Konten dari Pengguna

Tantangan Literasi Masyarakat di Era Media Sosial: Fakta atau Hoaks?

Diana Wardani Zuhroh
Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris di Universitas Airlangga
2 November 2024 15:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diana Wardani Zuhroh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tantangan dan Peluang Literasi Masyarakat di Era Media Sosial: Fakta atau Hoaks? (Sumber: Canva)
zoom-in-whitePerbesar
Tantangan dan Peluang Literasi Masyarakat di Era Media Sosial: Fakta atau Hoaks? (Sumber: Canva)
ADVERTISEMENT
Apakah kalian pernah membuat atau menemukan postingan di media sosial yang kalian gunakan untuk membagikan sebuah informasi menarik? Atau untuk berpendapat terhadap suatu isu? Yuk simak bersama!
ADVERTISEMENT
Seiring dengan perkembangan teknologi digital di era modern ini, informasi yang kita terima melalui media sosial semakin beragam. Menurut data Statista, lebih dari 170 juta pengguna internet di Indonesia menghabiskan rata-rata 3,5 jam sehari di media sosial, menjadikannya sebagai sumber utama untuk mendapatkan informasi. Namun, dengan cepatnya arus informasi ini, kita juga berisiko menerima informasi palsu atau hoaks. Hal ini telah menjadi suatu hal yang memungkinkan masyarakat dengan cepat untuk memberikan sebuah pandangan dari apa yang mereka terima dari media sosial tersebut. Oleh karena itu, literasi digital menjadi sangat penting untuk membantu masyarakat berpikir kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh berita yang tidak benar.
Literasi Digital dan Dampaknya
Literasi digital didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengevaluasi, menggunakan, dan menemukan informasi dari media sosial secara etis dan efektif. Platform seperti Instagram, TikTok, dan X (Twitter) tidak hanya berfungsi sebagai tempat hiburan, tetapi juga sebagai pusat penyebaran informasi. Kehadiran algoritma yang mendorong konten berdasarkan preferensi pengguna dapat memperkuat bias dan membatasi perspektif yang diterima.
ADVERTISEMENT
Informasi yang didapatkan dari media sosial juga menawarkan peluang bagi masyarakat untuk memperdalam pengetahuan. Misalnya, akun-akun yang membagikan informasi akademis dapat membantu pelajar belajar di luar lingkungan sekolah. Masyarakat juga bisa berdiskusi lebih lanjut dengan teman atau keluarga, berbagi perspektif dari informasi yang mereka terima.
Tantangan: Penyebaran Informasi Palsu
Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah penyebaran informasi palsu. Sebuah studi oleh TII (Teknologi Informasi Indonesia) menemukan bahwa 60% pengguna media sosial di Indonesia mengaku pernah menerima berita hoaks. Penyebaran informasi dapat dengan cepat meluas ke platform lain, terutama jika masyarakat tidak memiliki keterampilan berpikir kritis untuk memverifikasi informasi. Banyak orang merasa bingung dan terjebak dalam perdebatan dengan informasi yang salah, yang dapat mengakibatkan kerugian reputasi.
ADVERTISEMENT
Inisiatif untuk Meningkatkan Literasi Digital
Di Indonesia, beberapa inisiatif telah berhasil meningkatkan kesadaran akan literasi digital. Salah satunya adalah kampanye #CekFakta, yang diinisiasi oleh beberapa platform media dan komunitas jurnalis. Kampanye ini membantu masyarakat memverifikasi kebenaran informasi di media sosial dan memberikan panduan untuk mengenali berita palsu. Contoh kasus yang menonjol adalah saat #CekFakta berhasil membongkar banyak berita hoaks terkait pandemi COVID-19, yang berpotensi menyelamatkan banyak jiwa.
Komunitas dan institusi juga aktif mengadakan diskusi dan workshop untuk meningkatkan literasi digital. Program-program ini, sering didukung oleh influencer dan tokoh publik, membantu menjadikan literasi digital keterampilan esensial di era modern.
Menghadapi Arus Informasi dengan Bijak
Dengan pesatnya kemajuan teknologi dan peran media sosial yang semakin besar, literasi digital adalah kunci untuk menghadapi tantangan informasi di era modern. Meskipun kita tidak dapat menghentikan arus informasi yang cepat, kita bisa belajar menghadapinya dengan bijak. Mari kita dukung program literasi digital agar lebih banyak orang dapat menggunakan media sosial dengan cara yang kritis dan konstruktif. Dengan meningkatkan literasi digital, kita tidak hanya melindungi diri dari informasi palsu, tetapi juga membantu membangun ekosistem informasi yang lebih kredibel dan dapat dipercaya.
ADVERTISEMENT
Sumber: