Konten dari Pengguna

Penurunan Devisa Sektor Pariwisata Akibat Pandemi COVID-19

Dianira Amirah Luthfia
Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Katolik Parahyangan
17 Februari 2021 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dianira Amirah Luthfia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi peta pariwisata Indonesia Foto: Dok. Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peta pariwisata Indonesia Foto: Dok. Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Dari banyaknya pulau yang ada, Indonesia memiliki banyak keberagaman mulai dari kebudayaan sampai bahasa yang digunakan di setiap pulau. Keberagaman yang ada tersebut menjadi daya tarik bagi masyarakat lokal maupun internasional untuk berwisata. Kesempatan itu yang dimanfaatkan setiap penduduk untuk membuka objek pariwisata yang berciri khas suatu daerah tertentu.
ADVERTISEMENT
Fasilitas serta layanan yang ada dalam kegiatan-kegiatan wisata difasilitasi oleh masyarakat dan pengusaha di bidang pariwisata, serta lembaga pemerintah dan pemerintah daerah. Pariwisata merupakan salah satu penyokong perekonomian Indonesia, namun hal tersebut terhambat dengan adanya pandemi ini.
Salah satu sumber pendapatan devisa negara adalah pariwisata. Devisa dapat diartikan sebagai sebuah nilai dari kekayaan yang dimiliki negara dalam bentuk mata uang asing dan nilai kekayaan tersebut perlu diakui secara global. Devisa digunakan sebagai proses pertukaran antar negara dan menjadi cadangan moneter. Sebagai cadangan yang penting bagi perekonomian negara, sumber devisa perlu dijaga.
Sumber devisa negara antara lain berasal dari kegiatan ekspor, perdagangan jasa, pinjaman luar negeri, tenaga kerja di luar negeri, dan tentunya pariwisata. Tidak hanya sebagai alat pembayaran, devisa juga menjadi salah satu aktivitas hubungan internasional dengan negara-negara lain. Kedutaan Besar juga dibiayai oleh devisa untuk menjalankan fungsinya. Pendapatan devisa dari sektor pariwisata berada di urutan keempat setelah migas, batu bara dan kelapa sawit sebagai penyokong devisa terbesar di tahun 2015.
ADVERTISEMENT
Dari data Kementerian Pariwisata tahun 2015, sektor pariwisata berkontribusi sebesar US$ 12,33 miliar atau setara dengan Rp 169 triliun. Empat tahun kemudian, pendapatan devisa sektor pariwisata mengalahkan migas dan hasil ekspor di tahun 2019. Pemerintah menargetkan 20 juta wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia di tahun 2019 untuk mencapai target pendapatan devisa dari sektor pariwisata sebesar US$ 20 miliar.
Namun, di tahun 2020 ini wisata di Indonesia sangat menurun akibat pandemi COVID-19. Akibat pandemi ini, kondisi pariwisata Indonesia mundur 20 tahun jika dilihat dari dari data wisatawan mancanegara yang berkunjung. Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Agustini Rahayu, mengatakan bahwa data hingga September tahun 2020, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara hanya mencapai 3,5 juta orang.
ADVERTISEMENT
COVID-19 atau coronavirus disease 2019 adalah pneumonia baru di awal tahun 2020 yang mulai mewabah dari kota Wuhan, Provinsi Hubei. Wabah yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 ini menyebar ke lebih dari 190 negara dan teritori tanpa jeda. Penyebaran wabah COVID-19 ini tentunya sangat mempengaruhi kehidupan sosial dan berdampak luas bagi perekonomian dunia.
COVID-19 yang berlangsung sejak Maret hingga Juni 2020, berakibat pada menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Kunjungan wisatawan mancanegara di bulan Januari hingga Juni 2020 hanya mencapai 3.089.659 wisatawan, jumlah tersebut menurun sebesar 59,96% dari bulan Januari hingga Juni 2019 yang mencapai 7.715.512 wisatawan. Pandemi ini juga berdampak terhadap penurunan wisatawan domestik sebesar 69,09% dari bulan Januari hingga Juni 2019 yang mencapai 275.000.000 wisatawan, sedangkan pada Januari hingga Juni 2020, wisatawan domestik hanya menyentuh angka 85.000.000 wisatawan.
ADVERTISEMENT
Menurut peneliti bidang ekonomi The Indonesian Institute, Muhamad Rifki Fadilah, penurunan di sektor pariwisata ini sangat berdampak besar ke sektor-sektor lain yang bergerak di bidang pariwisata seperti sektor perhotelan, penerbangan serta sektor makanan dan minuman milik UMKM yang merupakan penyokong bagi sektor pariwisata.
Pada kuartal II tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penyusutan yang cukup dalam hingga mencapai 5,32%. Indonesia dipastikan masuk ke jurang resesi jika kuartal III pertumbuhan ekonomi kembali mengalami penyusutan. Sejumlah sektor industri pun alami kerugian akibat pandemi virus COVID-19 ini, tidak terkecuali industri pariwisata. Pemerintah Indonesia berupaya untuk memulihkan pariwisata Indonesia.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan pelaku usaha di bidang pariwisata untuk kembali meraih kepercayaan wisatawan dan meningkatkan pariwisata Indonesia. Kemenparekraf menyusun protokol berbentuk video edukasi dan handbook bernama Cleanliness, Health and Safety (CHS). Selain pemerintah, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata juga harus melakukan upaya untuk membantu meningkatkan devisa negara di sektor pariwisata dan tentunya untuk mempertahankan kinerja bisnis di tengah kondisi perekonomian yang masih belum stabil ini. Pelaku usaha bisa memanfaatkan tiga strategi yaitu optimizing digital platform, wait and see strategy, dan bundling products.
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor terpenting dalam menopang perekonomian Indonesia, maka diperlukan partisipasi dari berbagai pihak untuk dapat meningkatkan kembali devisa sektor pariwisata Indonesia yang anjlok akibat pandemi COVID-19 ini. Pemerintah harus bisa meningkatkan kembali kepercayaan wisatawan baik domestik maupun mancanegara karena Indonesia mengalami lack of trust, sehingga semua pihak yang berada di bidang pariwisata harus berupaya bersama meningkatkan kepercayaan terhadap wisatawan.
Selain itu, perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata harus bisa melakukan strategi bisnis, salah satunya adalah dengan memanfaatkan platform digital. Masyarakat juga berperan penting dalam proses ini sehingga pariwisata Indonesia bisa kembali normal dan devisa sektor pariwisata bisa kembali melambung serta mengembalikan keproduktivitasan dan efisiensi di sektor pariwisata. Namun, untuk meningkatkan kembali pariwisata Indonesia harus tetap mengimplementasikan protokol kesehatan dan memperhatikan kenaikan kasus COVID-19.
ADVERTISEMENT