Konten dari Pengguna

Peran Muhammadiyah dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Melalui Pendidikan

Diana May Nur Khasanah
Mahasiswi Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Semarang
9 Maret 2022 12:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diana May Nur Khasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Muhammadiyah sangat berkontribusi besar dalam mencapai kemerdekaan Indonesia sehingga bangsa Indonesia dapat terlepas dari belenggu penjajahan. Hal tersebut disebabkan oleh terobosan-terobosan yang dilakukan oleh Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
Dalam artikel ini akan membahas mengenai upaya yang dilakukan oleh Muhammadiyah sebagai ormas Islam dalam melakukan berbagai pembaharuan di segala bidang terutama bidang pendidikan. Seperti yang kita tahu bahwa pendidikan adalah salah satu “gudang” untuk menghasilkan orang-orang terpelajar yang dapat menentang dan berjuang memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan.

Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan pada 18 November 1912. Organisasi ini didirikan di Yogyakarta tepatnya di kampung Kauman. Beliau mendirikan organisasi ini karena keprihatinannya terhadap agama Islam di Indonesia yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Oleh karena itu, untuk meluruskan kembali ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini, Kiai Haji Ahmad Dahlan mendirikan organisasi ini sebagai aksi nyata beliau untuk umat Islam di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Faktor-faktor yang mendorong berdirinya Muhammadiyah sebagai berikut :
a. Faktor subjektif
Hal ini didasarkan pada pemikiran subjektif Kiai Haji Ahmad Dahlan yang berkaitan dengan tuntutan seorang muslim untuk melakukan kebaikan dan mencegah keburukan sehingga didirikanlah Muhammadiyah sebagai wadah masyarakat untuk belajar agama, melakukan perkumpulan dengan orang-orang sholih serta dijadikan sebagai wadah untuk menyiarkan agama Islam di masyarakat.
b. Faktor objektif
Faktor ini didasarkan pada keadaan nyata yang terjadi di lingkungan masyarakat. pada faktor ini dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal.
- Faktor internal
Faktor internal disebabkan oleh keadaan di dalam masyarakat. Berdirinya Muhammadiyah ini disebabkan oleh keadaan umat Islam yang ada di Indonesia itu sendiri. Banyak umat Islam yang ada di Indonesia dalam melakukan kehidupan sehari-harinya jauh dari syariat Islam seperti melakukan bi’dah dan syirik. Hal tersebut jelas melanggar hukum Islam. Selain itu, banyak masyarakat khususnya muslim di Indonesia yang mengalami kemiskinan, kebodohan, dan kemunduran sehingga mendorong Kiai Haji Ahmad Dahlan melakukan pembaharuan umat Islam diIndonesia.
ADVERTISEMENT
- Faktor eksternal
Faktor eksternal disebabkan oleh sesuatu hal yang terjadi di luar kehendak masyarakat. Berdirinya Muhammadiyah disebabkan oleh berbagai penyiksaan, penderitaan, dan kemunduran akibat penjajahan yang dilakukan oleh pihak kolonial Hindia-Belanda sehingga mendorong Kiai Haji Ahmad Dahlan untuk memerangi dan menentang hal tersebut melalui organisasi yang didirikannya. Selain itu, juga disebabkan oleh meluasnya penyebaran agama Nasrani di Indonesia dan kaum intelektual yang memandang bahwa ajaran agama Islam tidak dapat mengikuti perkembangan zaman.

