Konten dari Pengguna

Teknologi Domestikasi Ikan Hias Pelangi

Dian Komara
ASN Badan Riset dan Inovasi Nasional
1 Agustus 2022 15:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dian Komara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Contoh Ikan Hias Foto Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Contoh Ikan Hias Foto Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada Kamis 7/7/2022, saya mendapatkan tugas melalui pesan whatsapp dari koordinator saya, untuk meliput sebuah webinar. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring dengan topik “Teknologi Domestikasi dalam Pengembangan Biota Darat: Studi Kasus Domestikasi Ikan Hias Pelangi”.
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki keragaman ikan hias yang luar biasa, di dalam buku 101 ikan hias air tawar nusantara, karya Djamhuriyah Syaikh Said, Hidayat (2015) secara ekonomi dinyatakan bahwa Indonesia masuk dalam lima besar pengekspor ikan hias air tawar Nusantara. Dilansir dari Inilah.com Senin 13/6/2022 bahwa Indonesia juga dikenal sebagai negara biodiversitas dan dijuluki ‘home for hundred of exotic ornamental fish’, serta sebanyak 70% keanekaragaman ikan hias ditemukan di Indonesia.
Menurut data PBS yang dikutip dari Kumparan.com 6/8/2020 Indonesia juga berpotensi ekspor ikan hias yang sangat besar. Pendapatan negara dari ekspor ikan hias mengalami kenaikan dari tahun 2015 memperoleh USD 19,67 juta sampai USD 33,11 juta pada 2019, namun tahun 2020 mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Djumhuriyah, merupakan Kelompok Riset Pengelolaan Biota Perairan Darat Pusat Riset Limnologi Sumber Daya Air Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa dari sekian banyak habitat asli dan endemis di Indonesia terdapat perubahan habitat. “Perubahan tersebut karena ancaman baik secara fisik kimia ataupun biologis,” ungkapnya.
Narasumber yang akrab dipanggil Koo dalam webinar ini mencontohkan kondisi perubahan habitat karena ancaman kepunahan diakibatkan secara biologis yang berasal dari habitat asli dan endemis di pulau Papua, Sulawesi dan pulau di Indonesia Barat. Contohnya kasus ikan endemis Melanotaenia. boesemani & jenis lainnya di Danau Ayamaru, terancam karena ikan gabus Toraja. Kasus ikan Glossolepis dorityi di Danau Nengwambu sekitar 50 Km dari Danau Sentani, terancam punah akibat dari introduksi ikan gabus Channa striata dan Cyprinus carpio.
ADVERTISEMENT
Kasus lainnya yaitu udang asli Indonesia Macrobrachium sintangense di Jawa Barat, tergeser oleh M. lanchesteri yang masuk ke perairan Indonesia tanpa sengaja. Populasi udang yang sama juga menurun di Waduk Malahayu di Jawa Tengah diduga karena introduksi ikan patin.
Pada tahun 2022 jenis-jenis ikan hias endemis atau asli Indonesia yang ditangani periset BRIN selain tersebut diatas yakni Oryzias woworae yang merupakan endemis pulau Muna. Ikan pelangi tersebut mempunyai warna atraktif dan nilai ekonomi sebagai ikan hias atau Ornamen fish. Tahun-tahun sebelumnya penelitian telah dilakukan pada jenis-jenis ikan dari Papua yaitu Glossolepis incisus, Melanotaenia boesemani, Melanotaenia praecox, dan Iriatherina werneri. Selain itu juga jenis ikan Rasbora argyritaenia dari Danau Maninjau Sumatera Barat dan Oryzias marmoratus dari Danau Towuti Sulawesi Selatan serta Gurami strain padang.
ADVERTISEMENT
Kerusakan ekosisten biota secara fisik antara lain dapat disebabkan oleh kerusakan daerah aliran sungai (DAS), pembendungan sungai, alih fungsi lahan, eksploitasi berlebihan, pemanfaatan perairan untuk usaha budidaya, pendangkalan, sedimentasi, penurunan tinggi muka air dan suhu yang meningkat. Sedangkan ancaman kerusakan secara kimia dipengaruhi oleh limbah domestik, industri dan penangkapan ikan menggunakan racun dan Kadar pH dalam air yang menurun atau meningkat.
Ancaman secara biologis adalah masuknya ikan jenis asing yang potensial yang bersifat invasi dan merupakan predator baik sengaja atau tidak sengaja, sehingga mengakibatkan bersaingnya mendapatkan tempat dan sumber pakan dan pada akhirnya mengganggu pada reproduksi.
Teknologi Domestikasi
Untuk mengurangi ancaman kerusakan ekosistem biota karena kerusakan baik secara fisik, kimia ataupun biologis, maka penerapan teknologi domestikasi merupakan salah satu alternatif. Domestikasi menurut Koo dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas manusia dengan mengambil atau mengangkat hidupan liar ikan hias dari alamnya untuk dipelihara pada kondisi terkontrol dan dikembangbiakkan dalam habitat buatan.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, domestikasi merupakan aktivitas menjinakan ikan hias yang ada di habitat asli di alam ke tempat pemeliharan terkontrol, misalnya kolam atau habitat buatan lainnya
Domestikasi ada dua macam yaitu Pertama, sistem ex situ: terpisah dari habitat alami. Kedua, sistem semi ex situ atau semi in situ yang masih melibatkan sumberdaya alami seperti air, sumber pakan, dan kondisi lingkungan perairannya. Domestikasi dengan sistem ex situ adalah budidaya terpisah dari habitat asli. Domestikasi seperti ini menjadi terkontrol, bebas pencemaran, jumlah terbatas, relatif mudah, parsial, spesifik, untuk produksi, pemulihan dan pemuliaan,
Tahapan Domestikasi
Tahapan domestikasi sistem ex situ terdiri dari: eksplorasi, koleksi hidup dan analisis kondisi ekologis dan biologis alami, transportasi, adaptasi kondisi terkontrol, analisis biologis. Tahapan domestikasi selanjutnya ikan teradaptasi mulai dari tahan hidup, tumbuh, reproduksi. Tahap berikutnya adalah pengembangan, optimaslisasi, peningkatan kualitas pada sistem reproduksi, peningkatan pertumbuhan, manipulasi pakan, lingkungan. Tahap terakhir yaitu pengembangan yang dapat dilakukan dengan manipulasi genetik dan pengembangan lebih lanjut atau pemuliaan.
ADVERTISEMENT
Domestikasi pada sistem semi ex situ atau semi in situ yaitu dibuat di habitat asli. Misalnya dengan cara membelokkan aliran sungai atau danau di antara ex situ dan in situ. Cara ini memiliki keunggulan multifungsi yaitu untuk produksi, edukasi, dan rekreasi masyarakat setempat dan pelestarian. Keuntungan lainnya masyarakat lokal bisa terdidik mampu memenuhi kebutuhan ekonomi, mampu menghargai, memahami, dan mempertahankan kelestarian sumberdaya alamnya,
Dengan demikian, dari paparan materi yang telah disampaikan oleh narasumber menyimpulkan yaitu biota ikan endemis dan biota ikan hias asli Indonesia khususnya ikan pelangi dalam kondisi terancam punah. Oleh sebab itu biota sebagai salah satu komponen ekositem yang memegang peranan namun rentan pada kondisi perubahan lingkungan ini perlu didomestikasi. Kegiatan domestikasi baik sistem ex situ dan semi ex situ selain untuk produksi dan ekonomi masyarakat juga dijadikan area edukasi dan rekreasi.
ADVERTISEMENT