Konten dari Pengguna

Menguak Kehidupan Mikroskopis “Purba” Arkea dalam Tumpukan Garam

Dian Alfian Nurcahyanto
Peneliti di bidang biosistematika arkea, Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN
28 September 2024 18:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dian Alfian Nurcahyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dian Alfian N, Mia Kusmiati dan Kusmiati
Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi - Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, BRIN
ADVERTISEMENT
Indonesia termasuk negara dengan garis pantai yang terpanjang di dunia serta memiliki laut terluas kedua berdasarkan Zona Ekonomi Eksklusif. Kondisi geografis ini menegaskan betapa pentingnya laut bagi Indonesia, baik dari segi strategis, ekonomi, maupun ekologi. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu produsen utama garam laut di dunia. Saat ini, garam di Indonesia diproduksi di berbagai wilayah seperti Madura (Jawa Timur), Cirebon dan Indramayu (Jawa Barat), Jawa Tengah serta Nusa Tenggara Barat.
Ladang garam di Madura (dok. pribadi)
Selain sebagai sumber daya strategis dan ekonomi, ladang-ladang garam di berbagai wilayah tersebut juga menawarkan lingkungan unik dengan kadar garam yang sangat tinggi. Kondisi ini menciptakan habitat khusus yang hanya dapat dihuni oleh mikroorganisme tertentu, seperti bakteri halotoleran, arkea halofilik serta mikroalga. Uniknya mikroorganisme-mikroorganisme tersebut memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekologi di ladang garam dan berpengaruh juga dalam nilai ekonomi dari lingkungan tersebut.
Pembuatan garam tradisional di Bali (dok. pribadi)
Arkea halofilik memberikan berbagai keuntungan, baik secara ekologis maupun industri. Dari segi ekologi, arkea ini dominan di lingkungan ekstrim seperti ladang garam. Kemampuannya untuk bertahan dan berkembang di kondisi sulit menunjukkan adaptasi metabolisme yang luar biasa, yang turut menjaga keragaman mikroorganisme dan stabilitas ekosistem di ladang garam tersebut. Selain itu, arkea halofilik juga berperan penting sebagai bioindikator dalam menilai kualitas dan kondisi ekosistem serta berperan dalam siklus nutrisi yang membantu keseimbangan ekologi. Sementara itu, dalam bidang industri dan ekonomi, arkea ini membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas garam dengan menghasilkan pigmen merah muda yang mempercepat penguapan air di tambak garam. Peran lainnya sebagai agen biodegradasi dan daur ulang materi organik, sehingga dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme lainnya. Arkea juga mampu mengurangi pengotor seperti diantaranya kandungan sulfur, nitrogen dan logam berat, sehingga kadar NaCl dalam garam menjadi lebih tinggi, dimana hal ini penting dalam proses produksi garam komersial. Tak hanya itu, beberapa spesies arkea halofilik mampu menghasilkan senyawa bioaktif yang potensial untuk pengembangan produk farmasi, seperti antibiotik atau senyawa antikanker, dengan struktur kimia unik yang tidak ditemukan pada mikroorganisme lain.
ADVERTISEMENT
Garam yang sudah dipanen di ladang garam Madura (dok. pribadi)
Arkea halofilik tidak hanya menantang batas kemampuan kehidupan, akan tetapi mikroorganisme ini juga memberikan pandangan berharga dalam ilmu pengetahuan dan aplikasi teknologi. Melalui keanekaragaman genetik dan metabolisme yang unik serta berbeda dengan mikrorganisme lain, arkea halofilik tidak hanya memperluas pandangan kita tentang batas-batas kehidupan, tetapi juga dapat menawarkan solusi inovatif untuk tantangan di bidang Kesehatan dan lingkungan.
Penampakan mikroorganisme arkea halofilik (dok. pribadi)
Secara awam, arkea sering disebut juga sebagai “mikroorganisme purba”, akan tetapi secara ilmiah, arkea berbeda dengan bakteri. Arkea disebut sebagai mikroorganisme purba disebakan karena hidupnya sering ditemui pada lingkungan ekstrim serta memiliki usia yang sangat tua secara evolusioner. Arkea halofilik merupakan mikrorganisme yang sangat menarik, tidak hanya karena kemampuan dalam beradaptasinya, akan tetapi potensi aplikasinya dalam industri bioteknologi dan energi terbarukan serta peran mereka dalam penelitian kehidupan awal di bumi dan astrobiologi. Kemampuan ini menyebabkan banyak penelitian yang mempelajari terkait kemungkinan adanya kehidupan di tempat-tempat seperti mars, venus dan lain-lain yang ada di sistem tata surya.
ADVERTISEMENT