Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perawatan Paliatif Sebagai Pilar dan Harapan Bagi Penderita HIV/AIDS
28 Oktober 2024 8:31 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Dian trisnawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan sejenis virus yang menginfeksi sel darah putih yang dapat menyebabkan kekebalan tubuh manusia mengalami penurunan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala yang timbul pada individu yang telah terinfeksi HIV. Menurut world health organization (WHO) diperkirakan terdapat 33,9 juta orang yang hidup dengan HIV pada akhir tahun 2023, dengan 1,4 juta anak usia 0-14 tahun dan 38,6 orang dewasa usia 15 tahun keatas. Penyakit HIV-AIDS dapat dikelompokan sebagai penyakit kronik, hal tersebut memiliki arti bahwa orang dengan HIV-AIDS (ODHA) akan merasakan gejala yang timbul akibat infeksi virus dalam jangka waktu yang lama.
ADVERTISEMENT
Perawatan paliatif sendiri adalah perawatan yang bersifat individu dengan fokus utama kepada pasien yang menerima perawatan setelah terdiagnosis dengan penyakit kronis yang mengancam jiwa dan tidak lagi responsif dengan pengobatan yang bersifat kuratif, seperti kanker, kegagalan organ tahap akhir yang tidak dapat disembuhkan, infeksi HIV-AIDS dan lainnya. Perawatan paliatif merupakan perawatan yang berfokus pada keringanan penderitaan yang pada intinya meneguhkan kehidupan dan tidak mempercepat atau menunda kematian tapi memandang bahwa kematian sebagai proses normal. Perawatan paliatif dapat diberikan bersama dengan upaya pemulihan, tujuan perawatan paliatif sendiri untuk mendukung individu dengan penyakit kronis atau mengancam jiwa untuk berfokus memaksimalkan kenyamanan, mengurangi stress, meringankan gejala yang timbul, dan memaksimalkan kualitas hidup. (Givler A, Bhatt H, Maani-Fogelman PA. 2023).
ADVERTISEMENT
Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Sastra, L., Wahyudi, W., & Faradilla, I. (2019), menemukan bahwa pasien dengan HIV/AIDS mengalami beberapa permasalahan seperti penurunan nafsu makan dan juga berat badan, demam, flu, insomnia, kelelahan, infeksi kulit dan lain sebagainya. Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) kerap mengalami beberapa permasalahan hidup terutama permasalahan psikologis yang tentunya hal tersebut akan berdampak pada spiritualitas penderita. Akibat dari hal tersebut tidak jarang akan meningkatkan resiko gangguan psikologis seperti, depresi, kecemasan, putus asa, harga diri rendah, dan merasa terisolasi dari lingkungannya yang akan berimbas pada gangguan kesehatannya secara fisik. Gangguan tersebut akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Disamping banyaknya permasalahan yang dialami oleh ODHA, individu dengan HIV/AIDS dituntut untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi sehingga berpengaruh pada kualitas hidup yang dimiliki (Liyanovitasari & Setyoningrum, 2020).
ADVERTISEMENT
Perawatan paliatif disini sangat penting dan diperlukan, terutama mengingat terjadinya peningkatan populasi individu dengan HIV. WHO sendiri merekomendasikan bahwa perawatan paliatif bagi ODHA adalah sebuah komponen penting dari perawatan komprehensif bagi penderita HIV/AIDS dikarenakan berbagai gejala yang mereka alami (Ahmed, M. H., dkk, 2023).
