulu menyicil rumah, tentu kami tidak mengambil cicilan mobil. Saat ini aku dan suami mengontrak rumah, kami juga tidak mengambil cicilan lainnya. Ingat Moms, lifestyle berbeda dengan kebutuhan. Keinginan juga berbeda dengan kebutuhan.
Oh ya, jika ada yang menggunakan kartu kredit, cicilannya masuk ke pos ini. Begitu juga cicilan barang seperti tupperware, alat masak, gawai, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Kalau sedang tidak ada cicilan bagaimana? Tentunya pos cicilan dapat dialihkan ke investasi sehingga kelak dana masa depan bisa lebih banyak.
Saat menerima gaji bulanan, sisihkan dulu 15-20% untuk masa depan. Di luar negeri, dana masa depan 10% saja cukup karena inflasi biaya hidup hanya 2%. Sedangkan di Indonesia lebih dari itu nilai inflasinya.
Dana masa depan ini digunakan untuk dana pensiun, atau investasi untuk membayar kuliah anak di masa depan. Saat ini, sekolah atau pendidikan anak memang mengambil porsi yang besar, sama seperti pensiun.
Uang pangkal kuliah sampai 6 semester saja sudah mencapai angka 65-450 juta rupiah. Kampus standar 80-170 juta rupiah. Jadi alokasikan dana masa depan untuk pensiun dan pendidikan anak. Menabung tiap bulan paling besar untuk kedua dana tersebut.
ADVERTISEMENT
Pernah dengar tentang istilah generasi sandwich? Generasi sandwich adalah pasangan suami istri yang membiayai orangtua dan anak-anaknya. Jadi pasangan tersebut diapit oleh dua generasi yang sama-sama membutuhkan biaya.
Banyak orangtua yang sudah pensiun biaya hidupnya ditanggung oleh anak-anaknya. Sementara sang anak juga harus mendanai sekolah si buah hati. Tidak salah sih kalau ingin memberikan sebagaian penghasilan Moms ke orangtua. Tapi sebagai orangtua, aku pribadi tidak ingin kelak membebani anak-anak. Oleh karena itu, mengatur keuangan jangka panjang sangat penting.
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian menyatakan bahwa 72 orang merasa percaya diri karena bisa mengatur cashflow. Dan sejumlah 28 orang percaya diri karena bisa memilih produk investasi. Kalau Moms sendiri bagaimana?
Ada tiga keranjang investasi lho Moms, yaitu investasi untuk jangka pendek (<1 tahun), jangka menengah (1-5 tahun), dan jangka panjang (>5 tahun).
Produk investasi dengan keuntungan paling tinggi masih dipegang oleh properti seperti rumah dan tanah. Inflasi berapapun, nilai properti tetap naik. Sayangnya, properti tidak cepat cair sehingga tidak dapat digunakan untuk keranjang jangka pendek. Jenis investasi lain misalnya saham, obligasi, dan reksadana.
Bagaimana dengan emas? Emas dapat masuk ke keranjang investasi jangka menengah. Emas adalah penahan nilai mata uang yaitu 5-10% saja. Sedangkan sebagai investasi nilainya tidak signifikan. Berbeda dengan zaman dahulu yang nilainya masih besar untuk dana masa depan.
ADVERTISEMENT
Kalau menabung dalam bentuk perhiasan, pastikan karat emasnya besar ya Moms. Dan sertifikat keaslian emasnya disimpan.
Dana darurat itu apa? Dana darurat adalah uang untuk berjaga-jaga jika terjadi kondisi darurat seperti sakit yang tidak di- cover BPJS atau membutuhkan biaya besar segera (operasi), dana pindah rumah seperti aku kemarin, dan sebagainya.
Seberapa besar jumlahnya? Minimal tiga kali pengeluaran bulanan. Jika pengeluaran sebulan 10 juta rupiah, maka dana darurat yang disimpan sebesar 30 juta rupiah.
ADVERTISEMENT
Oh ya, masih ada dana untuk perlindungan lho, Moms. Perlindungan ada tiga macam yaitu kesehatan pasangan dan anak, proteksi jiwa, dan proteksi aset (rumah, kendaraan). Perlindungan kesehatan ada yang ditanggung kantor, ada yang ditanggung pemerintah melalui BPJS. Sisanya Moms dapat mendaftar asuransi. Apalagi sekarang ada asuransi syariah.
Di Sunlife sendiri, asuransi syariah dan konvensional terpisah. Secara perhitungan, proses, tenaga pemasaran, dan training terpisah. Selain itu juga ada dewan pengawas syariah di bawah kontrol MUI.
Pak Anto dari Sunlife Indonesia. Foto dokumen pribadi
Sebagai perusahaan, Pak Anto selaku perwakilan dari Sunlife menyatakan bahwa administrasi di Sunlife sudah elektronik, tidak menggunakan kertas. Ke depannya akan online semua. Sunlife sudah berdiri sejak tahun 1865 sehingga dari segi keamanan dan trust sudah mendapat tempat di hati penggunanya.
ADVERTISEMENT
Pak Anto juga menyampaikan data dari OJK bahwa tingkat literasi keuangan perempuan di Indonesia di bawah 30% yaitu 25,5%. Sedangkan tingkat literasi keuangan pria sekitar 30%. Pemahaman mengenai cara mengatur keuangan seharusnya lebih mendalam. Belum adanya akses untuk mendapatkan pengetahuan tentang keuangan menjadi salah satu penyebabnya.
Sementara itu, Mas Aidil menambahkan bahwa tingkat literasi keuangan pria sebenarnya kurang lebih sama saja. Hanya para pria jarang berkonsultasi mengenai keuangannya ke financial planner. Dengan kata lain, lebih banyak perempuan yang berkonsultasi.
Oh ya, Moms, untuk pengaturan keuangan ada berbagai gaya dalam rumah tangga. Secara umum ada tiga gaya yaitu:
1. Suami dan istri transfer ke rekening bersama
2. Suami transfer sebagian gajinya ke rekening bersama (misal untuk kebutuhan rumah tangga)
ADVERTISEMENT
3. Suami dan istri mempunyai rekening yang terpisah
Terus terang kami juga sedang membenahi pengaturan keuangan keluarga karena selama ini baru dibagi menjadi pos biaya hidup dan tabungan saja. Dana masa depan dan dana darurat belum dipisah.

