Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Alvinia Christyani, Berjuang Menghapus Stigma Autisme di Masyarakat
23 Oktober 2023 15:19 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Dian Kusumawardani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang sering mendengar umpatan seperti itu? Terkadang umpatan seperti itu tidak hanya ditujukan pada anak yang benar-benar autis. Jika ada anak yang pendiam dan tidak suka bergaul, dengan mudahnya dia akan dicap "autis". Padahal menentukan seorang anak itu autis atau bukan, tentu harus melalui serangkaian diagnosis para ahli.
ADVERTISEMENT
Belum lagi jika ada anak yang memang didiagnosa autis. Anak-anak autis ini bahkan akan lebih sering diejek, dikucilkan, hingga seringkali menjadi sasaran empuk perundungan.
Stigma autis di Indonesia masih begitu kuat. Masih banyak masyarakat yang tidak tahu apa itu autis dan bagaimana menghadapi anak autis.
Padahal, jumlah penyandang autisme disinyalir meningkat terus di Indonesia, dengan tambahan 500 anak pengidap autis tiap tahun. Menurut data terakhir pada 2021, jumlah penderita anak Autisme di Indonesia naik drastis hingga mencapai sekitar 2,4 juta.
Jangankan masyarakat pada umumnya, rata-rata orang tua anak autis pun belum memahami tentang autisme itu sendiri. Tentu saja kondisi ini lebih memprihatinkan, ya. Sebab, saat anak di diagnosa autis, tentu saja butuh peran besar orang tua dalam mendampingi anaknya.
ADVERTISEMENT
Inilah yang akhirnya menjadi kepedulian, Alvinia Christyani, bersama temannya Ratih, dia pun mendirikan Teman Autis. Teman Autis ingin membersamai orang tua anak autis, agar bisa lebih optimal dalam mendampingi anak spesialnya. Selain itu juga ingin memberikan edukasi kepada masyarakat umum, agar lebih memahami autisme. Hingga akhirnya bisa menghapus setiap stigma dan perilaku diskriminasi pada penderita autis di masyarakat.
Menghapus Stigma dan Perundungan Pada Penderita Autis
Selain masih sering menjadi bahan olokan, kasus perundungan terhadap anak autis masih menjadi PR besar di Indonesia. Di tengah meningkatkannya kasus autisme, perundungan pada anak autis pun semakin banyak.
Sebuah studi dari peneliti The Conversation, mengungkapkanbahwa anak-anak dengan spektrum autisme lebih cenderung diintimidasi di sekolah menengah atas dibandingkan di sekolah dasar (tren yang berlawanan dengan anak-anak non-autis). Ada kemungkinan bahwa di sekolah menengah, perbedaan akibat autisme lebih terasa dan terlihat.
ADVERTISEMENT
Temuan tersebut juga menunjukkan bahwa anak-anak dalam spektrum autisme yang tidak memerlukan layanan kesehatan khusus memiliki risiko lebih besar untuk ditindas dibandingkan anak-anak dalam spektrum autisme yang membutuhkan layanan kesehatan khusus. Hal ini menyiratkan bahwa kebutuhan akan dukungan untuk anak-anak dengan autisme yang berfungsi lebih tinggi mungkin diremehkan.
Anak-anak dengan spektrum autisme yang tinggal di daerah dengan sumber daya sosial ekonomi rendah juga lebih mungkin mengalami perundungan dibandingkan anak-anak lain dalam spektrum autisme. Hal ini menyoroti pentingnya lebih banyak dukungan kesehatan mental dan perhatian terhadap kebutuhan perawatan sosial bagi anak-anak dari latar belakang kurang beruntung.
Sebuah kondisi yang memprihatinkan. Ini yang membuat Alvinia mendirikan Teman Autis. Bersama rekan-rekannya, ia berjuang menghapus stigma dan perundungan pada anak autis.
ADVERTISEMENT
Caranya, dengan memberikan edukasi dan advokasi kepada masyarakat seputar autisme. Beragam seminar dan workshop pun diadakan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Teman Autis, dibagikan di sosial medianya, @temanautis.
Harapannya, dengan program edukasi dan advokasi ini, pandangan masyarakat terhadap autisme berubah. Tak lagi dianggap sebelah mata. Melainkan dihormati sebagaimana manusia lainnya.
Temani Orang Tua Anak Autis
Teman Autis jjugauga menunjukkan kepedulian terhadap orang tua yang memiliki anak autis. Teman Autis menyadari, tidak mudah bagi orang tua untuk mendampingi anak autis. Pastinya butuh dukungan dari beberapa pihak.
Salah satu kendala terbesar yang dihadapi oleh orang tua anak autis adalah bagaimana caranya agar mereka bisa mendampingi anaknya dengan optimal, agar anak-anak autis tetap bisa mengembangkan potensinya di tengah keistimewaannya.