Dasar dari perawatan paliatif sendiri berpusat pada pasien dan keluarga. Perawatan paliatif memperhatikan individu secara keseluruhan memenuhi kebutuhan fisik serta emosional, sosial dan spiritual baik pasien maupun keluarga. Praktik keperawatan paliatif melibatkan pada pendekatan yang bersifat holistik dalam merawat pasien dengan penyakit kronis atau terminal, perawat paliatif melakukan evaluasi holistik kepada pasien termasuk evaluasi fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Perawat paliatif juga bertanggung jawab dalam memanajemen gejala yang dialami pasien seperti nyeri, mual, kelelahan dan lainnya. Dukungan psikosoisal juga diberikan kepada pasien dan keluarganya dalam menghadapi permasalahn psikologis seperti depresi, stress dan cemas yang sering dialami oleh pasien dengan penyakit terminal terutama ODHA. Aspek spiritual pada pasien disini juga diperhatikan, perawat paliatif akan mendukung dimensi spiritual dari pasien dengan memberikan ruang untuk berdoa, refleksi,meditasi atau pembicaraan tentang makna hidup dan kematian. Selama proses akhir hidup perawat memberikan dukungan baik itu fisik, emosional dan spiritual, dengan menerapkan praktik keperawatan paliatif yang holistik dan berorientasi pada pasien, akan membantu ODHA dan keluarga dalam menghadapi masa-masa sulit pada akhir hidupnya, mengatasi dampak stigma secara langsung, meningkatkan kepatuhan terhadap perawatan serta dapat memperkuat hubungan sosial dan dukungan. (Hasrima, et al. 2022)
ADVERTISEMENT
Pada era digital saat ini inovasi dalam teknologi dalam metode perawatan untuk HIV/AIDS telah banyak digunakan dan memainkan peran penting dalam meningkatkan aksesbilitas serta kualitas perawatan bagi pasien. Aplikasi mobile untuk dukungan paliatif bagi penderita HIV/AIDS sudah mulai banyak diciptakan, aplikasi ini sering menyediakan informasi edukasi seputar HIV/AIDS dan perawatan paliatif, sehingga dalam hal ini akan memberikan kemudahan bagi siapapun baik ODHA maupun keluarga atau masyarakat untuk bisa memahami kondisi dan pilihan perawatan yang tersedia. Dalam hal ini diharapkan pemerintah dapat mendukung pengembangan aplikasi atau platform digital yang memungkinkan pasien HIV/AIDS dan keluarganya untuk mengakses informasi mengenai perawatan paliatif, memantau perkembangan kondisi, serta berinteraksi dengan tim perawatan mereka secara online.
ADVERTISEMENT
Dengan pendekatan kebijakan yang komprehensif dan dukungan yang memadai, jangkauan perawatan paliatif bagi pasien HIV/AIDS dapat diperluas, memastikan bahwa setiap pasien mendapatkan perawatan yang layak, mengurangi rasa sakit, dan mendapatkan dukungan emosional serta sosial di masa-masa kritis. perawatan paliatif bagi pasien HIV/AIDS merupakan komponen penting dalam mendukung kualitas hidup mereka. Meskipun penyakit ini bersifat kronis dan penuh tantangan, perawatan paliatif berfokus pada keringanan penderitaan, baik dari segi fisik, emosional, sosial, maupun spiritual. Pendekatan holistik ini tidak hanya bermanfaat bagi pasien, tetapi juga bagi keluarga mereka dalam menghadapi masa-masa sulit.
Inovasi teknologi seperti telemedicine dan aplikasi mobile telah membantu memperluas aksesibilitas perawatan, sementara kebijakan kesehatan yang mendukung, termasuk dukungan terhadap pengembangan aplikasi digital dan penyebaran layanan ke daerah terpencil, diperlukan untuk meningkatkan jangkauan perawatan paliatif. Dengan dukungan kebijakan yang komprehensif, pasien HIV/AIDS dapat menerima perawatan yang tepat dan bermartabat, meningkatkan kepatuhan terhadap perawatan, serta mengatasi stigma sosial yang masih ada.
ADVERTISEMENT
REFERENSI
Ahmed, M. H., Ahmed, F., Abu-Median, A. B., Panourgia, M., Owles, H., Ochieng, B., ... & Mital, D. (2023). HIV and an ageing population—what are the medical, psychosocial, and palliative care challenges in healthcare provisions. Microorganisms, 11(10), 2426.
Givler A, Bhatt H, Maani-Fogelman PA. The Importance of Cultural Competence in Pain and Palliative Care. (2023). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493154/
Hasrima, et al. (2022). Keperawatan Paliatif dan Menjelang Ajal (Eds. L. Saltar, S. Kep., Ns., M. Kep., A. Kusnan, Dr., S. Kep., Ns., M. Kes., & I. Hafizah, Dr., M. Biomed). EUREKA MEDIA AKSARA. ISBN: 978-623-487-357-3.
Liyanovitasari, L., Setyoningrum, U. (2021). Gambaran Kualitas Hidup Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Indonesian Journal of Nursing Research (IJNR), 3(2), 75-82
ADVERTISEMENT
Sastra, L., Wahyudi, W., & Faradilla, I. (2019). Hubungan Kesehatan Spiritual dengan Kualitas Hidup Orang Dengan HIV/AIDS di Yayasan Lantera Minangkabau Support Padang.Jurnal Kesehatan Mercusuar,2(2)
World Health Organization. (2023). HIV data and statistics