Perempuan dan Wirausaha

Kiri ke kanan: Mas Aidil Akbar, Mbak Tania Ray Mina, Kelly Tandiono. Foto dari Kumparan
Wirausaha merupakan salah satu jalur yang dapat diambil oleh seorang freelancer Moms. Dengan membangun usaha sendiri, Moms dapat mengatur waktu bekerja dengan membersamai keluarga.
ADVERTISEMENT
Memang sulit di awal, karena waktu, uang, dan energi Moms akan tersedot untuk membangun branding dan membesarkan usaha. Tapi dengan disiplin dan kerja keras, usaha Moms tentu akan semakin sukses.
Pada acara "Moms as the Guardian of the Family", kehadiran Mbak Tania Ray Mina (co-founder Zam Cosmetics dan BIA Clothing) adalah role model perempuan yang berwirausaha. Dengan berbisnis, ia merasa harus bisa mengalokasikan sumber penghasilan yang ada, termasuk dari suami harus pas dibagi ke pos-pos aja saja.
Setelah lulus kuliah, Mbak Tania sempat bekerja selama 7 tahun. Lalu pada usia 25 tahun, ia hamil dan melahirkan di usia 26 tahun. Saat masih single atau sesudah menikah tapi belum ada anak, keuangan masih aman. Ibaratnya, mau nongkrong di cafe setiap minggu juga hayuk. Tapi begitu ada anak, muncullah konflik terkait keuangan. Mbak Tania pun mulai mempersiapkan pos-pos lain, terutama untuk masa depan anak.
ADVERTISEMENT

Pola Hidup Sehat, Kunci Sehatnya Keuangan

Pembicara berikutnya adalah Kelly Tandiono, brand ambasador Sunlife sekaligus triathlete. Kelly menjalankan pola hidup sehat dan percaya bahwa kesehatan adalah investasi masa depan. Apa gunanya mempunyai dana pensiun tapi ternyata di hari tua justru sakit-sakitan?
Salah satu alasan Kelly menjalankan pola hidup sehat adalah karena kakeknya sering sakit sehingga bolak balik ke rumah sakit. Sang kakek akhirnya meninggal dunia di usia muda. Kelly berpikir, dia tidak mau seperti kakeknya. Dia ingin hidup sehat.
Sejak saat itu, Kelly mulai olahraga teratur, dan juga mengatur financial yang sehat. Dalam hal keuangan, Mama Kelly sudah memiliki asuransi dan tabungan untuk Kelly sedari kecil. Sejak dini Kelly juga diajari menabung.
ADVERTISEMENT
Tips dari Kelly agar tubuh dan mental selalu sehat antara lain:
Dengan tertawa, Moms lebih bahagia. Hormon-hormon bahagia juga akan muncul dan membuat Moms awet muda. Bye-bye kerutan deh.
Usahakan Moms bertemu dengan sinar matahari setiap harinya. Lima belas menit saja cukup. Mengapa? Karena Moms perlu vitamin D untuk tulang dan penyerapan kalsium bagi tubuh.
Bila sebelumnya kemana-mana dengan kendaraan, sesekali berjalan kaki, naik MRT, atau bersepedalah.
Moms yang mengaku sibuk masih dapat berolahraga lho. Cukup gelar yoga mat di rumah lalu ikuti gerakannya di Youtube. Mudah dan murah, kan, Moms?
Pola makan diperbaiki yaitu kurangi micin, kurangi garam dan kurangi gula. Perbanyak makan buah dan sayur. Ketika muda memang belum terasa manfaat memperbaiki pola makan, tapi manfaat terlihat setelah tua nanti. Moms enggak mau kan masa tuanya terkena diabetes, kanker dan penyakit tidak menular lainnya? Enggak bisa menikmati hidup karena uang habis untuk biaya pengobatan, hiks.
ADVERTISEMENT
Praktikkan kelima tips dari Kelly di atas, dan rasakan bedanya, Moms.
Serunya acara Moms Mingle: Moms as the Guardian of the Family. Foto dari Kumparan
Jadi, Moms sudah siap untuk mengatur keuangan keluarga dan hidup sehat? Semoga tips dari aku bermanfaat ya:)
#LiveHealthierLives #MomsMingle