ADVERTISEMENT
Orang tua masih bingung, dimana tempat melakukan terapi ataupun sekolah yang tepat bagi anaknya yang autis.
Melalui websitenya, Teman Autis memberikan informasi penyedia layanan terapi, psikolog anak, maupun sekolah untuk anak autis. Website ini menjadi one stop information bagi para orang tua anak autis.
Mendukung Autisme Secara Daring dan Luring
Teman Autis dilaksanakan secara daring dan luring. Secara daring, dilakukan melalui wewebsitebsite dan Instagram. Website Teman Autis ini memberikan informasi dan panduan yang sangat lengkap tentang autisme. Isi website antara lain ; Tentang Autisme yang mengupas tuntas pertanyaan umum tentang autis, Direktori Klinik, Terapi, Sekolah, dan Direktori Komunitas yang menyajikan database klinik, terapi, sekolah, serta komunitas yang dapat kita sortir berdasarkan daerah, Tes Psikologi, Artikel, Info Acara, dan Terlibat Sekarang.
ADVERTISEMENT
Oh ya, yang perlu diketahui bahwa tes psikologi pada website Teman Autis tidak bisa menjadi diagnosa awal, melainkan sebagai screening awal untuk para orang tua. Teman Autis berkomitmen untuk mendorong para orang tua berkonsultasi dengan para ahli secara langsung. Butuh diagnosis tegak untuk mengetahui apakah anak memiliki sindrom autisme atau tidak.
Sedangkan, pada akun Instagram, Teman Autis memberikan rekomendasi kegiatan untuk orang tua dan anak, TaWa (tanya jawab seputar autisme), sekolah, klinik, dan tempat terapi, Special Instagram Live, Parents Bertanya, serta konten edukasi parenting lainnya.
Teman Autis juga menggelar acara secara luring, pada bulan Oktober 2022 yang bertajuk “Plan Your Future”. Tak disangka, acara ini berlangsung sukses. Teman Autis mengundang Gita Sjahrir yang juga seorang dewasa autistik yang sukses berkarir. Peserta acara ini bukan hanya orang tua, tapi juga beberapa dewasa autistik yang belum memiliki pekerjaan. Selain itu, mini gathering luring pertama Teman Autis ini juga turut mengundang public speaking coach untuk membantu dewasa autis lebih bisa membawa diri ketika interview kerja.
ADVERTISEMENT
Tak disangka, acara ini mendapat respon yang sangat positif dari orang tua dan peserta dewasa autistik. Beberapa hari setelah acara terselenggara, ada Direct Message (DM) yang masuk di Instagram Teman Autis dari peserta mini gathering. Rata-rata responnya positif. Peserta mulai percaya diri membuat CV di LinkedIn.
Hal ini tentu menjadi kabar bahagia sekaligus mengharukan untuk Alvinia. Dia tak menyangka, apa yang dilakukan oleh Teman Autis bisa sangat berdampak seperti itu. Membuatnya kian semangat berjuang di ranah edukasi dan advokasi autisme ini.
Terus Bergerak dengan Autis Berdaya
Alvinia terus bergerak, bersama Teman Autis dia semakin meneguhkan langkah di bidang autisme. Teman Autis memiliki program baru, Autis Berdaya.
Autis Berdaya merupakan program yang mulai diselenggarakan pada tanggal 2 Oktober 2023 dalam rangka memberikan layanan konsultasi online secara gratis.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini sudah lebih dari 100 peserta yang melakukan konsultasi gratis.
Kolaborasi
Teman Autis menyadari, untuk bisa membantu anak-anak autis, tentu tak bisa dilakukan sendirian. Oleh karena itu, Teman Autis mengajak para pihak untuk berkolaborasi.
Ada dua jenis peran yang bisa diambil, yaitu menjadi donatur atau relawan Teman Autis. Melalui kolaborasi ini, Teman Autis ingin semakin banyak orang yang peduli terhadap autisme di Indonesia.
Menerima Astra SATU Indonesia Awards
Kepedulian Alvinia terhadap autisme berbuah manis. Tak hanya mendapatkan respon positif dari masyarakat, tetapi juga mendapatkan perhatian dari PT. Astra, Tbk.
Berkat upayanya menghapus stigma autisme di masyarakat, dia pun mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards 2022.
Penghargaan ini membuat Alvinia bersyukur, sekaligus berharap banyak. Ke depannya akan semakin banyak sekolah, lembaga terapi, komunitas, maupun para ahli yang mau berjalan bersama dengan Teman Autis.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Alvinia juga berharap agar layanan konsultasi online semakin berkembang. Agar semakin banyak anak dan orang tua autis yang terbantu.
Teman Autis menjadi bukti nyata, bahwa kepedulian bisa menggerakkan kita untuk melakukan aksi nyata. Kepedulian Alvinia terhadap autisme, membuatnya melakukan aksi nyata bersama Teman Autis untuk menghapus stigma autisme di masyarakat.