Pendidikan sebagai Alat Muhammadiyah dalam Memperjuangkan Kemerdekaan

Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan politik. Pada masa pergerakan nasional, pembaharuan-pembaharuan di segala bidang tersebut sangat membantu dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Salah satunya adalah upaya Muhammdiyah melakukan perjuangan melalui pendidikan.
ADVERTISEMENT
Muhammdiyah sebagai organisasi yang fokus pada ajaran agama Islam dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan cara membangun pendidikan yang tidak jauh dari ciri khas agama Islam itu sendiri. Dalam membangun pendidikan, sekolah yang didirikan oleh Muhammdiyah berlandaskan pada ilmu pengetahuan yang akan membuat manusia mencapai kesempurnaan standar keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Selain itu, juga berlandaskan pada memerangi kebodohan sehingga menjadikan manusia yang berkualitas dan bermartabat.
Pembelajaran di sekolah yang didirikan oleh Muhammadiyah terdapat dua jenis yaitu pelajaran umum dan pelajaran agama. Hal tersebut merupakan perpaduan antara sistem pendidikan di sekolah Belanda dengan pesantren. Oleh karena itu, siswa yang menempuh pendidikan di Muhammdiyah tidak akan tertinggal dengan siswa yang menempuh pendidikan di sekolah Belanda maupun di pesantren. Bahkan, siswa yang menempuh pendidikan di Muhammdiyah mendapatkan ilmu pengetahuan yang sempurna karena tidak hanya ilmu pengetahuan umum saja, tetapi juga ilmu pengetahuan agama sehingga mampu mencetak generasi baru yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berakhlak mulia. Alumni dari Muhammadiyah ini diharapkan mampu menjadi generasi terpelajar yang dapat menyumbangkan pemikiran-pemikiran untuk mengupayakan Indonesia lepas dari belenggu penjajahan.
Ilustrasi kaum priyayi dan bangsawan. Sumber: museumpendidikannasional.upi.edu/Ceppy Hasan Basri
Keberadaan Muhammadiyah telah membantu dan berkontribusi besar dalam memperjuangkan hak-hak kemanusiaan dan keadilan bagi pribumi. Hak-hak kemanusiaan dan keadilan tersebut terlihat dari pemerataan akses pendidikan bagi pribumi yang tidak mempunyai kesempatan belajar di sekolah yang didirikan oleh Belanda. Hal ini disebabkan oleh pendidikan di sekolah Belanda mayoritas merupakan golongan keturunan Eropa, bangsawan, dan priyayi. Untuk rakyat pribumi dari golongan bawah tidak mendapatkan akses pendidikan seluas golongan atas. Oleh karena itu, dari perjuangan tersebut Muhammadiyah mampu mencetak generasi terpelajar melalui pendidikan yang didirikannya. Selain itu, Muhammadiyah juga berani mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial Hindia-Belanda dalam dunia pendidikan seperti menolak Lembaran Negara Nomer 550 Tahun 1905 tentang Ordonasi Pendidikan, Lembaran Negara Tahun Nomer 219 Tahun 1925 tentang Pengawasan Guru serta Lembaran Negara Nomer 494 dan 495 Tahun 1932 tentang Penutupan Sekolah Liar.
ADVERTISEMENT
Pembaharuan dan tindakan tegas Muhammdiyah dalam dunia pendidikan di Indonesia memberi harapan besar untuk Indonesia melawan penjajahan melalui generasi terpelajar. Dan kehadiran pendidikan yang didirikan oleh Muhammadiyah ini mampu memberantas kebodohan karena pada masa penjajahan kolonial Hindia-Belanda tidak semua lapisan masyarakat dapat menimba ilmu di sekolah Belanda. Oleh karena itu, pendidikan yang didirikan oleh Muhammadiyah ini dapat menjadi salah satu “pedang” yang ampuh untuk memukul mundur penjajahan di Indonesia.

Referensi

Anis, A. (2019). “Muhammadiyah dalam Penyebaran Islam”. Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani, 5(2), 65-80.
Hanifah, A. (2020). “Peran Muhammadiyah dalam Menghadapi Kebijakan Pemerintah Hindia-Belanda Tahun 1912-1942 (Doctoral dissertation, UIN Raden Fatah Palembang).
Rusydi, R. (2016). “Peran Muhammadiyah (Konsep pendidikan, Usaha-usaha di Bidang Pendidikan, dan Tokoh)”. TARBAWI: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(2), 139-148.
ADVERTISEMENT