Keluh Kesah Pelajar Saat PTM di Masa Pandemi

diandrakiranaa
saya pelajar SMA Kolese Gonzaga yang ingin mengembangkan hobi saya untuk hal yang berguna.
Konten dari Pengguna
9 Agustus 2022 18:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari diandrakiranaa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
Covid-19 menyebabkan berbagai perubahan pada cara hidup masyarakat di berbagai bidang. Perubahan keadaan memaksa masyarakat untuk beradaptasi pada kebiasaan baru yang biasa dikenal dengan "new normal". Aktivitas yang sebelumnya dijalankan secara langsung dengan kontak fisik berubah seketika menjadi serba online. Keadaan ini berlangsung selama hampir dua tahun dan masyarakat mulai terbiasa dengan "new normal" yang telah diterapkan. Namun, kondisi "new normal" berperan sebagai pengganti keadaan sebelumnya dan kondisi saat ini mulai membaik sehingga keadaan sebelum Covid-19 sedikit demi sedikit mulai kembali. Lantas, dengan perubahan yang kembali terjadi apakah ada perbedaan dan dampak bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kondisi kehidupan masyarakat mulai kembali seperti sebelum Covid-19 termasuk sekolah yang kembali menerapkan pembelajaran tatap muka. Terjadi transisi pada pembelajaran jarak jauh yang kembali dengan diterapkannya pembelajaran tatap muka. Lantas, apakah dampak yang dirasakan oleh pelajar dengan kembali diterapkannya pembelajaran tatap muka?
Setelah pemerintah memperbolehkan masuk sekolah secara offline, tentunya setiap siswa siswi merasakan bahwa adanya perubahan atau transisi yang dialami dari online ke offline. Berdasarkan dari kehidupan siswa siswi yang bersekolah secara offline, seringkali terdengar bahwa ada yang positif sebelum atau sehabis sekolah. Dan karena itu, banyak siswa siswi yang harus isolasi dan juga tidak mengikuti pelajaran sepenuhnya. Maka, munculah rasa takut dan ragu terhadap diri mereka sendiri dikarenakan banyak teman temannya yang positif sehingga mereka takut jika tertular. Akibatnya, tidak sedikit sekolah yang harus ditutup diakibatkan kasus covid-19 ini. Seperti yang dikutip dari CNN (2022) terjadi kasus 39 sekolah di Jakarta tutup akibat covid-19.
ADVERTISEMENT
Dalam permasalahan ini memerlukan adanya solusi untuk mengurangi dan mengembalikan kualitas kesehatan murid seperti sedia kala sebelum pandemi melanda. Adaptasi sangat dibutuhkan oleh para pelajar saat ini, beradaptasi dengan pembelajaran yang mengharuskan kembali di kelas dan mengikuti secara langsung, dari yang awalnya mungkin berada di kamar dan ditemani dengan kenikmatan yang ada, kini harus bisa kembali produktif dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) selain murid yang harus beradaptasi, sekolah juga harus beradaptasi lagi dengan membuat jadwal yang perlahan mengembalikan ke jadwal normal sebelum adanya pandemi, sehingga para murid dapat beradaptasi dengan mudah dan bisa menyesuaikan diri lagi dengan jadwal yang padat karena tidak menutup kemungkinan jika jadwal yang diberikan langsung padat, membuat siswa mudah lelah dan membuat imun menurun yang membuat mudahnya covid-19 merebak. jika ada murid yang terpapar covid-19 sekolah juga harus menanggapi dengan cepat sehingga virus tersebut tidak menyebar terus menerus kepada murid yang lain. mungkin bisa saja menggunakan sistem PJJ dalam beberapa hari kedepan sehingga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak terhambat sampai murid dinyatakan sehat secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Transisi sistem pembelajaran dari online ke offline di sekolah memunculkan dampak yang besar, terlebih lagi dari sisi negatifnya. Apalagi saat ada siswa yang terpapar Covid-19 di sekolah, penyebaran akan terjadi dengan sangat cepat karena kegiatan pembelajaran dalam kondisi 100% pertemuan tatap muka (PTM). Hal ini nantinya membuat kegiatan belajar terhambat karena banyaknya siswa yang terpapar Covid-19. Sekolah dituntut untuk lebih tegas dalam mensosialisasikan dan memperketat protokol kesehatan di setiap kegiatan siswa di sekolah, sehingga kedepannya bisa mencegah penularan dan memperkecil kemungkinan penyebaran Covid-19. Kesadaran para siswa juga dibutuhkan untuk lebih menjaga dirinya dari paparan Covid-19 terutama untuk tidak bergerombol dan mengurangi kontak fisik antara siswa. Diharapkan dengan ini bisa membangkitkan dan menambahkan kesadaran diri atas bahayanya Covid-19 dan betapa cepatnya penyebaran virus tersebut.
ADVERTISEMENT